Lily harus bekerja menggantikan sang ibu menjadi pelayan yang bertugas merawat tanaman di kediaman orang kaya dan terpandang yaitu keluarga Thomson. Keluarga Thomson memiliki perusahaan besar dan sudah memiliki anak perusahaan di berbagai kota bahkan di luar negri.
Lily mengira awalnya dia akan bekerja dengan lancar di kediaman Thomson untuk mengakhiri kontrak sang ibu yang tersisa 1 tahun lagi. Namun siapa sangka, takdir membuatnya menjadi rumit saat Lily bertemu dengan putra kedua keluarga Thomson yang bernama Ethan. Keduanya terlibat takdir yang rumit. Ethan yang sudah memiliki tunangan merasa sesuatu yang berbeda pada Lily. Pria dingin itu mencoba mengelak dan mulai menyadarkan dirinya untuk kembali ke jalur yang seharusnya. Namun lagi-lagi sesuatu dalam dirinya menolak dan membuat dirinya menjadi egois.
Lalu bagaimana Lily menghadapi takdir yang rumit tersebut? Apakah dia bisa bertahan selama 1 tahun di kediaman Thomson?
Ikuti kisah mereka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Maria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Taman Mawar
Malam ini Lily tidak bisa tidur, kepalanya masih terisi penuh dengan kejadian memalukan tadi pagi. Ia merasa bodoh karena mengungkit masalah kemarin pada Ethan. Pria itu bahkan terlihat seolah melupakan kejadian yang mereka alami. Lily seketika menyadari bahwa Ethan tidak menganggap penting kejadian itu dan telah melupakannya. Bodohnya Lily malah meminta maaf dan mengungkit hal itu di depan Ethan,
"Sungguh memalukan!" desisnya pada diri sendiri.
Lily mengacak sedikit rambutnya dan merasa tidak punya muka untuk kembali bertemu dengan Ethan. Gadis itu berharap kedepannya ia tidak akan pernah bertemu atau berpapasan lagi dengan Ethan. Selain merasa malu, Lily juga merasa tidak suka dengan kepribadian pria itu. Anne bilang Ethan adalah pria yang ramah dan terkadang tersenyum pada pelayan, tetapi hal itu sepertinya salah karena Ethan selalu memasang wajah dinginnya. Bahkan pria itu secara tak berperasaan membuang rangkaian bunga yang ia buat dengan susah payah. Pria itu juga tidak peduli dengan bunga-bunga yang telah ia buang sia-sia,
"Apanya yang baik? Dia bahkan terlihat seperti penjahat tak berperasaan" desis Lily lagi.
Gadis itu mengakui bahwa Ethan memang tampan, tetapi melihat sikapnya, ketampanan pria itu bagaikan lenyap tak tersisa di mata Lily. Lagipula, ia tipikal orang yang tidak menilai seseorang dari tampangnya, tetapi dari hati dan perilakunya,
"Apa semua orang kaya seperti itu?" desisnya lagi.
Lily pun menggeleng keras dan tak mau ambil pusing. Ia pun akhirnya memaksakan dirinya untuk tidur karena besok pagi ia harus kembali bekerja.
~
Keesokan harinya, Lily kembali merangkai bunga untuk Nyonya Brenda. Beruntungnya hari ini Donna tidak menyuruhnya untuk merangkai bunga untuk Tuan Ethan. Mungkin pria itu tidak menyukai rangkaian bunga Lily, jadi ia tidak mau Lily kembali membuatkan rangkaian bunga untuknya. Tetapi ada bagusnya bagi Lily karena ia tidak harus kembali berhadapan dengan pria sombong itu.
Setelah selesai, Lily pun melangkah menuju ruangan Donna sambil membawa rangkaian bunganya. Donna yang melihat kehadiran Lily seketika menghampiri gadis itu,
"Lily, kudengar kemarin kau berulang kali membuat rangkaian bunga untuk Tuan Ethan. Apa yang terjadi? Apa kau melakukan kesalahan?" tanyanya penasaran.
Lily menelan ludahnya dan menunduk pelan,
"Ya, sepetinya begitu. Tuan Ethan, sepertinya tidak menyukai rangkaian bungaku. Maafkan aku" ucap Lily sambil menunduk.
Donna menghela nafasnya dan mengangguk pelan,
"Tidak apa, lain kali jangan diulangi lagi. Tuan Ethan.. memang tidak pernah meminta rangkaian bunga sebelumnya, jadi aku masih memaklumi kesalahanmu. Mungkin, karena tunangannya akan tiba ke rumah ini esok lusa, jadi Tuan Ethan meminta rangkaian bunga di ruangannya" ujar Donna.
Lily hanya diam dan menunduk,
"Ya sudah, kembali ke pekerjaanmu" ucap wanita paruh baya itu.
Lily pun berpamitan dan keluar dari ruangan Donna untuk kembali ke rumah kaca. Saat gadis itu hendak berjalan kearah rumah kaca, ia melihat Mike berada di taman bunga mawar yang berada di dekat rumah kaca. Bunga mawar saat ini tengah bermekaran, berbagai macam bunga mawar terlihat indah di taman ini.
Lily tidak terlalu mengindahkan keberadaan Mike disana. Ia pun memutuskan untuk segera berjalan ke rumah kaca. Setibanya disana, Herald terlihat tengah membawa beberapa tumpuk pupuk bunga. Pria paruh baya itu melihat kehadiran Lily dan memanggilnya,
"Lily, kemari lah" panggilnya.
Lily pun menghampiri Herald. Herald seketika memberikan Lily keranjang bunga dan sebuah gunting,
"Lily bisa kau bantu aku mengambil bunga mawar? Tolong ambilkan bunga mawar yang telah mekar. Nyonya Clara memintanya untuk perawatan. Sebenarnya hanya membutuhkan kelopaknya saja, tapi tidak apa, ambilkan saja dengan batangnya agar masih terlihat segar" ucap Herald.
Lily pun mengangguk dan mengambil keranjang itu. Lily memakai topi lebarnya dan mulai berjalan kearah taman bunga mawar. Setelah tiba disana, Lily pun mulai memilih bunga-bunga yang akan ia ambil. Lily menghirup aroma taman bunga mawar itu dan tersenyum saat wangi harum bunga memenuhi hidungnya. Taman rumah kediaman Thomson benar-benar seperti surga. Semuanya indah dan terawat.
Lily mulai memotong beberapa bunga dan ia simpan kedalam keranjang. Saat gadis itu tengah fokus memilih kelopak bunga, tiba-tiba tatapan Lily mengarah pada Mike yang masih berada di taman tersebut. Lily terlihat sedikit gugup namun ia mencoba fokus pada pekerjaannya. Mike terlihat berdiri di tengah taman bunga mawar dengan tatapan yang melamun jauh. Pria itu mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Asap mengepul dari mulut pria tersebut.
Posisi Lily dan Mike cukup dekat, Lily tidak suka dengan asap rokok. Gadis itu menutup sedikit hidungnya dan memutuskan untuk pergi kearah sisi taman mawar tersebut. Lily kembali fokus mengambil mawarnya. Mike sepertinya belum menyadari kehadiran Lily di taman mawar tersebut. Pria itu hanya menikmati rokoknya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Setelah setengah batang rokok tersisa, Mike pun membuang rokok itu dan menginjaknya. Pria itu terlihat menatap datar pada batang rokok yang telah hancur di kakinya. Mike menutup matanya pelan dan menatap bunga mawar yang berada di depannya. Pria itu mengangkat tangannya dan menyentuh kelopak bunga mawar berwarna putih tersebut. Ia menggenggam lembut kelopak bunga tersebut untuk beberapa saat. Lalu dalam hitungan detik, Mike pun meremukkan bunga tersebut dan membuat kelopaknya terjatuh berhamburan dengan malangnya.
Tangan Mike juga mengepal pada batang bunga tersebut. Seketika darah terlihat menetes dari telapak tangannya yang terkena duri. Ekspresi Mike masih terlihat datar, pria itu tidak menghiraukan luka yang ada di tangannya. Mike pun melepaskan cengkeramannya dan berlalu begitu saja untuk meninggalkan taman tersebut. Dan, saat pria itu hendak pergi, tiba-tiba ia berpapasan dengan Lily yang juga hendak keluar dari taman itu dengan setumpuk bunga mawar di keranjangnya.
Lily terlihat terkejut melihat Mike, ia pun dengan buru-buru menunduk pada pria itu. Lalu tanpa sengaja Lily menatap tangan Mike yang berlumur darah. Gadis itu terlihat cukup terkejut namun memilih untuk tetap menunduk. Mike terdiam di tempatnya beberapa saat dan menatap Lily tanpa ekspresi. Ia pun perlahan mendekati Lily dan berdiri di hadapannya.
Lily sangat gugup dan semakin menunduk saat ia melihat kaki Mike yang berdiri tepat di hadapannya. Lily menelan ludahnya dan membuka suara dengan gemetar,
"Se.. selamat pagi Tuan" sapa Lily pelan dengan sopan.
Mike tidak menjawab dan mengangkat tangannya yang terluka ke hadapan Lily,
"Bisakah kau obati luka ini?" tanya Mike tiba-tiba tanpa ekspresi.
Lily seketika mengernyit pelan dan memberanikan diri menatap kearah Mike. Ia pun beralih menatap tangan pria itu dan mengangguk pelan,
"Ba.. baik Tuan" jawab Lily pelan.
Bersambung..
Halo readers, mohon bantu dukung cerita ini dengan kasih like, komen, vote dan gift nya ya 🙂🙏