Ayu Andira adalah seorang wanita muda yang hidup sederhana. kehidupan Nya yang serba kekurangan, membuat Ayu harus terpaksa menikah dengan seorang lelaki yang tidak ia kenali. Ayu hidup bersama Ibu tirinya dan kedua saudara tirinya. Ibu tirinya Aminah sangat jahat terhadap Ayu, begitu juga dengan kedua saudara tirinya Rina dan Rini. Mereka sangat iri dan dengki terhadap Ayu, karena Ayu memiliki wajah yang sangat cantik dan keibuan. Ayu gadis yang lembut, berbeda dengan Rina dan Rini.
Suatu hari Ayu tak sengaja menabrak seorang Kakek tua sehingga Kakek tua itu terjatuh. Ayu meminta maaf namun Kakek itu meminta Ayu untuk menikah dengan cucunya Arya Pratama.
Apakah Ayu mau menerima permintaan Kakek tua itu ? dan bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanju Liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Pertemuan dengan Tio
pagi itu, kakek Suryo dan Ayu sudah menunggu kedatangan Arya untuk duduk bersama di ruangan makan.
" di mana Arya Ayu? Kenapa dia belum turun juga ke bawah? Apa dia tak ingin sarapan terlebih dahulu" tanya nya.
" Hem . . . Mungkin masih siap-siap kek " jawab Ayu sambil menata makanan yang barusan di masak nya, untuk di hidangkan di atas meja .
" kenapa lama sekali? " tanya nya penasaran
" sebentar lagi mungkin akan turun kek " jawab Ayu lembut.
Arya pun datang dengan ciri khasnya terlalu kaku dan dingin. dia pun langsung duduk tak banyak bicara, lalu menyantap makanan yang ada di atas meja.
" Arya, bagaimana keadaan perusahaan? " tanya kakek Suryo.
" perusahaan berkembang pesat saat ini kek, dan banyak investor yang datang berkunjung " jawabnya santai.
" bagus, Kakek senang mendengarnya " sambil manggut-manggut.
" mas mau aku antarin makanan tidak, untuk nanti siang? " tanya Ayu berbasa-basi.
" tidak usah, aku gak biasa makanan rumahan, aku lebih suka makanan di luar " tolaknya.
" sebaiknya kamu harus sering makanan rumahan, karena lebih sehat dan lebih higienis " saran Kakek.
" iya kek " jawabnya singkat, walaupun hatinya keras, tapi Arya tak pernah ingin melawan apapun yang di katakan kakeknya.
" nanti siang, kamu antarkan makanan ke kantor ya Ayu, biar Arya terbiasa makanan rumahan "
" tidak usah kek " tolak Arya.
" kenapa? Masakan Ayu juga enak kok, bawa yang banyak Ayu biar teman-teman kantornya bisa ikut makan sekalian " titah kakek
" iya kek " jawab Ayu patuh.
Dalam hatinya ingin sekali Arya protes, tapi di di urungkan nya karena kakek yang berbicara.
setelah makan selesai Arya pamit untuk pergi ke kantor, Ayu mencoba menyalami Arya, tapi Arya menepis tangan Ayu lalu pergi meninggalkan mereka di meja makan.
***
Sesampainya Arya di kantornya, ia di kagetkan dengan kedatangan Tio yang sudah lama menunggu Arya di dalam ruangan kerjanya.
" mau apa kamu di ruangan saya ? " suara Arya menggelegar di ruangan itu.
" Arya, aku ingin berbicara sebentar , aku mohon , beri aku waktu 5 menit saja untuk menjelaskan ini semua " pinta Tio memohon.
" apalagi yang ingin kamu jelaskan, sudah cukup kamu mengkhianati persahabatan kita " wajahnya mulai memerah.
" itu semua salah paham Arya, aku di jebak
oleh Alyssa, perempuan itu sangat licik"
" ehem... Pandai sekali kamu bersandiwara, kamu balikan semua fakta, kamu kira aku bodoh? Aku tau semuanya "
Arya mulai mengepalkan tangannya, rahangnya mulai mengeras seketika, dan wajahnya merah padam, menahan gejolak Api yang mulai membara di hatinya.
" Alyssa menjebak ku, dia mengirimkan pesan kepada ku, meminta tolong agar aku datang ke apartemennya. Tanpa berpikir panjang aku langsung datang menuju apartemennya, dan di saat itu Alyssa sedang mabuk, dia meracau tidak jelas. Aku berusaha menyadarkan Alyssa, tapi aku tak mampu menolak hasrat yang timbul saat itu juga. Setelah itu kami berhubungan, tapi ini di luar keinginan ku Arya " Tio mencoba menceritakan yang sebenarnya.
" tapi kau menikmatinya bukan? cih . . ." Arya pun tersenyum kecut.
" aku khilaf Arya, ini semua rencana Alyssa " Tio berusaha membela diri.
" untuk apa Alyssa berbuat kotor seperti itu? Ini semua mustahil, bilang saja kalian sama-sama menginginkannya bukan !" seketika Arya langsung menonjok hidung Tio sehingga berdarah, Tio tak ingin melawan, dia pasrah dengan keadaan.
" kalau dengan memukul ku, kau merasa puas, pukul saja lagi aku Arya, pukul ! " desak Tio sambil mendekatkan wajahnya.
bugh. . . Bugh . . .
Arya kembali memukul Tio, dia menarik kerah baju Tio dan ingin memukul kembali wajahnya, namun di cegah oleh teriakan seorang wanita.
" hentikan mas Arya . . . Sudah cukup! " wanita itu langsung membantu Tio untuk berdiri.
" apa yang mas lakukan? " tanya nya.
" ini bukan urusan mu Ayu . kenapa kamu bisa ada di sini? " tanya Arya marah
" aku ingin mengantar berkas kerja mu yang ketinggalan di rumah " Jawab Ayu sambil menyerahkan berkas yang di bawanya.
Ketika mobil Arya sudah keluar dari pekarangan rumah mewah itu, Ayu melihat berkas kerja Arya ketinggalan di meja makan saat ia hendak membersihkan meja makan. Lalu dia berinisiatif untuk mengantarkannya ke kantor, dengan bantuan supir pribadi kakek
Suryo yang tahu alamat kantor Arya.
" lebih baik kamu pergi dari sini Tio, sebelum aku memukul mu lagi " bentak Arya
Tio pun langsung keluar sambil mengusap darah yang mengalir di hidung dan bibirnya .
Ayu lalu mengajak Arya untuk duduk di sebuah sofa, dan mengambil air mineral di atas meja, yang sudah tersedia sejak pagi sekali, karena sebelum Arya datang, OB sudah terlebih dahulu menyiapkan minuman di atas meja kerjanya.
" di minum dulu mas airnya, biar lebih tenang " kata Ayu sambil memberikan air mineral itu.
" Terima kasih " jawab Arya sambil menerima air mineral yang ada di tangan Ayu.
