Samudra ErRainly Rahardian Wijaya.
Pria berusia 25 tahun yang terpaksa menikahi calon istri dari pria yang ia tabrak tanpa sengaja sampai harus meregang nyawa di rumah sakit.
Untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya dan menuruti permintaan terakhir Si korban Sam akhirnya mengadakan ijab kabul secara mendadak di hadapan korban sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Akankah si wanita mau menerima Sam sebagai suaminya untuk menggantikan kekasihnya yang telah tiada?
Dan apakah Sam juga mau mengorbankan hubungannya yang sudah terjalin selama 7 tahun demi pernikahan dadakan ini?
Bagaimana kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tangung jawab
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Lalu bagaimana jika ia tak sembuh dan pulang? bagaimana nasib calon istrinya yang kini sedang menunggu di rumah untuk dinikahi?" ucap pria tersebut yang membuat Samudera tercengang tak percaya.
"Apa ia akan menikah?" tanya Sam yang di jawab anggukan kepala.
"Iya, sore ini ia akan menikah, tadi pagi ia menelepon saya dan mengatakan akan menjemput saya dirumah tapi saya tunggu nyatanya Wildan tak kunjung datang, sampai akhirnya saya yang memutuskan untuk kerumahnya sendiri tapi di jalanan tadi nampak ramai, setelah di selidiki karna perasaan saya tak enak ternyata korban kecelakaan itu adalah keponakan saya sendiri " jelas pria tersebut menangis tersedu sedu sampai terguncang bahunya menandakan betapa sedihnya ia menerima kenyataan yang begitu mendadak.
"Nama bapak siapa?" tanya Sam.
"Wanto, Tuan" jawabnya yang masih terisak.
"Saya Samudera, sekali saya mohon maaf." ucap Sam lagi penuh sesal meski sebenarnya kesalahan tak semuanya tertuju padanya. Motor Wildan yang menyalip dan oleng secara tiba-tiba karna menghantam lubang besar membuat kecelakaan pun tak bisa dihindari.
Suara pintu UGD yang terbuka sedikit kasar membuat tiga pria yang berada di kursi tunggu akhirnya menoleh secara bersama.
"Keluarga Pasien?" panggil suster dengan panik.
"Saya, Saya pamannya, suster"
"Bagaimana kondisi keponakan saya?" tambahnya lagi ketakutan.
"Pasien dalam keadaan sadar, tapi sangat keritis, Pak" jawab wanita dengan pakaian khas keperawatan.
"Apa kami bisa masuk untuk bertemu?" pinta Samudera.
"Tentu, tapi cukup dua orang saja."
Samudera dan pak Wanto mengangguk paham, sebelum masuk kedalam ruangan UGD ia mengucapkan banyak banyak terima kasih pada orang yang mengantarnya tadi kerumah sakit serta tak lupa memberinya sedikit uang untuk ongkos pulang.
.
.
"Dek... "
Satu kata yang keluar dari mulut Wildan, korban yang tertabrak secara tak sengaja oleh Sang pewaris hampir seluruh harta kekayaan Rahardian Wijaya.
"Dek.. Dek!" lagi lagi ia mengulangnya dengan sangat lirih dan pelan.
"Dia ada dirumah sedang menunggumu untuk menikahinya" bisik pak Wanto seakan memberikan kekuatan. Namun, siapa sangka itu justru bagai menghujam jantung Sam yang semakin merasa bersalah.
"Kamu kuat ya, Nak. Harus kuat demi hari bahagia kalian"
"Aku ingin bertemu dengannya" pinta Wildan.
Pak Wanto melirik kearah Samudera seakan miminta pendapat, dan entah kenapa pria tampan dengan stelan jas hitamnya itu malah menganggukan kepala tanda setuju.
Pak Wanto pun akhirnya keluar dari ruang UGD untuk mengabari pihak keluarganya.
.
.
Tiga puluh menit berlalu, akhirnya keluarga Wildan datang dengan langkah tergesa dan raut wajah sangat khawatir.
Ada sepasang suami istri paruh baya dan satu gadis cantik lengkap dengan kebaya berwarna putih.
"Kenapa ini bisa terjadi?" jerit Pilu seorang wanita yang di tebak Samudera adalah ibu Wildan.
"Sabar, Bu. Sabar ya ini semua takdir dan ujian dari yang maha Kuasa" jawab pria yang sedari tadi memeluk wanita yang menangis tersedu-sedu itu.
"Saya mohon maaf dengan kejadian ini, biarkan saya mempertanggung jawabkannya" ucap Samudera karna ia tak akan lari dari masalah seberat apapun itu.
Semua mata tertuju padanya termasuk pak Wanto, tapi tidak dengan gadis berkebaya yang berdiri di sisi kanan Wildan, Ia terus menangis tanpa suara hanya isakan kecil yang terdengar begitu lirih dan menyayat hati siapapun yang mendegar nya.
"Maafkan kakak, ini terlalu sakit untuk dirasakan" ucap Wildan terbata.
"Kakak pasti kuat, ayo bertahan. Bukankah kakak akan menikahiku hari ini?"
Wildan menggeleng kan kepalanya pelan namun mantap.
"Tidak, kakak tak sanggup melakukannya, Dek. Maafkan kakak" lirih Wildan dengan senyum yang dipaksakan sambil menahan sakit dalam dirinya.
"Lalu aku bagaiamana? aku nanti dengan siapa?"
Wildan tak menjawab pertanyaan calon istrinya itu, ia malah menoleh kearah kiri tepat dimana Samudera berdiri disamping pamannya, pak Wanto.
"Maukah kau bertanggung jawab atas kejadian ini?" tanya Wildan serius pada Samudera.
"Tentu, aku akan mempertanggung jawabkannya" ucap Samudera penuh keyakinan.
Wildan tersenyum simpul, ia begitu lega dengan apa yang di ucapkan pria yang memiliki wajah tampan rupawan itu.
.
.
.
.
.
Aku ingin kau menikahi calon istriku sekarang juga sebelum aku pergi dengan tenang..
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Kawin Oey 🤣🤣🤣🤣
Nasib mu Tuuuuut...
Bikin bentar lagi geleng-geleng angguk angguk 😝😝😝🤪
Like komennya yuk jangan lupa ya gaes!
hmm, coba lanjutin dulu deh bacanya
mau sampai kapan tak jujur?
Air musuh bebuyutan Onty Ammera
Sam musuh bebuyutan Onty Cahaya
Gala musuh bebuyutan Sam
tp tetep sayang yg pasti