NovelToon NovelToon
KETOAS ALAY DAN BAD BOY

KETOAS ALAY DAN BAD BOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Ketos / Balas Dendam
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ayinos SIANIPAR

KETOS ALAY yang sedang mengincar murid baru disekolahnya, namu sitaf pria itu sangat dingin dan cuek, namun apakah dengan kealayannya dia bisa mendapatkan cinta Pria itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayinos SIANIPAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 19

KEMBALI SEMANGAT

Mentari telah muncul dan menampakkan semangatnya dengan cerah, sesuai isi hati Nifa yang semangat. Dia kembali membuat sebuah nasi goreng dan jus jeruk yang selalu diberikannya pada Farel.

"Hmm, mudah-mudahan Farel menerimanya kan gue sudah jadi pacarnya walaupun bohongan."

"Rel, Rel, Rel, bentar dong!" teriak Nifa dari belakang Farel sambil sedikit berlari sedangkan Farel seperti biasanya yang selalu mengabaikan kata-katanya. Hingga membuat Nifa harus berlari dan akhirnya dia menarik baju Farel agar berhenti.

"Lo apaan sih pagi-pagi?" ujar Farel kembali ke tabiat semula. Anak ini kayaknya hanya ingin merasa dikejar-kejar Hanifa saja mungkin ya?

"Farel, lo itu harus nurut atau enggak sedikit hargai deh, lo lupa kalau gue itu pacar lo?" ucap Nifa menyadarkan status mereka berdua. Kesal. Itulah yang dirasakan Farel saat mendengar kata-kata Nifa yang sejujurnya kalau itu memang fakta yang harus diterima Farel saat ini.

"Baik, sekarang lo mau apa?" tanya Farel mulai menyadarkan dirinya sendiri dari fakta itu.

"Gue cuma mau ngasih bekal buat lo, biar lo enggak kelaparan," ujar Hanifa dengan senyuman manisnya itu.

"Sudah gue bilang kalau gue enggak mau makan bekal dari lo, Nif," ujar Farel menolak.

"Kenapa?" tanya Hanifa kesal.

"Gue sudah pernah makan bekal lo, bekal lo enggak enak, enakan lagi bekal dari Desti, dan gue juga mau ngasih ini," Farel pun berbohong.

"Lo bohong, Rel, jelas-jelas yang buat bekal makanan itu gue, gue hanya menitipkan ke Desti," ucap Nifa dalam hatinya dengan sedikit kecewa.

"Mending gue yang makan, kan sayang kalau enggak ada yang makan," tiba-tiba Rendi datang dan ikut bicara. "Lo juga sering buatin gue bekal kan dulu, gue jadi rindu masa-masa dulu, Nif," sambung Rendi pada kata-katanya. Nifa merasa bad mood, dan akhirnya Nifa pun memberi Rendi bekal itu. Tapi apa maksud Rendi tadi? Apakah dia mau minta balikan ke Hanifa?

"Nah gue kasih sama lo, anggap saja gue sedekah, kalau soal tentang rindu, kita sama-sama rindu, tapi gue berusaha lupain semuanya," ucap Nifa pada Rendi, sedangkan Farel yang melihatnya seketika hatinya sakit bagaikan ditusuk beribu-ribu panah. Aneh lo, Rel.

"Kamu itu enggak cocok banget ngomong gue-lo ke aku, kita lebih cocok ngomong aku-kamu," ucap Rendi berkomentar tentang kata-kata Nifa.

"Mau lo apa sih, Ren? Kenapa gue mau lupain lo tapi lo tiba-tiba datang?" ujar Hanifa ke Rendi kesal. What? Jadi Hanifa belum move on sepenuhnya nih ceritanya?

"Berarti lo belum lupain gue dong? Gue cuma mau bilang gue masih sayang sama lo," ucap Rendi pada Nifa, seketika Farel yang emosi langsung angkat bicara.

"Lancang banget lo ngomong gitu ke pacar gue? Enggak tahu diri banget sih lo? Mau lo apa sekarang?" ucap Farel dengan emosi yang meluap-luap.

"Jadi kalian sudah pacaran? Cepat banget lo berpaling dari gue ya," ucap Rendi tidak menyangka. Rendi sendiri tidak berkaca.

"Lo sendiri bagaimana? Lo putusin dia cuma gara-gara ingin dekat sama Silvi kan, terus apa hak lo ngatur hidup yang bukan pacar lo lagi?" ucap Farel dengan sangat menantang. Farel pun menarik tangan Nifa dan mengajak Nifa pergi dari tempat itu. Setelah tempat sepi yang dituju pria itu, dia pun menghempaskan gadis yang ia tarik itu.

"Gue enggak mau lihat lo dekat sama Rendi lagi, dan gue mau tahu lo harus lupain Rendi, atau enggak gue bakalan buat lo nangis," ucap Farel dengan sangat menakutkan hingga membuat Nifa menutup matanya, gadis itu enggak berani menatap Farel yang kelihatannya emosi. Tangan yang dicengkeramnya begitu kuat, hingga terasa nyeri bagi Nifa.

"Lo juga enggak boleh ketemu sama dia, apalagi bicara, kalau lo enggak mau gue buat menderita," Farel menghentikan ucapannya.

"Lihat gue kalau lo benar-benar menuruti kata-kata gue," pinta Farel pada Nifa. Nifa dengan rasa takut pun menatap wajah Farel. Tangannya yang gemetar, mukanya yang pucat, cengkeraman tangan yang masih ketat di tangan Nifa membuat Nifa menangis.

"Guuueee minta mmmmaaaaaffff," ucap Nifa dengan gugup dan takut. Entah apa yang dipikirkan Nifa, hingga dia pun menangis. Farel jauh lebih seram dari biasanya. Biasanya Hanifa hanya tertawa gemas melihat Farel marah.

"Hiks, hiks, hiks."

"Lemah! Segitu saja lo sudah nangis?" teriak Farel tepat di kuping Nifa.

"Gue memang lemah, tapi gue sudah berusaha sekuat mungkin buat tetap tegar di hadapan lo, Rel, sekarang caci gue, jika itu yang lo mau, gue rela, Rel, gue enggak peduli buat itu," ucap Nifa dengan berusaha menahan air mata, namun air mata itu tak tertahan. Farel hanya menatapnya tak habis pikir, tangannya mencengkeram pergelangan tangan Nifa semakin kuat hingga membuat Nifa kesakitan.

"Aduh, Rel, please lepaskan genggaman tangan lo, sakit tahu!" ucap Nifa merintih kesakitan. Farel bukannya melepaskannya namun semakin gencar mencengkeramnya dengan sekuat tenaga, Nifa yang kesakitan tiba-tiba mimisan.

"Nif, hidung lo kenapa?" tanya Farel cemas.

Nifa menarik tangannya dari cengkeraman Farel, dan melap cairan merah yang ada di hidungnya, dia pergi sambil menangis. Hatinya terasa perih melihat gadis yang akhir-akhir ini membuatnya rindu kembali terluka oleh perbuatannya. "Maafin gue, Nif," ucap Farel lirih dari jauh.

"Nif, lo mimisan lagi, Nif?" ucap Sarah yang khawatir dengan keadaan sahabatnya. Hanifa yang berlari ke arah UKS setelah lepas dari cengkeraman pria aneh namun dia cintai itu.

"Gue enggak apa-apa kok, Sar, cuma lagi pusing saja, makanya jadi bawaannya gini," ujar Hanifa berbohong.

"Makanya jangan terlalu banyak pikiran kali, semua masalahmu enggak usah dipikirkan dulu ya, Nifa, cerita ke gue," ujar Sarah ke Hanifa sembari melap mimisan Hanifa dengan tisu.

"Makasih, Sar, perhatiannya," ucap Nifa seraya memeluk Sarah.

"Sar, izinkan gue ke guru ya, bilang gue di UKS nanti ya, gue mau istirahat saja dulu," ucap Nifa memohon pada sahabatnya itu.

"Oke, sip, beres deh, nanti istirahat bakalan gue jenguk lo ya, gue belajar dulu," ujar Sarah sembari ke kelas, yang diiringi bel masuk kelas.

"Semangat belajarnya," ujar Hanifa.

"Rilekskan pikirannya," Nifa berbicara kepada dirinya. Kini yang menjaga adalah Agung, Agung adalah seorang wakil ketua ekstrakurikuler UKS. Gue sih pengin daftar sebagai ketua, tapi karena gue sudah memegang ketua OSIS maka gue pilih mundur.

"Eh Nifa, lo sakit apa?" tanya Agung yang sedang berjaga di UKS.

"Gue cuma pusing saja nih, Gung," jawab Hanifa lembut.

"Ohh, ini lo ada obat pribadi?" tanya Agung memastikan obatnya sebelum meracik obat sendiri.

"Iya gue ada kok bawa dari rumah," ujar Hanifa pada Agung.

"Selamat istirahat ya, Nif, jangan terlalu mikiran Farel, kan jadi kayak gini," ujar Agung bercanda.

Istirahat pun tiba, sesuai janjinya Sarah menjenguk Nifa, tapi bukan cuma Sarah, ikut juga Farel.

"Nif, lo sudah makan enggak? Gue belikan roti ya?" ucap Sarah khawatir. Setelah sampai di UKS. Sarah juga membawakan obat-obatan dari tas Hanifa. Yah, Hanifa selalu siap siaga dengan obat-obatan di tasnya.

"Lo enggak usah repot-repot, Sar, lo di sini saja gue sudah senang kok," ucap Nifa tersenyum.

"Nifa, ini buat lo, lo harus minum, lo itu lemah banget sih cuma pusing saja harus ke UKS," ucap Farel yang datang tiba-tiba marah-marah. Farel memberikan roti dan minuman yang ternyata sedari tadi sudah dibeli untuk Hanifa.

"Lo marah sama gue, Rel? Bahkan lo enggak merasa bersalah atas apa yang lo perbuat tadi, gue benar-benar bodoh bisa suka sama orang yang enggak pernah mikirin perasaan gue," ucap Nifa dalam hati dengan lirih.

"Selamat ya, Nif, akhirnya hal yang lo inginkan terjadi, ternyata kalian jadi pacaran, perjuangan lo hebat, Nif," ucap Agung bangga pada Nifa.

"Lo apaan sih, Gung, baru gitu doang," ucap Nifa, sedangkan Farel malah tersenyum miris.

"Apa? Nif, lo bego ya? Jelas-jelas lo tahu kalau Farel suka sama adik lo, Silvi tapi lo masih maksain hati," ucap Sarah dengan sengaja, karena dia kasihan dengan sahabatnya itu.

"Maksud lo adiknya?" tanya Farel sama Sarah. Bukan Sarah yang menjawab, tapi Agung.

"Sebenarnya, Nifa sama Silvi itu kakak adik, tapi tiri," ucap Agung memperjelas. Yah, belakangan ini Hanifa sering curhat ke Sarah dan Agung, dia percaya mereka berdua enggak bakalan mengkhianati Hanifa.

"Itu enggak ada masalahnya sama hubungan kami," ucap Nifa memberontak. Sedangkan Farel merencanakan sesuatu dalam benaknya.

"Gue lelah we, gue mau istirahat dulu ya," ucap Nifa yang mencoba menahan sakit di kepalanya, entah hal apa yang sedang dirasakan gadis itu saat ini.

1
Elisabeth Ratna Susanti
top banget 🥰
Petrichor_petc 🌧️🍃
aku suka💓
Elisabeth Ratna Susanti
top banget 🥰
Blue Angel
hadiiir kak
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍🥰
Elisabeth Ratna Susanti
like 🥰
Elisabeth Ratna Susanti
keren 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Elisabeth Ratna Susanti
seru part ini good job Thor ♥️
Avalee
Emang bodoh, lagian lu jadi cowok kasar bgt, tabok nih? 👊🏻
Avalee
Lucu bgt confess langsung dong 😍😍
Avalee
Awas, ntar falling in love nyahoo lu wkkkk
Avalee
Muak bgt ama ulerrr, tukang nikung lagi 🫵🏻😌
Blue Angel
hadiiir Kaka
Heldawati Sianipar
kisah sendiri ini ya?
Heldawati Sianipar
sangat bagus dan tidak bosan untuk membaca Bu ya
SONIYA SIANIPAR
luar biasa
SONIYA SIANIPAR
keren
Blue Angel
salam kak
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!