warning!!
terdapat umpatan dan **** ***** bijaklah dalam berkomentar
karya ini merupakan karya asli author!
jika ada kesamaan tempat, nama dan waktu itu bukan kesengajaan!!
Aurora steffani Leandra, seorang gadis yang terpaksa menerima takdir jika dirinya telah dijual oleh sang ibu tiri demi uang, dirinya dilelang pada sebuah perkumpulan mafia dan bos besar. hingga akhirnya seorang mafia kejam bernama Liam Emiliki Kyler membelinya. bagaimana nasib Aurora??
silahkan membaca kelanjutanya berikut..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyku_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Aurora merasakan perasaan yang aneh di hatinya, ini kali kedua ia mengecup keningnya begitu hangat tak ada nafsu di sana tapi terasa akan kasih sayang yang besar. Iya tak menyangka jika laki-laki yang awalnya menyiksanya begitu parah ini malah memperlakukannya dengan lembut.
ia menggendong Aurora masuk di luar "berbaring saja di dalam" Aurora hanya diam tak berkata hingga ia membaringkan di atas tempat tidur.
......................
"I'm going honey I'll be back soon..."
Liam berjalan keluar kamar, terlihat Laila sedang berdiri di depan pintu kamar.
"masuklah dan jaga nona mudamu"
"Baik tuan"
Liam menoleh pada dua orang Bodyguard yang berdiri di sisi kanan dan kiri kamar Aurora.
"Jaga wanitaku dengan baik, aku tak mau mendengar sesuatu yang tidak baik, nyawa kalian taruh hanya"
"Siap Tuan" serempak keduanya menjawab
Liam melangkah memasuki lift pribadinya menuju lantai bawah ia ingin sekali menolak keberangkatan ini. namun Ia tak bisa, pikirannya kini mulai bercabang.
Pintu lift terbuka nampak Dori dan Bianca sudah berdiri di depan pintu utama
"Ayo pergi" ucap liam menatap pada Dori namun saat Baru beberapa melangkah ia menoleh pada Bianca
"Jangan mengganggu wanitaku" ucap Liam dan kembali berbalik badan dan masuk kedalam mobil mewah diikuti dua mobil mewah lainnya yang bertugas menjaga Liam.
"Brengsek kau liam" Bianca terlihat kesal ia sama sekali tak mengindahkan apa yang barusan Liam katakan.
Sementara itu entah mengapa saat dengar suara mobil itu terdengar, aurora turun dari tempat tidur dengan cepat menuju ke balkon.
"Nona ada mau ke mana" teriak Layla yang menyusul Aurora memegang pagar pembatas balkon dan menatap mobil yang akan dimasuki Liam dan tepat saat itu. Liam yang selangkah lagi masuk tiba-tiba menoleh ke lantai atas mansion.
Rambut panjang Aurora terlihat melambai ia tersenyum pada Aurora yang kini menatapnya lewat balkon, untuk sesaat keduanya saling menatap dan akhirnya Liam masuk ke dalam mobil. Aurora masih terus melihat mobil-mobil itu hilang dari pandangannya
"Nona Ayo masuk di sini sangat dingin nanti anda bisa sakit"
"Laila aku sendirian di sini"
"Tidak Nona ada Saya dan dua Bodyguard khusus untuk menjaga nona, nona tidak sendiri"
Aurora terdiam Entah mengapa ia merasakan kekosongan saat Liam pergi, keinginan untuk pergi perlahan memudar, namun dengan cepat Aurora menepis perasaannya kembali. ia meyakinkan dirinya Jika ia tetap harus keluar untuk mencari orang yang sudah membunuh ayahnya. Mungkin ia tak bisa dengan hal yang sama namun Ia akan mencari cara lainnya. karena nyawa harus dibalas dengan nyawa.
Laila dengan sabar mengajak Aurora masuk ke dalam kamarnya yang sudah ia pasang alat penghangat. ia harus menjaga Nona mudanya agar tetap dalam keadaan baik-baik saja.
"Nona saya ambilkan makan dulu Anda belum makan malam"
Aurora yang duduk di sisi tempat tidur menoleh pada Layla "Apa dia sudah makan" tanyanya begitu saja
"Maksud Anda tuan Liam"
"lupakan Laila"
Aurora mengalihkan pandangannya dan Laila kini keluar kamar turun lewat tangga untuk mengambilkan makanan bersamaan dengan itu Bianca melangkah menuju kamar Liam dan Aurora. namun saat ia akan masuk bodyguard khusus yang ditugaskan untuk menjaga Aurora merentangkan tangannya melarang Bianca untuk masuk.
"Apa-apaan kalian hah!!!" teriak Bianca kesal dengan raut wajah yang mengerikan.
"Maaf anda tidak diizinkan untuk masuk"
"Apa kau tidak tahu aku!!! Aku tangan kanan tuan Liam!"
"Maaf kami tidak bisa mengizinkan, karena ini perintah dari Tuan Liam sendiri, jika yang boleh masuk hanya Laila" maid pribadi Nona Aurora.
Dengan kesal Bianca berbalik badan dan melangkah kesal menuju kamarnya yang ada di lantai yang berbeda.
"Tak bisa membiarkan gadis sialan itu di sini, maka aku akan benar-benar tersingkirkan, aku harus mendapatkan cara agar Gadis itu tak nyaman atau kalau bisa aku akan membuatnya mati" ucap Belanda yang kini masuk ke dalam kamarnya.
Malam kini merangkak semakin larut dan sejak tadi Aurora tak bisa memejamkan matanya dan sejak tadi Ia hanya memperhatikan ponsel yang ditinggalkan liam untuknya.
Jemari lentiknya bermain memutar-mutar benda pipih itu sesekali ia menatap ribuan bintang-bintang yang ada di langit-langit kamarnya.
"Kenapa belum bisa tidur?? apa yang aku tunggu, apa yang aku harapkan jangan bodoh Aurora. cinta itu tak ada" di tengah pemikirannya dan bulir yang mulai jatuh benda pipih itu bergetar.
Dengan cepat dan tanpa ia sadari dia menunggu liam menghubunginya. Terlihat nama Liam di layar ponsel
Lia melakukan panggilan dan Aurora menerima panggilan itu
"Kenapa belum tidur" tanya Liam dari seberang sana
"Emmm.... Aku... aku, kau sendiri kenapa belum tidur"
liam tertawa kecil "aku memang belum tidur Sebelum memastikan kau baik-baik saja"
Aurora terdiam wajahnya memerah "aku baik-baik saja"
"Apa kau menunggu panggilan telepon dariku"
"Tidak"
"Benarkah, tapi bukannya biasanya Kau sudah tidur"
"Aku... aku..."
"Terima panggilan video Aku mau melihatmu"
"Tidak, aku tak mau"
"Terima Aurora Ayolah"
Senyum kecil terulas Aurora menerima panggilan video dari Liam
"Kau sangat cantik duduk di antara ribuan bintang-bintang itu"
Untuk pertama kalinya Aurora tak mempunyai kata-kata ia menutupi rasa malunya atas pujian Liam
"Sekarang sudah malam kau tidurlah. Oh ya... Kau pernah mengatakan dengan layla ingin merubah taman samping menjadi taman bunga mawar. lakukan saja minta pada Bodyguard mu Laila atau penjaga di sana"
"Benarkah" jawab Aurora dengan wajah tenang
"Tentu saja, bukankah sudah pernah aku bilang kau adalah ratunya kau bisa melakukan apapun itu selama membuatmu senang. sekarang kau tidur Aku tak mau melihatmu sakit"
Aurora mengangguk dan panggilan telepon itu berakhir namun senyumnya tetap Terukir ada perasaan lega yang ia rasakan Aurora berbaring dengan secepat kilat matanya yang tidak mau ikut kompromi kini malah tertutup ia pun masuk ke dalam dunia mimpi
Sementara itu di tempat berbeda
"Kau gadis yang hebat aku tak salah membayar mahal atas pelayanannya" ucap Alfonso yang kini masih menikmati gerakan yang dilakukan Michael di atasnya.
"Apa kau akan menjadikan aku sugar baby mu" tanya Michael yang tengah
"Tentu saja, mulai malam ini kau tak perlu menjual dirimu pada lelaki lain kau ikut saja kemansionku dan kau akan hidup enak jika kau membuatku puas"
"Apa sekarang Anda belum merasakan kepuasan itu"
"Sudah dan aku ingin lagi move it Baby..." teriaknya pelan dengan tangan yang berada pada tubuh Michael
Senyum senang terlihat pada wajah Michael dengan begini Anggap saja dia menjual dirinya untuk satu orang saja dan tak perlu mencari uang susah payah karena ia sudah pasti dilimpahi banyak uang
...****************...
Hallo teman teman follow saya yaa... jangan lupa like komen subscribe ❤️