Terjebak Pernikahan Dengan Pria Dingin

Lima belas menit kemudian.

"Aaargh..." Erangan panjang keluar dari mulut Barron ketika Suhadi sudah memuntahkan isi perutnya karena mabok bermain di goa labirin.

Tubuh Barron langsung ambruk seketika diatas tubuh Fla sambil berusaha mengumpulkan puing-puing tenaga. Begitu pun dengan Fla, Fla juga lemas karena Suhadi begitu bertenaga bermain di goa labirinnya.

KRIIING... Tiba-tiba saja ponsel Barron berdering.

Dengan sisa tenaga yang ada, Barron pun mengeluarkan Suhadi yang belum seratus persen bobok ganteng dari dalam goa labirin lalu beranjak dari atas tubuh Fla kemudian mengambil ponselnya yang ada di atas nakas.

Yudha. Itulah nama yang tertera di layar ponselnya.

Barron pun menggeser tombol hijau.

"Halo." jawab Barron.

"Dimana loe, bro? Prof. Arya suruh kita kumpul jam setengah sepuluh nanti di rumah sakit Health Medical." ucap Yudha.

"Yang benar kamu? Jangan nipu!" balas Barron. Wajar saja Barron curiga karena terakhir kali Yudha dan teman-temannya yang lain mengerjai Barron waktu Barron mau first date dengan Fla.

"Sumpah! Makanya baca grup!" jawab Yudha.

Barron pun mengakhiri panggilan telepon dengan Yudha secara sepihak lalu membuka grup.

"****!" umpat Barron karena yang dikatakan Yudha memang benar dan sekarang sudah jam setengah sembilan.

"Ada apa Kak?" tanya Fla.

"Aku harus ke kampus sekarang." jawab Barron.

"Kok gitu? Terus aku gimana? Aku udah bolos loh ini."

"Ya kamu tetap disini. Pelajari lagi materi yang aku kasih kemaren. Ingat, gak ada liburan kalau nilai rata-rata kamu gak B!" jawab Barron dengan wajah datarnya.

Fla menaikkan sudut bibirnya, Fla pikir setelah di kasih jatah Barron akan berubah pikiran dan tidak memaksanya harus mendapat nilai B, eh... ternyata sama saja.

Barron pun langsung beranjak dari atas ranjang dan berjalan menuju kamar mandi dalam keadaan polos. Kelihatan lah si Suhadi yang gundal gandul.

"Astaga Kak Barry! Ditutupin dong itu!" pekik Fla sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"Untuk apa ditutupin, kan udah kamu rasain juga!" balas Barron sambil terus berjalan menuju kamar mandi.

Begitu pintu kamar mandi tertutup, barulah Fla membuka wajahnya lalu bernafas lega.

Otak Fla pun memutar kembali adegan tiap adegan percintaan panasnya dengan Barron yang baru berakhir beberapa menit yang lalu. Gara-gara mengingat itu Fla senyum-senyum sendiri karena malu.

Sedangkan di dalam kamar mandi, sama seperti Fla, di bawah guyuran air shower Barron mengingat lagi percintaan panasnya dengan Fla.

"Ternyata begini rasanya bercinta, pantas saja banyak yang ketagihan, ternyata rasanya sangat nikmat! Sangking nikmatnya jadi lupa keluarin di luar!" monolog Barron.

"Aku harus beli pil kb untuk Fla biar dia gak hamil dulu, kami harus selesai kuliah dulu." monolog Barron lagi.

💋💋💋

Pukul 12.00

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Fla merasa sangat bosan di apartemen karena tidak tahu harus bikin apa. Karena bosan, Fla pun memutuskan pergi kerumah orangtuanya untuk mengambil pakaian Fla yang layak pakai sekalian mengambil mobilnya.

Sebelumnya Fla memesan pakaian yang layak pakai dari aplikasi belanja online. Setelah pakaiannya sampai, Fla pun bersiap-siap lalu memesan taksi online.

Setengah jam kemudian.

Kini Fla sudah berada di rumah orangtuanya.

Seperti biasa, rumah itu sangat sepi, hanya tiga orang asisten rumah tangga yang ada dirumah itu.

"Eh... Non Fla dateng." sapa Mbak Darmi saat Fla memasuki rumah.

"Iya Mbak. Mau ngambil baju. Semua baju yang kalian kirim gak ada yang layak pakai." jawab Fla.

"Lah kami gak tau Non, orang yang nyiapin orang suruhan Mas bule. Kita mah cuma disuruh keluarin koper Non Fla doang." jawab Mbak Darmi.

Tuh kan bener dugaan aku, pasti ini ulah Kak Barry! Dasar mesum! Mukanya aja dingin, datar tapi isi otaknya Film Jepang semua! gerutu Fla dalam hati.

"Ya udah kalau gitu bantuin Fla nyusun pakaian Fla." Fla dan Mbak Darmi pun berjalan menuju tangga. Tak lupa Mbak Darmi memanggi Mbak Luluk dan Mbak Yeti untuk membantu Fla.

Kamar Fla.

"Non, tau gak kemaren Bapak sama Ibu ribut." ucap Mbak Darmi sambil menyusun pakaian Fla kedalam koper.

Fla hanya melirik sesaat kearah Mbak Darmi.

"Terus?" tanya Fla.

"Kayaknya Bapak sama Ibu mau cerai deh Non." timpal Mbak Luluk.

"Ya udah biarin aja." balas Fla.

"Non Fla gak sedih gitu orangtuanya mau cerai?" tanya Mbak Darmi.

"Gak. Mereka masih suami-istri pun gak ada ngaruhnya sama aku, karena selama ini aku selalu sendirian. Aku aja sampe lupa kalau mereka orangtua aku." jawab Fla menutupi perasaan yang sebenarnya.

Memangnya hati anak mana yang tidak hancur kalau orangtuanya berpisah. Apalagi setelah Mama Rasti menceritakan kebenaran yang selama ini Mama Rasti tutupi selama lima belas tahun.

"Iya sih Non, tapi kan-"

"Udah lah Mbak, biarin aja mereka mau ngapain, Mama sama Papa udah sama-sama dewasa, tua malah, jadi mereka udah tahu apa yang paling tepat untuk hidup mereka. Mbak Darmi, Mbak Luluk dan Mbak Yeti sekarang doain Fla aja semoga hasil mid semester Fla nanti rata-rata dapet nilai B. Oke." ucap Fla memotong kata-kata Mbak Darmi yang Fla tahu akan memberi nasehat padanya.

Suasana hatinya hari ini sedang bagus, jadi ia tidak mau merusaknya hanya karena permasalahan kedua orangtuanya.

💋💋💋

Bersambung...

Semangat Fla.

Jangan lupa tinggalin jejak yah. 💋💋💋