Connection Between Us

Samuel tidak puas mengetahui bahwa apa yang dia alami semalam tidak memberi efek apapun pada wanita itu. Ternyata, untuk hal semacam ini wanita itu tidak memiliki kesamaan dengannya.

Dan hal itu sangat mengganggunya. Karena dia terlanjur berpikir kalau tubuh mereka berdua saling terhubung.

Penasaran, Samuel mencoba sesuatu. Dia menstimulasi dirinya sendiri untuk bergairah. Dengan menonton beberapa film tak senonoh. Bersama dengan itu, Samuel memperhatikan reaksi wanita yang sedang berdiri di depan ruangannya.

Ketika Samuel mulai terangsang, dia menemukan kalau wanita itu tiba-tiba terdiam. Dan mengunci kedua kaki yang terjalin. Berarti wanita itu juga terangsang? Sama sepertinya?

Samuel menghubungi wanita itu dan memerintahkan untuk masuk ke dalam ruangannya. Di balik meja, Samuel meneruskan stimulasi untuk membuatnya bergairah. Dan ternyata, hal itu membuat wanita itu bereaksi.

Sepertinya wanita itu tidak merasakan apa-apa. Tapi setelah sebuah desahan terdengar di telinga Samuel. Dia sangat yakin wanita itu merasakan apa yang dia rasakan. Tubuh mereka memang saling terhubung. Dan hal itu membuatnya senang sampai tidak sadar telah tersenyum lebar.

"Apa kau merasakan sesuatu?" tanya Samuel ingin memastikan keyakinannya.

"Merasakan sesuatu? Apa maksud Anda?"

"Kenapa kau mendesah?"

"Mendesah? Saya tidak mendesah. Mungkin Anda salah dengar"

Samuel bangkit dari kursinya, berjalan mendekat ke arah wanita itu. Begitu bangga telah menemukan akibat perbuatannya pada tubuh wanita itu.

"Aku tidak salah dengar. Kau mendesah tadi. Dan kau ... "

Belum selesai Samuel bicara, pintu ruangannya terbuka lebar. Ibu dan asistennya mendadak masuk ke dalam ruangan dan seketika berteriak.

"Aaahhh, apa yang kau lakukan??" teriak ibunya.

Samuel tidak mengerti kenapa ibu dan asistennya bereaksi berlebihan. Padahal dia hanya bicara dengan wanita itu.

Lalu kejadian berikutnya, membuat Samuel mengerti. Ibunya memalingkan wajah dan menutup mata. Asistennya berlari cepat ke arah Samuel. Seperti efek domino, wanita itu juga perlahan menoleh ke arahnya. Apa yang terjadi? Kenapa semuanya melihat ke arahnya?

Dan Samuel teringat kalau ... Celananya terbuka. Dengan bagian privasinya masih berada di luar dan sedang menegang penuh.

Lusi yang menyadari hal itu tidak berteriak, hanya menutup matanya dengan tangan. Ketika asisten berada tepat diantara mereka, Samuel telah berhasil memasukkan bagian tubuh ke dalam celana dan menguncinya di dalam.

Setelah semua keadaan terkendali. Samuel kini duduk berdampingan dengan wanita itu di sofa. Sedangkan ibunya duduk berseberangan dengannya. Melihat dengan wajah penuh dengan kekhawatiran. Dan asistennya hanya bisa menunduk dalam. Seakan menggantikan Samuel menahan rasa malu.

"Ibu" kata Samuel memecah keheningan.

"Ibu tahu"

Apa? Apa yang ibunya tahu? Apa ibunya tahu kalau Samuel memiliki sebuah hubungan aneh dengan wanita yang ada disebelahnya? Bagaimana ibunya bisa tahu?

"Darimana ibu tahu?" tanyanya.

"Dari caramu melihat Lusi. Bagaimana bisa ibu tidak memahami hal itu?"

Hanya dari cara Samuel melihat wanita itu, ibunya mengerti tentang hal ini? Wahh, ternyata insting seorang ibu sangatlah hebat. Pikir Samuel.

"Apa yang aku lakukan hanyalah untuk mengetahui apakah benar ... " kata Samuel ingin menjelaskan ... Tapi ibunya mengangkat tangan untuk memotong kata-katanya.

"Ibu mengerti. Sebenarnya semua ini sulit diterima oleh ibu. Apalagi ayahmu. Tapi kami akan mencoba mengerti pilihanmu."

"Pilihan?"

"Tapi ibu tidak menyangka kau akan bergerak secepat ini. Padahal belum satu bulan kalian bertemu. Tapi ... Sekali lagi. Kalau dia memang pilihanmu, maka ibu akan menghormatinya"

Samuel merasa tidak memahami isi pembicaraan ibunya. Dia pikir, ibunya telah menemukan hubungan antara Samuel dan Lusi. Tapi ternyata yang ada di kepala ibunya bukanlah hubungan yang ada di pikiran Samuel. Melainkan sebuah hubungan antara pria dan wanita yang biasa.

"Bu, ini tidak seperti itu. Aku ... " ucap Samuel berusaha menjelaskan.

"Tapi setidaknya, kau bisa melakukannya di sebuah tempat yang layak. Bukan di kantor. Di waktu dimana kau harusnya bekerja. Ibu tahu kalau kau pasti tidak bisa menahan desakan itu, tapi semua ini sangatlah tidak ... Pantas untuk seorang West"

Samuel melihat ke arah ibunya dengan tatapan tidak percaya. Ibunya menganggap Samuel menyukai wanita itu? Menyukai Lusi North? Lalu dia menoleh dan menemukan wajah wanita itu memerah. Seperti sedang tersipu.

Apa wanita itu juga berpikir hal yang sama seperti ibunya? Wanita itu pikir Samuel menyukainya? Tidak, tidak mungkin.

Samuel melihat ke arah asisten dan menemukan kalau orang kepercayaannya itu juga memiliki pemikiran yang sama.

Apa? Tidak mungkin. Jadi semua hal yang Samuel lakukan beberapa hari ini diartikan salah oleh ketiga orang ini? Sungguh menggelikan.

"Ibu, tidak seperti itu. Semua ini tidak benar. Aku hanya ... "

Tenggorokan Samuel tercekat. Dia merasa harus menjelaskan bahwa sebenarnya dia tidak tertarik pada wanita itu. Dia hanya ingin memeriksa kebenaran tentang hubungan antara tubuhnya dan wanita itu. Tapi bagaimana menjelaskannya?

"Meski Lusi North tidak masuk dalam kriteria wanita yang pantas untuk bersanding denganmu, tapi ibu akan mencoba untuk menghormati pilihanmu. Setidaknya itu mematahkan anggapan banyak orang kalau putraku tidak menyukai wanita"

Ingin sekali Samuel meluruskan kesalahpahaman yang dipikirkan ibunya. Hanya saja dia tidak bisa membicarakan hal sebenarnya. Lalu bagaimana caranya terbebas dari tuduhan ini?

Dia menoleh ke samping dan melihat senyum di wajah wanita itu.

Sial, wanita itu merasa kalau kesalahan pahaman ini benar adanya.

Tapi ... Melihat semua yang dia lakukan. Samuel tidak bisa menyalahkan semua orang karena berpikir sama dengan ibunya. Dia yang selama ini tidak pernah menunjukkan reaksi pada wanita manapun, tiba-tiba memperhatikan seorang Lusi North.

Bodoh sekali. Kenapa Samuel bisa melakukan kebodohan semacam ini?

"Bu, aku ... "

"Baiklah, ibu akan merestui hubunganmu dengan Lusi North. Ayahmu mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menerima semua ini. Tapi ini lebih baik daripada tidak memiliki keturunan sama sekali"

"Keturunan?"

"Kau sudah hampir tiga puluh tahun. Dan kami sudah berusaha keras untuk membuatmu menikah selama lima tahun terakhir. Kalau memang ini adalah keinginanmu. Ibu akan mendukung. Menikahlah"

"Apa?"

Kenapa mendadak membahas pernikahan? Siapa yang akan menikah?

"Menikahlah dengan Lusi. Walau kami baru kenal, tapi ada banyak waktu untuk mengenal seorang wanita yang kau cintai"

Wanita yang dicintai Samuel?

Sial!!!! Bagaimana bisa hal ini berkembang menjadi seperti ini? Samuel ingin bicara, ingin membantah, tapi tidak menemukan kata yang tepat. Di lain sisi, ibunya begitu cepat mengambil kesimpulan dan langkah untuk merencanakan apa yang terjadi selanjutnya.

Kali ini ibunya mengambil kedua tangan wanita itu. Menepuk-nepuk nya dan bicara lembut.

"Kalau Samuel menyukaimu, pasti kau adalah wanita baik. Ada banyak hal yang harus kau pelajari untuk dapat masuk ke dalam keluarga West. Tapi dengan kekuatan cinta, ibu yakin kalian bisa melaluinya dengan mudah"

Samuel menutup matanya, merasa begitu kesal bercampur marah karena tidak bisa melakukan apa-apa. Meski hanya sebuah penyangkalan sederhana.

Apa yang akan terjadi setelah ini? Samuel tidak berani membayangkannya. Dia hanya bisa menyalahkan diri sendiri, karena terlalu larut dalam kesenangan tak berarti.