NovelToon NovelToon
Jangan Main HP!!!

Jangan Main HP!!!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Dendam Kesumat / Hantu / Tumbal
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Jangan main HP malam hari!!!

Itu adalah satu larangan yang harus dipatuhi di kota Ravenswood.

Rahasia apa yang disembunyikan dibalik larangan itu? Apakah ada bahaya yang mengintai atau larangan itu untuk sesuatu yang lain?

Varania secara tidak sengaja mengaktifkan ponselnya, lalu teror aneh mulai mendatanginya.

*

Cerita ini murni ide penulis dan fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, dan latar itu hanyalah karangan penulis, tidak ada hubungannya dengan dunia nyata.

follow dulu Ig : @aca_0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 : Pesta di sudut kota

Malam itu pada sebuah rumah di sudut kota terlihat sangat ramai, berbagai hiasan memenuhi halaman hingga ke dalam rumah besar itu.

Orang-orang duduk sambil bercengkrama di kursi yang disusun rapi, di depan ratusan kursi itu ada panggung besar dan mewah. Di Atas panggung itu duduk seorang pemuda berwajah pucat, lalu tepat di sebelahnya duduk wanita muda berparas cantik sekali.

Mereka sepasang pengantin yang menikah tiga hari lalu, malam ini adalah pesta pernikahan mereka yang akan diadakan sampai besok pagi.

Si pemuda anak tuan tanah, Samuel Frederick. Matanya tampak layu saat menyoroti para tamu yang datang, sesekali bibirnya tersenyum.

Pengantin wanitanya adalah penyanyi nomor satu kota Ravenswood, Gladina Selevaur. Dibandingkan Samuel, Dina lebih sering tersenyum.

Varania datang bersama Celine. Mereka duduk di kursi yang lumayan dekat dengan panggung. Varania terpaksa datang karena ibunya tidak bisa pergi, begitupun dengan Celine yang harus menggantikan ayahnya.

"pengantin wanitanya cantik banget, tapi pengantin prianya biasa aja." Komentar Celine di sela-sela makan puding coklat kesukaannya.

"Meski wajahnya tidak terlalu tampan, uangnya sangat banyak. Dina lebih menyukai yang daripada wajah." Ujar Varania. Dilihat dari wajahnya, memang terlihat sangat jomplang.

Gladina yang sangat cantik bersanding dengan Samuel yang berwajah biasa itu bagaikan langit dan bumi. Namun jika yang dibahas harta dan kekayaan, jelas Gladina tidak ada apa-apanya dengan lelaki itu.

"Kalau aku sih bakalan milih pria tampan," Celine mengamati wajah Samuel lalu berbisik ke telinga Varania, "lihat, wajahnya pucat dan matanya layu seperti orang yang tidak punya semangat hidup."

"Diam deh, nanti ada yang dengar." Varania menekan sedikit lengan atas Celine agar menghentikan komentar buruknya.

"Ya deh, tapi makanannya enak kok."

Varania menggelengkan kepalanya, Celine terkadang membicarakan orang lain tanpa memperhatikan situasi. Varania mengedarkan pandangannya, ia merasa ada yang mengawasinya.

Orang-orang semakin ramai, bercengkrama dan memberikan hadiah selamat pada pengantin. Tidak ada yang aneh.

Ah, mungkin aku hanya kelelahan. Varania meyakini dalam hatinya.

"Hai, namaku Celine. Kamu tetangga baru Varania?"

"Iya, Fardan."

Mendengar nama yang selalu menginspirasi rasa takut itu, Varania yang sedang sibuk memperhatikan sekelilingnya seketika menatap ke depan. Damn it! Fardan duduk tepat di depannya mengobrol bersama Celine.

"Sebelumnya kamu tinggal dimana?" Tanya Celine yang tidak menyadari wajah muram Varania.

"Di ibukota," jawab Fardan, matanya menatap Varania lekat, sudut bibirnya sedikit terangkat dan Varania tidak mengerti maksud bosnya itu.

"Vara, kok kamu nggak cerita kalau tetangga baru kamu ganteng?" Tanya Celine.

Duh, mata Celine buta kali ya. Ini orang nggak ada ganteng-gantengnya, dia itu nyebelin dan galak. Varania hanya bisa mencaci Fardan dalam hatinya, walau bagaimanapun juga Fardan masih bosnya. Ia tidak mau mengambil resiko lalu berakhir di pecat.

Cukup kemarin malam saja Varania keceplosan, dan untung saja Fardan tidak menyinggung masalah itu. Kalau tidak, mungkin saat ini Varania sudah menjadi pengangguran.

"Ya, nggak penting juga aku cerita ke kamu." Kata Varania. Ia menatap ke panggung, setidaknya disana lebih menarik daripada melihat wajah Fardan.

"Tapi kamu cerita kalau dia nyebelin, menurutku nggak nyebelin kok," Celine melanjutkan protesnya karena Varania yang tidak menceritakan tentang Fardan secara detail.

Rasanya Varania ingin menyumpal mulut Celine, setelah ini ia yakin Fardan akan menyulitkannya lebih sering.

"Oh jadi kata Vara saya ini nyebelin?" Fardan terus menatap ke depan, menikmati wajah panik Varania.

"Iya, terus juga galak. Kalian dekat banget ya?" Celine bertanya dengan antusias.

"Mungkin,"

Varania tidak lagi mendengarkan percakapan itu, matanya bertemu dengan mata layu Samuel.

Ketakutan!

Samuel menatapnya takut, Varania mengangkat sebelah alisnya mencoba bertanya kenapa Samuel takut padanya.

Samuel menundukkan sedikit kepalanya, Varania mengikuti arah pandangnya dan saat itulah ia melihat tangan Samuel yang diletakkan diatas pahanya yang bergerak cemas.

Ada apa dengannya?

"Sam, Dina, makan dulu." Seorang wanita paruh baya yang bertindak sebagai asisten pengantin membawakan makanan dan meletakkan di tangan Dina.

Tangan samuel tidak lagi bergerak cemas, namun sebelum asisten pengantin naik ke panggung, Varania masih sempat melihat Samuel membuat gerakan cepat membentuk gestur meminta tolong.

"Ra, kok diam?" Celine menyenggol lengan Varania membuat gadis itu tersentak kaget.

"Apa?" Tanya Varania menahan nafasnya yang memburu. Ia melirik keatas panggung, Samuel dan Dina sekarang sedang makan sambil bertatapan romantis m

Mungkinkah gestur meminta tolong itu hanya ketidaksengajaan?

"Diam lagi? Kamu kenapa sih?" Tanya Celine cemberut.

Perubahan ekspresi di wajah Varania tidak lepas dari pengamatan Fardan.

"E-nggak, aku sedikit lelah." Kata Varania tersenyum manis supaya Celine tidak bertanya lagi.

Malam semakin larut, musik syahdu dari piano membuat semua orang merasa nyaman dan damai. Piano dimainkan dengan sangat baik.

Mungkin hanya Varania satu-satunya disini Yanga tidak menikmatinya, ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari panggung.

Tepat saat lampu utama dimatikan dan digantikan dengan lampu pesta warna warni yang tidak terlalu terang, Varania kembali melihat bayangan perempuan berambut panjang itu. Bayangan itu berdiri tepat di belakang Samuel.

1
gaby
Baru gabung, seperti bagus dr judul critanya.
Dini Anggraini
apakah yang mengutuk kota Ravenswood itu ibu kandungnya celine yang mati karena bunuh diri setelah tahu suaminya selingkuh dengan Mathilda ya bunda author sehingga dia mau siapapun yang menggunakan HP di malam hari akan mati seperti yang terjadi pada Samuel dan orang lainnya lagi. 🙏🙏🙏🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!