disaat semua orang berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dan yang terkuat
hanya Kim Yoon seo yang sama sekali tidak tertarik terhadap hal itu.
yang dia inginkan hanya jawaban untuk setiap pertanyaan di kepalanya.
namun, setiap kali dia mencoba mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu, yang dia temui Hanya kebingungan dan kebuntuan.
Semakin lama dia mencari, semakin kabur pula antara apa yang dia anggap kenyataan dan ilusi.
Jadi... akankah dia dapat menemukan cara untuk kembali ke dunianya yang dia anggap asli?
Atau....
Akankah dia menerima kenyataan bahwa dunia yang di tempatinya sekarang ini bukanlah ilusi melainkan kenyataan yang ada?
update setiap hari rabu & jum'at ☆(ノ◕ヮ◕)ノ*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nayla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Chapter 19: A Step Away, Yet Still Tied
Langkah-langkah santai Yoon Seo bergema di trotoar yang masih basah setelah hujan semalam.
namun begitu, pikirannya melayang ke kejadian tadi pagi—lebih tepatnya, ke reaksi keluarganya saat ia menyampaikan keinginannya untuk tinggal di kos sendiri.
...----------------...
"APA?! Kau mau tinggal sendiri?!"
Suara Clara nyaris memekakkan telinga saat ia hampir menjatuhkan piring yang sedang dipegangnya. Sementara itu, Min-Joo menatapnya dengan ekspresi terkejut, sedangkan Eun Seok hanya diam, tetapi tatapannya jelas tidak setuju.
"Kenapa tiba-tiba ingin pindah? Bukankah rumah ini dekat dengan kampusmu?" Clara buru-buru meletakkan piring di meja, lalu menatapnya dengan cemas.
Yoon Seo menghela napas, sudah menduga ini akan sulit. "Aku hanya ingin belajar lebih mandiri, Ma. Lagipula, kampusku memang tidak jauh, tapi perjalanan pulang-pergi tetap memakan waktu."
"Itu hanya alasan," Min-Joo memotong dengan nada skeptis. "Kau bukan tipe yang peduli dengan perjalanan panjang. Ada alasan lain, kan?"
Yoon Seo menatapnya sejenak sebelum akhirnya mengakui, "Aku hanya butuh ruang untuk diriku sendiri."
Keheningan menyelimuti ruangan.
Eun Seok akhirnya berbicara, suaranya tenang tetapi penuh tekanan. "Hyung, apa ini ada hubungannya dengan kesehatanmu?"
Yoon Seo tersenyum kecil. "Tidak, aku benar-benar sudah membaik."
Clara menghela napas berat. "Tapi, Seo-ie… Aku khawatir. Kau baru saja sembuh, dan sekarang kau ingin tinggal sendiri? Bagaimana jika sesuatu terjadi?"
Min-Joo menyilangkan tangan di dada. "Jujur saja, aku juga tidak setuju. aku tau kau memang bukan anak kecil lagi, tapi aku tau, kau itu bukan tipe orang yang bisa menjaga diri dengan baik."
Yoon Seo menatap mereka satu per satu sebelum berkata dengan suara yang lebih serius. "Aku tahu kalian khawatir. Aku juga tahu aku bukan yang terbaik dalam mengurus diri sendiri. Tapi… aku merasa aku butuh ini. Aku butuh sedikit ruang untuk berpikir dan menata hidupku."
Tatapan Clara melembut, tetapi masih penuh keraguan. Sementara itu, Min-Joo dan Eun Seok saling bertukar pandang.
Pada akhirnya, setelah perdebatan panjang—dan setelah Yoon Seo berjanji akan sering pulang ke rumah serta tetap menjaga kesehatannya—Clara mengalah.
"Baiklah," katanya dengan nada enggan. "Tapi kalau ada sesuatu yang terjadi, kau harus segera memberi tahu kami."
Min-Joo mendesah. "Terserah dirimu saja. Tapi kalau kau kesepian, jangan menangis ingin pulang.”
Eun Seok tetap diam, tetapi sebelum Yoon Seo beranjak dari meja makan, dia berbisik pelan, "Hyung… apa kau mencoba menjauh dari kami?"
Yoon Seo terdiam sejenak, tetapi akhirnya hanya tersenyum dan mengacak rambut adiknya sebelum berjalan pergi.
...----------------...
Kini, kembali ke kenyataan, Yoon Seo menghela napas panjang.
"Aku memang tidak bisa menyembunyikan apa pun dari mereka, ya…" gumamnya pelan.
Namun, sebelum pikirannya semakin jauh, suara familiar tiba-tiba terdengar di belakangnya.
“Pagi, Yoon Seo.”
Yoon Seo hampir tersentak. Itu suara yang tidak asing, tapi bukan seseorang yang ia harapkan bertemu pagi ini. Ia menoleh—dan benar saja, Naya berdiri di sana dengan senyum khasnya.
“Kau?” Mata Yoon Seo menyipit. “Kenapa kau di sini?”
Naya tertawa kecil, berjalan santai di sampingnya. “Kau terdengar seolah aku makhluk asing.”
“Kau memang aneh,” gumam Yoon Seo, lalu kembali fokus ke jalannya. “Tapi serius, kenapa kau ada di sini? Kampus ini bukan—”
“Salah,” potong Naya dengan nada puas. “Aku mahasiswa di sini juga.”
Langkah Yoon Seo terhenti. Ia menoleh, menatap Naya dengan ekspresi terkejut. “Apa?”
Naya mengangkat bahu. “Aku sekelas denganmu, tahu.”
“Tidak mungkin.”
Naya terkekeh. “Fakultas kita sama, Kim Yoon Seo. Kimia murni. Itu sebabnya aku, yang identitas nya sebagai awakener terkuat Korea, bisa segera masuk ke dalam gate waktu kau terseret ke dalamnya. Padahal, jika tempatnya jauh, aku akan membiarkan orang lain yang mengurus nya. ”
Yoon Seo terdiam. Memori tentang insiden itu kembali terlintas di kepalanya. Waktu itu, ia sempat berpikir bagaimana mungkin Naya yang pasti sangat sibuk, dikarenakan dia awakener terkuat di Korea, bisa berada di dalam gate. Ternyata, jawabannya sederhana—karena mereka ada di fakultas yang sama.
“Kenapa aku tidak pernah melihatmu sebelumnya?” tanyanya dengan alis berkerut.
Naya mengangguk-angguk, seolah mengerti kebingungannya. “Mungkin karena kau terlalu sibuk dengan duniamu sendiri?”
Yoon Seo mendengus. “Atau mungkin kau memang sengaja menyembunyikan keberadaanmu?”
“Aku tidak pernah menyembunyikan diri.” Naya tersenyum jengkel. “Kau saja yang tidak memperhatikanku.”
Yoon Seo memutar matanya.
“Baiklah, terserah.”
Namun, saat mereka hampir sampai di gedung fakultas, suara lain terdengar dari sisi mereka.
"Oh? Kim Yoon Seo?" Sapa Seorang pria dengan rambut pirang terang dan mata biru safir mendekat dengan langkah santai.
Yoon Seo menoleh, menatap pria itu dengan ekspresi netral. "Siapa kau?"
Pria itu berhenti sejenak, lalu menyipitkan mata, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
"Kau tidak mengenaliku?"
Yoon Seo tetap menatapnya datar. "Tidak."
Naya, yang sejak tadi diam, menatap pria itu dengan alis sedikit terangkat.
Wajah pria itu berubah menjadi ekspresi dramatis seketika. "Ini menyakitkan. Aku benar-benar dilupakan. "
'Huh?? '
Yoon Seo masih tidak terpengaruh. "Kau tidak mungkin mengharapkan aku mengingat seseorang yang bahkan tidak aku kenali."
Pria itu menghela napas panjang, meletakkan tangan di dada dengan ekspresi dramatis. "Astaga.Padahal baru kemarin kita bersenang-senang bersama. "ucapnya dengan dramatis, yang membuat Kim Yoon Seo mengerutkan keningnya.
Naya melirik Yoon Seo, seolah menunggu reaksinya.
Namun, Yoon Seo hanya menatap pria itu dengan ekspresi datar.
'Ya Tuhan... Kenapa engkau mengirimkan ku anomali yang tidak jelas, yang tiba-tiba saja bersikap sangat dramatis ini? . '
"Aku rasa kau salah orang."
Pria itu terdiam sejenak sebelum mendecak pelan. "Jadi, kau benar-benar tidak mengenali siapa aku?"
Yoon Seo mengangkat bahu. "Aku tidak ingat pernah mengenal pria pirang bermata biru seperti dirimu."
Wajah pria itu seketika berubah geli. "Astaga. Kau benar-benar mempunyai ingatan ikan dori, ya?"
Yoon Seo hanya mengernyit, tetapi sebelum ia bisa membalas, Naya berbicara.
"Cha Eunwoo."
Yoon Seo menoleh pada Naya dengan kaget. "Apa?"
Naya menatap pria itu. "Dia Cha Eunwoo."
Yoon Seo kembali menatap pria itu dengan ekspresi terkejut. "Cha Eunwoo...? Maksudmu..."
Pria itu—Cha Eunwoo—tersenyum miring. "Ya. Akulah vampir tampan itu."
Yoon Seo memandangi sosok pria di depannya dengan lebih saksama.
Rambut pirang, mata biru cerah. Penampilan yang sangat berbeda dengan sosok Cha Eunwoo yang ia temui di dalam gate—dengan rambut hitam pekat dan mata merah darah yang menyeramkan.
'Yang benar saja...memang benar sih, didalam novel nya menjelaskan bahwa cha eunwoo sebelum mempunyai ketampanan seorang vampir yang dingin, dia digambarkan sebagai orang yang tampan bak matahari yang bersinar.... Tapi aku tidak menyangka itu benar-benar setara dengan ketampanan versi vampir nya'
Yoon Seo menyipitkan mata. "Aku tidak percaya ini..."
Cha Eunwoo tertawa kecil. "Kau benar-benar lebih menyukai versi 'vampir tampan' dariku, ya?"
Yoon Seo hanya menghela napas panjang. "Aku hanya tidak mengira kau akan mengubah penampilan mu. "
Cha Eunwoo tersenyum puas. "Aku tidak mengubahnya, tapi aku hanya mengembalikan penampilan ku yang asli." Balasnya sambil merangkul pundak Kim Yoon Seo, yang membuat Yoon Seo merasa risih.
Naya menatap mereka berdua bergantian sebelum berkomentar, "Sepertinya ini akan menarik."
Yoon Seo mengusap pelipisnya. "Hari ini akan menjadi hari yang panjang..."
Dan dia benar-benar tidak salah.
To be continued~