Dirga. Dia adalah pemuda lupa ingatan yang tak pernah bermimpi menjadi pendekar. Tapi ternyata Dewata berpikiran lain, Dirga ditakdirkan menjadi penyelamat Bumi dari upaya bangsa Iblis yang menjadikan Bumi sebagai pusat kekuasaannya. Berbekal pusaka Naga Api yang turun dari dunia Naga, dia berkelana bersama Ratnasari memberantas aliran hitam sebelum melawan Raja Iblis.
Lalu bagaimana akhir kisah cintanya dengan Ratnasari? Apakah Dirga akan setia pada satu hati, ataukah ada hati lain yang akan dia singgahi? Baca kisah selengkapnya dalam cerita silat Nusantara, Pusaka Naga Api. ikuti kisah Dirga hanya ada di disni wkwk. kalau ada kesamaan atau tempat author minta maaf mungkin hanya sekedar sama aja cerita nya mungki tidak, ikuti kisahnya dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Hydra mengubah wujudnya kembali menjadi seekor Naga besar.
Dalam satu lompatan ringan, Dirga melompat ke atas punggung Hydra. Kedua sayap lebar Hydra pun mengepak kuat hingga menimbulkan deru angin yang menghempaskan debu dan bebatuan di sekitarnya.
"Berpegangan yang erat, Dirga! Kalau tidak kuat dengan kecepatanku, tutup matamu!" perintah Hydra.
Dirga berpegangan dengan kuat pada tulang Hydra yang menonjol di punggungnya. Tapi pemuda tampan itu tidak hendak menutup mata. Baginya, kecepatan yang ditunjukkan Hydra saat terbang bisa meningkatkan adrenalin tersendiri buatnya.Naga besar itu melayang tinggi ke angkasa seiring kepakannya yang kuat. Dan tiba-tiba, melesatlah Naga besar itu dengan kecepatan yang sulit untuk dilihat dengan mata telanjang.
Di dalam hutan. Akibat ledakan energi yang dilepaskan Sarwana, lebih dari 30 pendekar yang berilmu rendah dan sedianya hanya menjadi penonton saja dalam pertarungan antara Kera besar melawan 7 orang pendekar, harus tewas dengan cara yang cukup mengenaskan. Tubuh mereka ada yang mati mengering dan ada yang mati dengan jantung pecah. Pembuluh darah mereka pun pecah dan darah merembes keluar dari setiap pori-pori di kulitnya.
Puluhan pohon yang terkena ledakan energi itupun meranggas menggugurkan daunnya.
Pepohonan itu memang tidak tumbang, tapi besarnya tekanan yang menghempas membuat puluhan pohon itu sulit untuk menumbuhkan daun dalam jangka waktu yang cukup lama.Kelana Jati dan Darmawisesa serta para pendekar yang berhasil selamat, hanya bisa menelan ludah. Mereka belum tahu apakah keputusan untuk menyerang Kera besar itu entah baik atau buruk hasilnya buat mereka.
Tapi nasi sudah menjadi bubur, mereka tidak akan mundur dari pertarungan yang sudah mereka ciptakan sendiri. Itupun dengan resiko kematian yang setiap saat bisa saja mereka terima.
Kali ini bukan 7 orang pendekar lagi yang akan mengeroyok Sarwana, tapi puluhan pendekar sekaligus. Mereka yang baru bergabung memiliki alasan yang sama dengan Kelana jati maupun pendekar lainnya.
Sarwana kembali menyeringai menunjukkan kebengisannya. Tongkat emas di tangannya berputar cepat hingga menimbulkan deru angin yang menghempaskan dedaunan. Tampaknya penguasa jurang Panguripan itu sudah tidak sabar untuk membantai mereka.
Memang puluhan pendekar itu sudah mengepung Sarwana, tapi tidak ada satupun yang berani untuk mendahului menyerang. Mereka saling menunggu satu sama lain. Ada kekuatiran tersendiri di dalam benak mereka masing-masing.
Grroaaaaagh!
Suara yang keras dari angkasa membuyarkan fokus mereka seketika. Kondisi hutan yang sudah terbuka lebar karena pepohonan menggugurkan daunnya, membuat mereka bisa melihat jelas jika seekor Naga sedang berputar-putar di atas.
Sarwana pun ikut mendongakkan kepalanya.
Kedua bola matanya menyipit ketika melihat ada sosok manusia yang menunggangi Naga besar itu. Tapi penglihatannya tidak mampu menangkap jelas siapa sosok tersebut.
"Hydra, kau jangan ikut turun. Biar aku sendiri yang membantu Sarwana menghadapi mereka,"ucap Dirga seraya melihat ke bawah.
"Kau yakin? Apa tidak sebaiknya kita turun langsung saja?" tanya Hydra.
"Mereka akan menandai wajahku jika kita turun bersama. Bukan aku takut, tapi jelas aku akan dicari karena bersamamu! Mereka jelas akan penasaran bagaimana aku bisa denganmu!"
"Lalu bagaimana sekarang?"
"Turunkan aku agak jauh. Atau kalau kau mau, ubah wujudmu menjadi manusia!"
"Baiklah." Hydra mengepakkan sayap meninggalkan tempat tersebut.Di bawah, para pendekar yang berambisi mendapatkan pedang Naga Api juga melihat ada sosok yang menunggangi Naga tersebut. Tapi mereka tidak bisa melihat jelas siapa sosok tersebut.