NovelToon NovelToon
JALAN HIJRAH SEORANG PENDOSA

JALAN HIJRAH SEORANG PENDOSA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Kisah cinta masa kecil / Menikah Karena Anak / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Remaja01

Warning⚠️

Siapkan tisu karna banyak adegan mengharukan mungkin akan menguras air mata.

_____
Menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda bernama Firman yang berprofesi sebagai seorang pengedar obat-obatan terlarang. Sekian lama berkecimpung di dunia hitam, akhirnya Firman memilih berhijrah setelah mendapatkan hidayah melalui seorang anak kecil yang ia temukan di tepi jalan.

Akan tetapi, semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak halang rintangan yang menghambatnya keluar dari dunia hitam.

"Jack, mungkin aku akan keluar dari dunia hitam ini."

"Kau jangan gila, Man! Togar akan mencari dan membunuh kau!"

Dapatkan Firman keluar dari dunia hitam setelah bertahun-tahun berkecimpung di sana. Dan apakah ia akan Istiqomah dengan pendiriannya, atau akan kembali kejalan yang dulu yang pernah ia tempuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Dor!

Satu tembakan di lepaskan untuk menakut-nakuti Firman dan Jack yang berdiri di sana.

"Kenapa barang ini tidak cukup?" tanya Fang---pria bermata sipit yang tadi melepaskan tembakan.

"Barang itu akan cukup kalau anak buah kau tidak mencoba menipuku," balas Firman santai. Tembakan yang di lepaskan tadi tidak membuatnya gemetar sama sekali. Walau rasa takut itu ada. Tapi Firman tidak menunjukkan ketakutannya. "Sebagian uang yang kau berikan palsu. Tanyakanlah pada anak buah kau," sambung Firman dengan senyum sinisnya. Matanya memandang pria yang berdiri di sebelah Fang.

Jack yang berdiri di sebelah Firman sudah bersiap dengan sepucuk pistol di tangan. Ia hanya menunggu waktu untuk membalas tembakan Fang.

Suara hujan yang begitu lebat di luar akan menyamarkan suara tembakan yang berada jauh di pelosok dari jalan.

"Dan satu lagi. Bukannya aku hanya meminta kau membawa satu saja teman dalam pertemuan kita  ini. Tapi kenapa kau bawa mereka semua? Kau sudah melanggar kesepakatan, Fang!" Firman masih bicara santai.  Satu persatu anak buah Fang di pandangnya.

"Lee, apa kau ingin menipuku?" Fang mengacungkan pistol pada pria yang berdiri di sebelah kanannya.

"Ti-tidak, bos. Jangan percaya mereka. Mereka ingin menipu kita. Kenapa baru sekarang mereka membuat cerita uang kita palsu setelah uang itu mereka terima." Tergagap pria bermata sipit itu menjawab tanya Fang.

"Urusan kita sudah selesai, Fang. Aku tidak ada waktu menyaksikan sandirwara kalian. Tapi, sebelum pergi aku ingin memberi kau satu nasehat. Jika kau percaya dengan seorang penghianat. Maka, suatu hari nanti kau akan binasa oleh dia. Atau memang kau sendiri yang telah merencanakan ingin menipuku?" Firman menyunggingkan senyum pada Fang dan Lee, sebelum mengambil ransel yang berisi uang tunai sekitar 500 juta.

Ransel itu di selempangkannya ke pundak, lalu Firman menepuk bahu Jack memberi isyarat agar segera pergi dan tetap waspada.

"Sampai jumpa lagi, Fang." Firman melambaikan tangan setelah berbalik badan.

Dor!

Satu tembakan kembali di lepaskan Fang. Untung saja peluru itu salah sasaran.

Jack yang telah siap-siaga melompat ketepi dan melepaskan tembakan tepat di paha Fang. Tidak cukup itu saja, satu tembakan lagi di lepaskannya mengenai bahu anak buah Fang yang mencoba mengeluarkan pistol.

"Arghhhh!!" Fang meringis kesakitan. Dua orang anak buahnya segera memapah tubuhnya.

"Aku sudah bilang, urusan kita sudah selesai, Fang. Tidak perlu panjangkan lagi semua ini," ucap Firman dengan senyum sinisnya. Pistol yang terselip di pinggang masih ia biarkan di sana.

"Awas, Man!"

Dor!

Dor!

Segera tubuh Firman di tarik Jack ke tepi, berlindung di balik kotak kayu. Tapi sayangnya, dua peluru yang di lepaskan anak buah Fang tadi salah satunya berhasil mengenai bahu kiri Firman.

"Arghh.... Berani sekali bajingan itu menembakku!" Firman coba mengatur nafas, agar tetap dalam keadaan tenang. Kemudian pistol yang terselip di pinggang di keluarkannya. "Jack, jaga di sebelah sana."

Jack mengangguk tanda mengerti. Menembak adalah keahliannya. Selain itu, Jack juga bisa menggunakan dua pistol secara bersamaan.

"Keluarlah dari tempat persembunyian kalian, sebelum kuhancurkan kayu itu. Cepat keluar!" teriak Fang.

Dor!

Satu tembakan di lepaskan Fang menembus kotak kayu tempat Jack dan Firman berlindung.

Firman berguling kesebelah dan melepaskan satu tembakan ke arah Fang.

"Hahahah. Kau menembak apa bodoh?" Fang terkekeh ketika tembakan Firman jauh sekali pada sasaran.

Dor!

Dor!

Dor!

Dor!

Empat tembakan yang di lepaskan Jack berhasil menumbangkan empat orang anak buah Fang.

Dor!

Dor!

Dor!

Firman ikut melepaskan tembakan. Walaupun tembakannya tidak pernah mengenai sasaran, tapi setidaknya ia mampu menghalangi pergerakan Fang serta anak buahnya.

Firman memberi kode pada Jack agar segera meninggalkan tempat itu.

Jack mengangguk tanda mengerti dan mereka pun berlari keluar dari bangunan sambil terus melepaskan tembakan.

Fang dan anak buahnya juga terus menembak dan mengejar Firman dan Jack.

Firman dan Jack terus berlari membelah derasnya hujan. Tempat yang Mereka datangi tadi berjarak 500 meter dari jalan raya. Sejauh itu Firman dan Jack terus berlari menuju mobil mereka.

"Yeah! Kau lihat sendiri, Man. Enam peluru masing-masing pistol ini tepat mengenai sasaran semua. Aku hebat kan?" Jack bersorak riang ketika berhasil menumbangkan musuh dengan kedua pistol di tangannya.

"Kebetulan saja itu," balas Firman. Rasa perih terkena timah panas di lengan kiri sekuat tenaga ia tahan. Berdegup kencang jantungnya seiring langkah yang semakin di percepat.

Di depan sana, mobil yang mereka parkir sudah terlihat. Langkah semakin di percepat sambil sesekali menoleh kebelakang. Memastikan apa Fang dan anak buahnya masih mengejar mereka.

Firman memejamkan mata setelah masuk ke dalam mobil. Pandangannya mulai kabur. Nafas yang ngos-ngosan coba diatur.

Jack mengambil ransel Firman dan meletakkan uang tunai dan sebagian barang haram di kotak speaker yang telah mereka modif menjadi tempat penyimpanan. Hal ini di lakukan untuk menghindari jika polisi sedang melakukan razia di jalan.

Setelah memastikan semua barang mereka aman. Jack mulai fokus pada Firman. Sapu tangan di keluarkan dan di ikatkan ke lengan sahabatnya.

Firman tidak kuat lagi dengan rasa sakit di lengannya. Pandangan yang kabur kini semakin gelap.

***

Firman mulai membuka mata. Langit-langit yang pertama di lihatnya tampak tidak asing. Firman tidaklah tahu apa yang terjadi setelah berhasil kabur dari kejaran Fang dan anak buahnya, tapi Firman tahu sekarang ia berada di kamarnya.

Dengan gigih Firman berusaha bangun dari pembaringan dengan bantuan tangan kanannya yang masih berfungsi. Bungkus rokok diatas meja diambil, lalu di keluarkan sebatang dan diapitkan ke bibir. Pematik di nyalakan. Asap tembakau mengepul dari mulutnya.

Luka jahitan di lengan kiri di pandang. Masih terasa perih dan panas. Sudah pasti Jack yang membawanya ke rumah sakit atau ke klinik tadi malam. Jari di coba juga di gerakkan, syukurlah masih berfungsi. Kemudian di cobanya mengangkat lengan.

"Arghhh!!" Firman meringis kesakitan. Kemudian kembali berbaring dengan nafas yang berat. Pelipis di urut dengan tangan kanan. Rokok kembali di hisap dan di hembuskan asap. Tiba-tiba terdetik rasa rindu pada sosok kecil yang beberapa hari ini selalu menemani tidurnya.

"Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu sekarang?" sapa Jack yang baru masuk ke dalam kamar.

"Aku baik-baik saja," balas Firman. Rokok yang masih panjang di letakkan ke dalam asbak. Bantal guling di sebelahnya diambil dan di peluk. Pandangan mata masih terasa berputar.

"Kau dari mana?" tanya Firman. Mata di pejamkan sesaat.

"Aku keluar beli nasi untuk makan siang kita," jawab Jack seraya mendekati Firman dengan menenteng kantong kresek hitam. Makanan yang baru di beli di dalam kantong kresek hitam di letakkan di atas nakas sebelum melabuhkan duduk di pinggir ranjang.

Sekilas Firman menoleh pada jam dinding. Sudah menunjukkan pukul 11 siang. Ternyata lama juga dirinya tidak sadarkan diri sejak pingsan kemarin.

"Makan dulu." Jack menawarkan.

"Aku belum lapar. Apa yang terjadi semalam?" balas Firman.

"Setelah kau pingsan, aku bawa kau pulang. Dokter kutelpon dan menyuruh datang kesini. Rasanya tidak mungkin, kalau kubawa kerumah sakit. Takutnya pihak rumah sakit malah menghubungi polisi. Tadi pagi aku juga pergi ke markas dan memberikan uang dan sisa barang pada Togar."

"Lalu Togar bilang apa?" tanya Firman lagi.

"Dia menyuruh kau istirahat dulu, sebelum memberikan pekerjaan selanjutnya. Ohya, gaji dan bonus kita bulan ini juga sudah cair," jawab Jack.

Firman meraup wajah. Pekerjaan tadi malam harusnya adalah pekerjaannya yang terakhir. Rencana untuk melepaskan diri dari King Cobra harus tetap di laksanakan. Tapi sekarang lengannya masih sakit. Ia tidak bisa berbuat banyak sekarang ini.

Jack membuka bungkus nasi Padang yang di belinya. "Ohya, hampir saja aku lupa memberitahukan. Tadi dokter Aisyah menelpon ke ponsel kau dan aku jawab."

"Hm, dia bilang apa?" tanya Firman. Punggung Jack yang duduk di sebelahnya di pandang.

"Dia bilang, hari ini Umar ada janji temu dengan dokter ahli jantung Jam 11 ini. Dia tanya kau mau pergi tidak? Kalau tidak, dia sendiri yang akan mengurusnya. Tapi tadi aku bilang kau sedang tidak enak badan."

Mendengar jawaban Jack, Firman segera duduk bersandar. "Aisyah bilang apa lagi?"

"Hanya itu." Satu suapan nasi Padang dengan lauk rendang masuk ke dalam mulut Jack. Rasa kuah rendang masakan khas Sumatra barat itu membuat lidah Jack puas.

"Eh, Man? Kau mau kemana?" Jack keheranan melihat Firman yang telah turun dari ranjang dan buru-buru mengambil handuk yang tergantung di balik pintu.

"Habiskan nasi kau cepat. Setelah itu antarkan aku kerumah sakit," jawab Firman, lalu bergegas keluar kamar.

"Heih, dia itu. Tangannya kan masih sakit. Tau begini, lebih baik tadi tidak kukatakan," omel Jack.

1
Iqlima Al Jazira
kasihan firman😢
Iqlima Al Jazira
suka banget cadel gini
®agiel
semoga tokoh Jack bisa satu arah tujuan dengan Firman berhijrah, untuk menjadi manusia manusia hebat...

dan tentunya semua itu tergantung Author yaa....hihihiiiii 🤭
Sasa Sasa: hihi.. makasih masukkanya kK
total 1 replies
®agiel
saya berharap semoga karya ini cepat kamu up ya Thor...
soalnya tanggung ini, kopi hampir habis tapi malah kalah cepat sama bab terakhir yang lebih dulu habis...

🤤😩
®agiel: terima kasih yaa, sehat terus & terus sehat 💪
Sasa Sasa: Baik, Abang.
total 2 replies
®agiel
salut dengan karyamu ini Thor, detail banget, meskipun tanpa visual tapi tulisan mu bisa mangajak para pembaca seolah olah adalah tokoh Firman, termasuk saya tentunya.

lanjutkan Thor 👍
®agiel
di bab ke 3 makin mantul nih Thor..
kopi mana kopi....🤭
®agiel
keren 👍
®agiel
saya baru saja mampir di karya tulis mu Thor...
bab awal yang keren menurut saya, ilustrasi kehidupan keras dengan di bumbui seorang bocah berusia 2 tahun...

semoga tokoh Firman di sini, author bisa membawa nya sebagai figur ayah angkat yang hebat.

salut Thor...lanjutkan 👍👍👍
®agiel: sama sama Thor, saya suka karya mu, sehat sehat ya agar bisa terus berkarya tulis yang sehat....hihihiiii 🤭
Sasa Sasa: Terimakasih kak.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!