Sinopsis Singkat "Cinta yang Terlambat"
Maya, seorang wanita karier dari masa depan, terbangun di tubuh Riani, seorang wanita yang dijodohkan dengan Dimas, pria dingin dari tahun 1970-an. Dengan pengetahuan modern yang dimilikinya, Maya berusaha mengubah hidupnya dan memperbaiki pernikahan yang penuh tekanan ini. Sementara itu, Dimas yang awalnya menolak perubahan, perlahan mulai tertarik pada keberanian dan kecerdasan Maya. Namun, mereka harus menghadapi konflik keluarga dan perbedaan budaya yang menguji hubungan mereka. Dalam perjalanan ini, Maya harus memilih antara kembali ke dunianya atau membangun masa depan bersama Dimas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carat18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 – Ombak Masalah yang Menerjang
selamat membaca guys ❤️ 🐸 ❤️ ❤️ ❤️ ❤️
*****
Malam itu, Riani duduk di ruang tengah, menunggu kepulangan Dimas. Biasa nya, suami nya tidak pernah pulang terlalu larut kecuali ada urusan penting. Namun, sejak sore tadi, ia merasa ada sesuatu yang mengganjal di hati nya. Seperti firasat buruk yang terus mengusik pikiran nya.
Di atas meja, sebuah teko berisi teh hangat yang sudah mendingin menjadi saksi kegelisahan nya. Riani melirik jam dinding yang sudah menunjuk kan pukul sembilan malam.
"Kenapa Dimas belum pulang?" pikir nya.
Beberapa menit kemudian, suara langkah kaki terdengar dari luar. Riani segera berdiri dan berjalan ke arah pintu. Begitu pintu terbuka, ia melihat Dimas berdiri di ambang pintu dengan ekspresi yang sulit ditebak.
"Kamu dari mana?" tanya nya langsung, mencoba menyembunyikan kecemasan nya di balik nada suara nya yang datar.
Dimas melepas sandal nya dengan lambat lalu berjalan masuk. "Aku ke rumah Sinta."
Riani merasakan jantung nya berdegup kencang. Ada sesuatu yang mencubit perasaannya. "Kenapa kamu ke sana?"
Dimas duduk di kursi kayu dekat meja dan menyandarkan tubuhnya dengan lelah. "Aku ingin menyelesaikan semua nya. Aku bilang pada nya supaya dia berhenti mengganggu rumah tangga kita."
Mata Riani menyipit, meneliti wajah suaminya. "Dan dia mau berhenti?"
Dimas menghela napas berat. "Dia nggak akan menyerah begitu saja. Aku bisa lihat dari tatapan mata nya. Dia merasa masih punya hak atas aku."
Riani mengepalkan tangan nya. Sejak awal, ia tahu Sinta bukan perempuan yang mudah menyerah. Tapi ia tak menyangka mantan kekasih suami nya itu akan seberani ini.
"Aku harus bicara langsung dengan nya," kata Riani akhir nya, nada nya penuh ketegasan.
Dimas menoleh cepat. "Jangan, Riani. Aku nggak mau kamu kena masalah. Ini urusan yang harus aku selesaikan."
"Tapi ini juga rumah tangga kita, Mas," jawab Riani dengan suara tegas.
"Aku nggak mau diam saja sementara ada orang yang mencoba merusak nya."
Dimas menatap istri nya dengan penuh rasa sayang. Dalam hati nya, ia kagum dengan keteguhan hati Riani. Ia tahu istri nya bukan perempuan yang mudah diinjak-injak.
Tapi Sinta juga bukan lawan yang bisa diremehkan.
Keesokan Hari nya
Pagi-pagi sekali, Riani bangun lebih awal dari biasa nya. Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, ia memutuskan untuk pergi ke pasar. Tapi bukan hanya untuk berbelanja.
Ia ingin bertemu langsung dengan Sinta.
Riani sudah mendengar gosip yang beredar. Sinta tak hanya bicara di belakang nya, tapi juga berani menyebarkan fitnah bahwa Dimas masih memiliki perasaan untuk nya.
Di pasar yang ramai, mata Riani langsung menemukan sosok perempuan itu. Sinta berdiri di dekat lapak sayur, berbicara dengan beberapa pedagang. Saat mata mereka bertemu, Sinta tersenyum tipis, seolah sudah menunggu kedatangan nya.
"Ah, Riani," kata Sinta santai. "Akhir nya kamu datang menemuiku."
Riani melangkah mendekat, berdiri tegak di hadapan perempuan itu. "Aku dengar kamu bicara macam-macam tentang suamiku."
Sinta tertawa kecil, lalu melipat tangan nya di depan dada. "Oh, jadi kamu sudah dengar? Kupikir Dimas belum memberitahumu."
"Aku ingin kamu berhenti menyebarkan gosip. Kalau kamu punya masalah denganku, hadapi aku langsung. Jangan main belakang," kata Riani dengan suara dingin.
Sinta menaikkan sebelah alis nya. "Aku hanya mengatakan yang sebenar nya, Riani. Dimas dulu mencintaiku. Dan aku yakin, sebagian dari hati nya masih untuk ku."
Riani menatap tajam. "Mungkin itu dulu. Tapi sekarang dia suamiku. Dan aku nggak akan membiarkan siapa pun menghancurkan rumah tanggaku."
Sinta tersenyum miring. "Kita lihat saja. Aku tidak akan mundur begitu saja, Riani. Dimas adalah lelaki yang seharus nya bersamaku."
Riani mengepalkan tangan nya .Amarah nya hampir meledak, tapi ia tahu ia harus tetap tenang.
"Aku sudah memperingatkan mu, Sinta. Jangan salahkan aku kalau nanti kamu yang menyesal."
Sinta terkekeh. "Kita lihat siapa yang akan menang, Riani."
Tanpa berkata apa-apa lagi, Riani berbalik dan pergi. Tapi hati nya sudah bulat—ia tidak akan membiarkan perempuan itu mengusik rumah tangga nya.
Sinta baru saja memulai permainan ini. Tapi Riani akan memastikan bahwa dialah yang menyelesaikan nya.
Malam yang Penuh Kecurigaan
Malam itu, saat Dimas pulang dari pekerjaan nya, suasana di rumah terasa dingin. Riani tidak langsung menyambut nya seperti biasa. Ia hanya duduk di kursi kayu dekat dapur, menatap suami nya dengan tatapan yang sulit diterjemahkan.
Dimas merasakan ada sesuatu yang berbeda. "Ada apa?"
Riani menyilangkan tangan nya di dada. "Aku ketemu Sinta tadi di pasar."
Dimas menelan ludah. "Dan?"
"Dia bilang dia nggak akan menyerah. Kata nya kamu masih punya perasaan untuk nya."
Dimas menghela napas. Ia melangkah mendekat, lalu duduk di depan istri nya. "Aku nggak tahu lagi harus bagaimana supaya kamu percaya kalau aku cuma mencintaimu, Riani."
Riani terdiam. Dalam hati nya, ia percaya pada Dimas. Tapi melihat Sinta yang begitu gigih, ia tak bisa mengabaikan perasaan was-was nya.
"Aku percaya kamu, Mas. Aku cuma nggak percaya sama dia," kata Riani akhir nya.
Dimas mengangguk. "Kalau begitu, kita hadapi ini bersama."
Riani menatap suami nya dalam-dalam. Ia tahu ini belum berakhir. Tapi satu hal yang pasti—ia tidak akan mundur.
*****
Terima kasih sudah membaca guys ❤️❤️❤️🐸❤️❤️❤️