(🌶️🌶️🌶️🌶️)
cerita mengandung cabe rawit. Pandai lah dalam membaca.
Matahari pagi baru saja menampakan diri. Gea sudah dikejutkan dengan lamaran yang datang menghampirinya bagaikan Sambaran petir.
Ia dipaksa menikahi calon pamannya yang dinyatakan cacat setelah kecelakaan yang menimpahkannya.
Tak ingin bersanding dengan pria cacat, sang Tante pun memilih kabur membawa uang sebesar 5 trilliun.
Bagaimana kelanjutannya?
yuk mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu tahun kemudian༼;´༎ຶ ༎ຶ༽
...🚩🚩🚩...
...(Satu tahun kemudian)...
...Setelah kejadian canggung itu, Alby menghilang bagai ditelan bumi, semua pekerjaannya diserahkan kepada Farhan. Jika terjadi hal mendesak, Pak Frank lah yang menanganinya....
...Gea menjalani harinya dan bersekolah seperti biasa, hingga akhirnya Niko dan Gea pun dinyatakan lulus. Dan mereka berencana akan kuliah di luar negeri bersama....
...Hari ini adalah hari ulang tahun Gea yang ke 19 tahun. Semua orang tengah sibuk mempersiapkan acara untuk merayakannya, namun entah mengapa Gea terlihat murung duduk terdiam di kamarnya, seolah ada sesuatu yang hilang....
"Hah...." Gea menghela nafas berat, bangkit dari duduknya berjalan mendekati wall closet.
...Setelah selesai mengganti dress pesta berwarna putih, tak lupa Gea memakai kalung berlian pemberian sang ibu dan gelang, lalu ia menyemprotkan parfum....
...Gea melangkah keluar dari dalam kamarnya menuju anak tangga. Di lantai bawa, terlihat para pelayan berbaris rapi menyambut seseorang, Gea menghentikan langka kakinya menatap ke bawa dengan penasaran....
...Seorang pria berbadan tinggi, tubuh atletis memakai setelan rapi berjalan masuk memancarkan aura dingin dan dominan. Perlahan Gea melanjutkan langka kakinya menuruni anak tangga hingga tiba di lantai bawa, dan berpapasan dengan pria tersebut, kedua mata mereka pun bertemu....
(Alby)
"Alby..." lirih Gea, ada rasa senang bercampur canggung bercampur menjadi satu.
(Gea)
...Ia terdiam menatap Alby yang kini sudah bisa berjalan kembali tanpa bantuan kursi roda. Namun Alby hanya membalas tatapan Gea dengan tatapan dingin tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, lalu melangka pergi....
Deg!
...Jantung Gea berdetak sakit, entah mengapa ia merasa tak terima saat melihat Alby menatapnya dengan tatapan dingin, seolah mereka tidak saling kenal satu sama lain....
"Nyonya," tegur Pak Frank.
Gea tersadar. "Iya," sahut Gea memasan senyuman canggung.
"Mobilnya sudah siap," ucap Pak Frank.
"B-baik." Gea menjawab terbata-bata, lalu melangkah pergi.
...Gea berjalan pelan menuju pintu mansion dan masuk ke dalam mobil. Mobil itu pun membawa Gea pergi meninggalkan mansion....
...Sepanjang perjalan, Gea terdiam menikmati jalan raya malam yang ramai, sambil membayangkan sosok Alby yang kini berubah dingin terhadapnya....
"Apa dia masih marah? Padahal ini sudah satu tahun, Hah... tapi apa urusannya denganku?" batin Gea menghempaskan perasaannya jauh-jauh.
...Mobil yang ia tumpangi terus melaju pergi menuju gedung mewah dimana acara ulang tahun Gea dilangsungkan. Sesampainya disana, Gea pun turun dan berjalan masuk....
"Nah... itu orangnya sudah tiba," ucap Nyonya Suji segera berjalan menghampiri Gea diikuti Tuan Andrean dari belakang.
"Mama... Papa..." lirih Gea berdiri tegak berkaca-kaca membuka kedua lengannya lebar-lebar, entah kenapa saat ini ia sangat butuh pelukan sang ibu.
"Selamat ulang tahun Anak." Nyonya Suji langsung masuk ke dalam pelukan Gea dan memeluknya dengan erat.
"Selamat ulang tahun, dan selalu sehat putri Papa," timpal Tuan Andrean ikut memeluk keduanya dengan erat.
...Gea diam-diam menitikkan air mata, saat bayangan Alby menatapnya dengan tatapan dingin kembali memutar di benaknya....
"Nak, kenapa kamu menangis?"
...Nyonya Suji segera melepaskan pelukannya, lalu menggenggam wajah Gea dengan kedua tangannya mengarahkannya ke arahnya, lalu mengusap air mata Gea dengan lembut....
"Gea kenapa sayang? Apa kami melakukan sesuatu yang salah? Atau kamu tidak menyukai gedung yang kami sewa, tolong katakan, jangan menangis seperti ini?" Tuan Andrean mendekat.
Gea menggeleng pelan. " Tidak Pa, semuanya sempurna, Gea menyukainya," jawab Gea tersenyum getir.
"Lalu kenapa kamu menangis sayang?" tanya Tuan Andrean ikut mengusap air mata Gea yang terus mengalir.
"Aku hanya bahagia Pa... Ma... terima kasih selalu ada untukku, Gea sangat menyayangi kalian berdua... Gea mohon jangan berubah." Tangis Gea semakin menjadi dan pilu.
"Astaga... putri Mama... kami juga menyayangi kamu sayang." Nyonya Suji kembali memeluk Gea mencoba menenangkan Gea.
"Aaa... selamat malam, semuanya," sapa Niko berdiri tepat di belakang mereka bertiga sambil membawa sebuah kado besar di tangannya.
(Visual Niko)
"Eh... Niko." Nyonya Suji segera melepaskan pelukannya, lalu menoleh ke arah Niko.
"Selamat malam Tante, Om," sapa Niki sopan.
"Malam juga, maaf Putri Tante sedikit terbawa suasana," ucap Nyonya Suji tertawa canggung sambil mengelus bahu Gea dengan lembut.
"Tidak apa-apa, mungkin saja Gea terbawa suasana akibat dia sudah mulai tua," ejek Niko mencoba mencairkan suasana.
...Seketika rasa sedih yang Gea rasakan digantikan dengan rasa kesal. Gea perlahan melangka maju dan menginjak kaki Niko mengunakan sepatu tumitnya....
"Akkkhhh!" ringis Niko terkejut.
"Rasakan itu," bisik Gea puas.
"Gea... maaf, kakiku..." bisik lirih Niko mencoba membebaskan kakinya dari sepatu tumit Gea.
"Ayo, waktunya kita masuk, jangan sampai membuat para tamu yang menunggu," ajak Nyonya Suji berjalan pergi diikuti Tuan Andrean dari belakang.
"Ayo kita masuk," ajak Gea hendak pergi, namun dengan cepat Niko menahan lengannya.
Gea menoleh ke arah belakang menatap Niko. "Ada apa?" tanya Gea.
"Selamat ulang tahun," ucap Niko tersenyum hangat, mengeluarkan sebuah kalung dari sakunya.
"Niko... ini-"
"Ssttsss... aku ingin menjadi orang pertama memberimu hadiah," potong Niko segera mendekat, dan mengalungkan kalung itu dileher Gea.
...Di saat yang sama, Alby melangka masuk pintu gedung bersama para tamu pebisnis melintas di belakang Niko. Gea mematung di tempat menatap Alby, namun Alby mengabaikannya. Tatapan Gea perlahan mengarah ke arah wanita yang berjalan di samping Alby. Terlihat wanita cantik berpakaian seksi itu dengan manja mengandeng dengan kekar Alby dengan mesra, berjalan masuk mengabaikan mereka....
Deg!
...Gea dan terdiam menatap kepergian mereka semua, hingga mereka semua ditelan lift....
"Gea," tegur Niko.
"Hah... maaf, aku malah melamun," ucap Gea tersadar memasan senyuman canggung.
"Ayo kita masuk," ajak Niko meraih lengan Gea dan menariknya pergi menuju pintu lift, lalu masuk ke dalam.
(Bersambung)
yuk semuanya, mampir di novel ku judulnya " REAL WORLD FILTER " ditunggu kehadiran semuanya.
Buat kak author semoga novel nya makin sukses terus..
Aamiin Ya ALLAH