NovelToon NovelToon
Anak Kandung Yang Bangkit

Anak Kandung Yang Bangkit

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Mengubah Takdir / Keluarga / Idola sekolah
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: ariyanteekk09

"Setelah bertahun-tahun diabaikan dan diperlakukan tidak adil oleh keluarganya sendiri, senja Aurelie Wijaya anak kandung yang terlupakan memutuskan untuk bangkit dan mengambil alih kendali atas hidupnya. Dengan tekad dan semangat yang membara, dia mulai membangun dirinya sendiri dan membuktikan nilai dirinya.

Namun, perjalanan menuju kebangkitan tidaklah mudah. Dia harus menghadapi tantangan dan rintangan yang berat, termasuk perlawanan dari keluarganya sendiri. Apakah dia mampu mengatasi semua itu dan mencapai tujuannya?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ariyanteekk09, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 19

Caca sampai di rumah neneknya dengan penampilan berantakan. Rambutnya acak-acakan, pakaiannya kusut, dan matanya sembab. Jelas terlihat ia baru saja terlibat pertengkaran hebat. Nunung, yang hendak mengunci pintu, terkejut melihat kedatangan Caca yang tiba-tiba dan membawa koper besar. Ia tak mendengar suara mobil Caca sama sekali.

"Kenapa kamu datang malam-malam begini, Caca? Dan kamu ngapain bawa koper segala? Mobilmu mana?" tanya Nunung, suaranya dipenuhi rasa heran dan sedikit khawatir.

Caca baru tersadar soal mobilnya. Mobil mewah itu bukan pemberian keluarga Senja, melainkan hadiah dari sugar daddy-nya. Ia berencana mengambil mobil itu besok.

"Bisa nggak, Nek, jangan banyak tanya dulu?" ketus Caca, suaranya terdengar lelah dan frustasi. Ia tak ingin membahas detail kejadian yang baru saja dialaminya.

Nunung menghela napas, kemudian mempersilakan Caca masuk. Rasa penasarannya lebih besar daripada rasa kesalnya. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada cucunya.

"Maaf, Nek, aku gagal. Aku diusir dari rumah keluarga Wijaya," ungkap Caca, suaranya terbata-bata. Senja, anak keluarga Wijaya, telah membongkar semua perbuatan liciknya.

Nunung seperti disambar petir. Ia tak menyangka Caca benar-benar gagal dan diusir. "Astaga, Caca! Nenek kan sudah bilang hati-hati! Tapi kamu malah ceroboh! Dasar anak nggak tahu diri!" Nunung mengamuk, marah besar pada Caca yang telah mengecewakannya. Kecemasan dan kekesalan bercampur aduk dalam dirinya. Ia tahu, konsekuensi dari kegagalan Caca akan sangat besar.

Nunung menggebrak meja, suaranya menggema di ruang tamu yang tiba-tiba terasa sempit dan pengap. "Semua rencana kita hancur gara-gara kamu!" tuduh Nunung, jari telunjuknya menunjuk ke arah Caca. Ia merasa semua usaha dan rencananya selama ini sia-sia karena kecerobohan Caca.

Caca hanya tertunduk lesu, menahan air mata yang hampir tumpah. Ia tahu Nunung benar. Kegagalannya bukan hanya merugikan dirinya sendiri, tapi juga Nunung yang telah membantunya selama ini. Rasa bersalah dan penyesalan menusuk hatinya.

"Sekarang bagaimana? Kita nggak dapat apa-apa!" Nunung menggerutu, suaranya mulai meninggi. Ia memikirkan masa depan mereka berdua yang kini menjadi tidak pasti. Semua harapan dan impiannya untuk hidup mewah sirna begitu saja.

Caca mengangkat wajahnya, matanya berkaca-kaca. "Aku... aku minta maaf, Nek," ucapnya lirih, suaranya hampir tak terdengar. Ia benar-benar menyesali perbuatannya. Ia tahu, kata maaf saja tak cukup untuk memperbaiki kesalahannya.

Nunung menghela napas panjang, kemudian duduk di sofa, tubuhnya tampak lelah dan putus asa. Ia menatap Caca dengan tatapan yang sulit diartikan. Di satu sisi, ia marah dan kecewa. Tapi di sisi lain, ia juga kasihan pada cucunya yang kini tengah dilanda kesedihan dan penyesalan. Ia tahu, Caca membutuhkan dukungannya saat ini, meskipun ia masih sangat marah. "Kita bicarakan ini besok," kata Nunung akhirnya, suaranya lebih tenang, tapi masih terdengar getir. Ia perlu waktu untuk menenangkan diri dan memikirkan langkah selanjutnya. Kecemasan dan kekhawatiran menggerogoti hatinya. Masa depan mereka berdua kini berada di ujung tanduk.

"Nek, dengar dulu penjelasan aku," Caca memohon, suaranya sedikit lebih lantang, mencoba mengumpulkan keberanian untuk membela diri. Ia tahu Nunung marah, tapi ia ingin Nunung mengerti situasi yang sebenarnya. "Aku nggak sengaja ketahuan, Nek. Senja itu... dia memang sengaja menjebak aku!"

Nunung mengangkat alisnya, menatap Caca dengan skeptis. "Dijebak? Jangan cari alasan, Caca! Kamu sendiri yang ceroboh!"

"Aku tahu aku salah, Nek. Tapi aku nggak bermaksud menipu keluarga Wijaya sepenuhnya. Aku cuma mau sedikit uang untuk membeli barang-barang yang tidak dapat aku beli secara terang-terangan" Caca menjelaskan, suaranya bergetar menahan air mata. Ia mencoba menjelaskan motifnya, meskipun ia tahu itu tidak akan sepenuhnya

membenarkan perbuatannya.

"Uang? Banyak cara lain untuk mendapatkan uang, Caca! Kamu nggak perlu melakukan hal sesiapa itu!" Nunung membentak, kemarahannya kembali memuncak. Ia merasa penjelasan Caca tidak cukup meyakinkan.

"Aku tahu, Nek. Tapi saat itu aku panik, Mama sakit parah dan butuh biaya besar. Aku nggak punya pilihan lain," Caca membela diri, suaranya semakin lirih. Ia mencoba menjelaskan keadaan mendesak yang membuatnya mengambil jalan pintas. Ia berharap Nunung bisa memahami situasi sulit yang ia hadapi saat itu. Meskipun ia tahu, kesalahan tetaplah kesalahan, dan ia harus menanggung konsekuensinya. Ia hanya berharap Nunung tidak sepenuhnya menyalahkannya.

***********

Senja duduk di balkon kamar nya di rumah keluarga Wijaya, menikmati secangkir teh hangat. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga melati yang harum. Suasana tenang dan damai menyelimuti sekitarnya. Ia menatap taman yang indah, hati nya merasa lega dan tenteram. Kejadian beberapa jam lalu masih terasa nyata, tapi kini hanya menyisakan rasa puas dan lega. Kebohongan dan tipu daya Caca akhirnya terbongkar. Rasa lega yang tak terkira memenuhi dadanya.

Senja menyesap tehnya perlahan, menikmati setiap tegukannya. Ia bersyukur atas keberhasilannya mengungkap kebusukan Caca. Ia tak pernah menyangka Caca selicik itu. Selama ini, Caca selalu bersikap baik dan ramah, namun di balik itu semua tersimpan niat jahat. Senja bersyukur karena ia berhasil mencegah niat jahat Caca sebelum semuanya terlambat. Keluarga Wijaya kini terbebas dari ancaman dan tipu daya Caca.

Ia tersenyum tipis, merasakan kedamaian yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Kehidupan yang tenang dan damai kini kembali hadir. Ia bisa fokus pada hal-hal yang lebih penting, seperti keluarga dan karirnya. Kejadian dengan Caca menjadi pelajaran berharga baginya. Ia belajar untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap orang-orang di sekitarnya. Ia bersyukur karena semua telah berakhir dengan baik. Kini, ia bisa menikmati ketenangan dan kedamaian yang selama ini ia rindukan. Kehidupan di rumahnya kembali normal, tanpa bayang-bayang ancaman dan tipu daya.

Helena menghampiri Senja di kamarnya, tersenyum lembut. "Gimana perasaan kamu sekarang, sayang, setelah anak pungut itu pergi dari sini?" tanya Helena, suaranya penuh kelembutan dan kasih sayang. Ia ingin memastikan Senja benar-benar merasa tenang dan lega setelah Caca, yang selama ini dianggap sebagai ancaman, akhirnya pergi.

Senja tersenyum, menatap Helena dengan mata yang bersinar. "Aku merasa lega, eyang mommy ," jawab Senja, suaranya penuh syukur. "Aku nggak nyangka Caca selicik itu. Untungnya kita ketahuan duluan." Ia masih merasa sedikit terkejut dan tak percaya dengan semua yang terjadi. Ia bersyukur karena semua telah berakhir dengan baik.

Helena mengusap rambut Senja dengan lembut. "Ya, sayang. Kita semua bersyukur. Sekarang kita bisa hidup tenang tanpa harus khawatir lagi." Helena memeluk Senja erat-erat, menunjukkan rasa syukurnya dan kasih sayangnya. Ia merasa lega karena cucunya telah terbebas dari ancaman Caca. Kehidupan keluarga Wijaya kini kembali damai dan tenteram. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi mereka semua, untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap orang-orang di sekitar mereka. Mereka bersyukur karena semuanya telah berakhir dengan baik.

1
Rita Rita
bagus senja,bikin kehidupan si Caca rubah betina itu gelap,kalo pun bukan untuk melakukan buat keluarga mu yg bego itu buat untuk diri mu sendiri.
Rita Rita
ku kira tadi si ChaCha rubah betina itu anak hasil selingkuhan si Rudi 🤔🤔🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!