NovelToon NovelToon
Pertemuan Dua Hati Yang Terluka

Pertemuan Dua Hati Yang Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:52.9k
Nilai: 5
Nama Author: Favreaa

Kisah CEO dingin dan galak, memiliki sekretaris yang sedikit barbar, berani dan ceplas-ceplos. Mereka sering terlibat perdebatan. Tapi sama-sama pernah dikecewakan oleh pasangan masing-masing di masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Favreaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

"Astaga, nyebelin banget tuh nenek-nenek! Memangnya dia hidup di jaman apa sih?"

Alesha menggerutu sambil duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu. Wajahnya ditekuk dengan bibir meruncing.

"Ada apa Alesha, kok kelihatannya kesal gitu?"

Tiba-tiba Haidar sudah ada di belakangnya sambil terkekeh. Alesha langsung menoleh dan tersipu.

"Eh, om Haidar. Ini om aku pengen nyamperin ke kamar Alvaro, tapi gak boleh sama tante Neysa." Adu Alesha. Bibirnya masih dikerucutkan.

"Tidak apa-apa. Kalau kamu mau ke atas, naik saja! Di atas kan bukan Cuma kamar Alvaro, ada ruang santai dan ada kamar Ireen juga."

Mata Alesha berbinar. "Boleh om?" Haidar mengangguk. Tanpa ragu Alesha langsung berdiri.

"Om Haidar sangat baik, terimakasih ya." Alesha melompat seperti anak kecil yang dibelikan permen. Dia langsung berlari menuju tangga tanpa menghiraukan teriakan Neysa yang ingin menghentikan niatnya.

"Papi, kenapa ijinkan dia ke atas? Papi mau menanggung resikonya? Alvaro akan murka?"

Baru selesai Neysa bicara, tiba-tiba terdengar gelegar suara putra mereka.

"KELUAR KAU! SIAPA YANG MENGIZINKANMU MASUK KE RUANG PRIBADI SAYA?"

Neysa dan Haidar saling berpandangan.

Mereka bermaksud naik ke atas untuk melihat apa yang terjadi. Tapi tak berapa lama Alesha turun dengan berurai airmata.

"Alesha?"

Neysa menghampirinya. Tapi Alesha malah terus berlari menuju pintu utama. Neysa cepat menyusul dan menarik tangan Alesha, hingga wanita yang tengah menangis itu tak bisa meneruskan langkahnya.

"Alesha, kamu kenapa nangis?" Tanya Neysa dengan suara lembut. Alesha berbalik dan langsung memeluk Neysa.

"Alvaro, tante. Dia bentak aku. Padahal aku cuma mau kasih surprise, tapi dia malah marah. Hiks hiks" adu Alesha sambil terus terisak.

Neysa menepuk-nepuk punggung gadis itu. Tapi dia yakin, Alvaro tak akan memarahi orang tanpa alasan. Dia sangat tahu watak putranya.

"Bukankah tadi tante sudah peringatkan? Jangan masuk ke area pribadi Alvaro, dia akan sangat marah! Tante yakin, Alvaro tidak mungkin marah tanpa sebab."

Alesha menggeleng lalu mengurai pelukan Neysa dan menatap wajahnya.

"Nggak kok, tadi aku cuma ngintip aja ke kamar Alvaro tapi ketahuan. Eh, dia langsung marah dan bentak aku."

Alesha berbohong! Padahal sebenarnya dia mengendap-ngendap masuk ke kamar Alesha. Saat lelaki itu baru keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk, Alwsha langsung memeluknya dari belakang. Tak terelakkan, Alvaro marah besar dan langsung mengusir wanita itu.

"Mom, saya pergi dulu." Tiba-tiba Alvaro sudah ada di dekat mereka dengan penampilan rapi dan siap pergi. Dia sama sekali tak memperdulikan keberadaan Alesha di situ.

"Kamu mau ke mana, nak?"

"Ke apartemen Elena, mom. Ada hal penting yang harus aku bicarakan sama dia."

Setelah mengatakan itu, Alvaro keluar dari pintu utama. Tapi dari dalam rumah Haidar berteriak memanggilnya.

"Tunggu Alvaro, ajaklah Alesha! Selama Alesha di sini, kamu belum pernah mengajaknya jalan-jalan."

Alesha langsung sumringah mendengar ucapan Haidar.

"Iya Al, aku harus ikut sama kamu! Bukankah kita harus mencari cincin untuk pertunangan kita!"

Alvaro mendengus kesal dan menatap tajam gadis itu.

"Jangan terlalu percaya diri Alesha, siapa juga yang mau bertunangan sama kamu? Sudah tahu kan kalau saya punya pacar?"

"Tapi papaku dan om Haidar sudah menjodohkan kita!"

"Tapi saya menolak!"

"Alesha benar, papi sudah meminta dia pada om Bryan untuk menjadi istri kamu." Dengan seenaknya Haidar berkata begitu, tanpa memikirkan perasaan Alvaro.

"Saya menolak! Ini hidup saya, tak ada seorangpun yang bisa ikut campur! Dan kamu Alesha, jangan ngimpi, saya mau menikah sama kamu!" setelah berkata seperti itu, kini Alvaro benar-benar pergi dan tak ada yang bisa menahannya.

Alesha menatap punggung Alvaro penuh amarah. Baru kali ini ada orang yang merendahkannya dengan terang-terangan menolak dirinya.

"Awas kamu Elena, kamu pikir aku akan diam saja? Jangan panggil aku Alesha, kalau tidak bisa mengurus tikus got seperti kamu!"

"Alesha, saya harap kamu bisa terima ini, karena Alvaro bukan orang yang bisa ditekan apalagi dipaksa."

Neysa memperingatkan, sekaligus merasa senang karena Alvaro sudah bersikap tegas pada gadis itu dan juga ayahnya.

"Tenanglah nak, om akan terus membujuk Alvaro, supaya dia mau berubah pikiran."

"Iya om, terimakasih. Percayalah, aku sudah jatuh cinta pada Alvaro saat melihatnya pertamakali."

Neysa kesal sekali mendengar perbincangan suaminya dengan gadis itu. dia hanya bisa berharap, semoga Alvaro tetap pada pendiriannya.

***

Cassandra menghentikan mobilnya di sebuah club malam yang menjadi langganannya. Malam ini dia sudah janjian dengan Anton di tempat ini.

Lampu remang-remang, musik hingar bingar, minuman beralkohol dan asap rokok, sudah sangat akrab dengan kehidupannya di beberapa tahun terakhir ini. Rasanya seperti ada yang hilang jika sehari saja dia tak merasakan dunia gemerlap itu.

Dia jadi teringat, awal mula memasuki tempat seperti ini, 7 tahun yang lalu. Saat itu usianya masih 19 tahun dan dia masih menjadi asisten pribadi dari seorang model papan atas bernama Deana Helena. Saat itu Deana sudah memasuki usia matang sebagai seorang super model. Dan untuk mempertahankan dunianya, dia bersama teman-temannya mendirikan sebuah sekolah model.

Cassandra yang memiliki wajah cantik dan tubuh proporsional, sangat memenuhi syarat sebagai model. Dan Deana bisa melihat itu. Diapun dengan berbaik hati, memasukkan Cassandra ke sekolah model miliknya. Dia dididik menjadi model profesional. Setelah jatuh bangun dan berkat bantuan Deana juga, perjuangan Cassandra pun berbuah manis. Dia berhasil menjadi model profesional. Merasakan berjalan di catwalk, dikontrak untuk memperagakan baju-baju dari para desainer dan juga dari brand-brand ternama yang mendunia. Belum lagi berbagai produk kosmetik. Pokoknya Cassandra sudah pernah merasakan menjadi idola di dunia permodelan. Dan di masa itu pula dia berkenalan dengan Alvaro, lalu menjalin hubungan kekasih dengan lelaki tampan dan tajir itu.

Tapi sayang, Cassandra terkena star syndrom dan terjerumus ke jalan yang salah. Padahal Deana sudah menasihatinya. Tapi Cassandra yang merasa sudah hebat, tak mau mendengarkan. Dia tetap kecanduan pesta dan senang berpoya-poya. Selain itu dia juga jadi kecanduan s*x semenjak dia diperkaos oleh pacar pertamanya, sebelum dia mengenal Alvaro.

Tapi meski begitu, Cassandra sangat hati-hati dengan Alvaro, karena laki-laki itu alergi berat dengan yang namanya free s*x! Meski Cassandra pernah menggoda Alvaro untuk melakukan 'itu', tapi pendirian Alvaro sangat kuat. *No s*x before marriage*! Cassandra yang sudah kecanduan akhirnya mencari pelampiasan dengan lelaki lain termasuk dengan Calvin, orang kepercayaan Alvaro. Hingga Alvaro memergokinya dan langsung ditendang sejauh mungkin oleh lelaki itu.

Bersamaan dengan perilaku miringnya, Cassandra jadi tidak profesional lagi sebagai model. Dia sering mangkir dari pekerjaannya dan akhirnya satu-persatu kontraknya diputus. Dia jadi kehilangan banyak job.

"Sandra!"

Sebuah suara membuyarkan lamunannya. Dia menengok ke asal suara yang memanggilnya itu. Seorang pria yang sangat dikenalnya, yang membuat dirinya dibuang oleh Alvaro. Cassandra memutar bola matanya, saat Calvin menghampirinya.

"Hallo cantik, lama tidak bertemu. Kamu apa kabar?" tanya laki-laki itu seraya menatap lekat wajah Cassandra.

"Ngapain lo di sini?" Cassandra balik bertanya sambil mendelik sinis.

"Gue tahu lo sering ke sini, Sandra. Makanya malam ini gue memutuskan untuk datang ke tempat ini supaya bisa ketemu lo. Gue kangen berat sama lo." Ujar Calvin dengan berani. Maklum, istrinya sudah menggugat cerai dan sudah beberapa lama dia tak bisa menyalurkan hasrat kelelakiannya. Mau menyewa perempuan pun, sebagai pengangguran dia tak punya uang.

"Gak usah basa-basi, gue lagi alergi sama lo. Mendingan lo pergi jauh-jauh dari hadapan gue!"

"Hahaha! lo gak akan berani ngusir gue, Sandra. Karena gue sudah tahu sepak terjang lo." Tawa lepas Calvin, meninggalkan tanya di benak Cassandra.

"Apa maksud lo?"

"Anton, dia seorang pengusaha tajir, tapi lo tahu? Perusahaan yang dia kelola sebenarnya, bukan perusahaan miliknya. Tapi milik Mina, istrinya. Kalau gue bocorin hubungan kalian ke bu Mina, maka Anton akan di tendang dan lo akan kembali jadi orang melarat. Gue juga tahu, karier model lo sekarang sedang berada di titik terendah kan? lo sudah banyak kehilangan job karena sikap ketidak profesional-an lo!"

Cassandra menatap bengis Calvin yang tengah cengar-cengir, karena merasa di atas angin.

"Apa mau lo?"

"Tentu saja uang dan, tubuh lo!"

Cassandra mendengus kesal. Bagaimana cara menolak Calvin? Tapi jika Calvin benar-bemar melakukan ancamannya "tidak, tidak! Aku tak mau jatuh miskin lagi!" gumam hatinya.

"Lo tinggal di mana? Besok gue ke tempat lo aja, karena gue gak mau ambil resiko. Gak ingin kejadian dulu terulang lagi kalau ngajak lo ke apartemen gue."

Calvin kembali tertawa, kali ini dibarengi dengan tatapan genit.

"Gue udah gak punya tempat tinggal dan sama sekali gak punya apa-apa." Jawab Calvin jujur. Cassandra kembali mendengus kesal.

"Dasar laki-laki kere bajingan lo! Napsu aja digedein tapi gelandangan."

"Ya sudah, anggap aja gue gig*lo, lo! Gue yakin, burungnya si Anton kecil, gak sebanding dengan punya gue. Maniak seperti lo, mana puas dengan sekecil burung kecil itu!"

Telinga Cassandra terasa sakit saat lagi-lagi mendengar tawa puas yang keluar dari mulut lelaki itu. Tapi apa yang diucapkan Calvin memang benar. Dia sama sekali tak pernah merasakan puas, bermain dengan Anton.

"Oke, besok lo cari apartemen yang bisa disewa murah. Kalau udah dapet, bilang ke gue nanti gue yang bayar. Untuk sekarang lo jauhin gue dulu, karena Anton sebentar lagi akan datang."

"Oke my queen, tapi tolong kasih gue duit sekarang! Gue lagi benar-benar kosong."

Cassandra tak bisa menolak permintaan Calvin. Diapun terpaksa mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dan menyerahkannya pada Calvin.

"Terimakasih cantik, lo memang dewi penolong gue. Selamat bersenang-senang, gue pergi dulu!"

Calvin mencondongkan tubuhnya, bermaksud mencium bibir Cassandra. Tapi wanita itu langsung menghindar dan menggeplak bibir lelaki itu.

Calvin tertawa ngakak, "bercanda, sayang." Katanya sambil berlalu pergi.

Cassandra jadi tidak sabar menunggu besok, karena sebenarnya diapun sudah kangen dengan permainan Calvin. Jika dibandingkan dengan Anton, laki-laki buncit itu memang tidak ada apa-apanya. Cassandra sudah lupa daratan. Dia hanya tahu mengejar kenikmatan dunia, tanpa memikirkan resiko yang mungkin akan diterimanya kelak, sebagai akibat dari perbuatan yang dilakukannya saat ini. Dia pun tidak sadar, kalau sebagai makhluk hidup, suatu saat akan binasa dan harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya di hadapan sang pencipta!

1
Rani Setiawati
Koreksi nama tokoh
Baper kusut
semoga kisah elena gk kaya ibu nya ya, carline.. karena keegoisan org tua gk perduli anaknya depresi
Siti Sa'adah
jatuh cinta jg boleh kok,, alvaro malh suka pakai bgt
Wiwin niasari
lanjuut thor...
Wiwin niasari
ok
Sri Endang
cuss
Karlina Darsih
sip
Sri Endang
lanjutt
Arbaati
mantap elena...
Arbaati
menarik dan makin seru
Ulfah Fafi
lanjut please...
Azwan Ramhan
lanjut
Meryrostiti Titi
pasti mamax elena
Pa Muhsid
nah kan nah kan😄😄😄 kira kira siapa yang akan jilat ludah sendiri duluan ya😏😏😏
Yong Chel
up lg..
Yong Chel
up lg..
echa purin
/Good/
inna
mantap
Azwan Ramhan
lanjut
A F I S ❀
lanjutt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!