Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4 - Kehidupan Arum
Jam istirahat pertama telah masuk, bel berbunyi dengan nyaring. Alaska yang mendengar itu akhirnya menutup buku pelajaran, semua siswa di kelas IPS 5 itu bersorak dengan bahagia.
“Kalian berdua, ikut saya ke ruangan kepala sekolah,”ucap Alaska kepada Arum dan Tia.
“Loh pak?! Tadi kata nya di hukum doang, kok malah di panggil ke ruangan kepsek sih?!”kesal Arum kepada pria itu.
“Loh yang bilang hukuman nya cuman satu siapa?”jawab Alaska dengan datar.
“Hah guru sialan,”bisik Arum dengan kesal.
“Ini semua gara gar kau Tia,”kesal Arum menyenggol lengan gadis itu.
“Kau juga Rum! Hah harus nya aku tau kalau cari masalah dengan mu pasti berakhir seperti ini, sudahlah turuti saja, guru baru itu seperti nya sangat disiplin,”ucap Tia mengatakan itu kepada Arum.
Akhirnya gadis itu hanya bisa menghela nafas nya dengan pelan, padahal kalau guru lain pasti sudah lelah dengan tingkah mereka dan hanya membiarkan kelas IPS membuat onar, semua murid menatap ke arah mereka yang berjalan ke ruangan kepala sekolah.
Bukan karena mereka berantakan tapi karena melirik Alaska, ya jujur pria itu memang tampan bahkan tinggi nya lebih tinggi dari mereka. Arum bisa melihat punggung lebar pria itu yang berjalan di depan mereka.
“Aku lapar, bagi duit dong tia,”bisik Arum kepada gadis itu.
“Tau ah kau menarik rambut ku sangat keras jangan minta duit lagi dasar pungli,”kesal Tia kepada Arum yang hanya memutar bola mata nya malas.
Saat mereka telah sampai di depan ruangan kepala sekolah, ya bagi Arum ruangan ini sudah biasa bagi nya. Tapi ketika pintu itu di buka perlahan hal yang paling megkagetkan bukan karena ada pak kepala sekolah yang duduk di kursi nya.
Melainkan, seorang wanita yang Arum kenal di sana. Bersama wanita lain yang juga membuat Tia kaget, itu adalah ibu mereka?! Sejak kapan orang tua mereka di hubungi, bahkan ketika seseorang membuat onar biasa nya orang tua mereka akan di panggil keesokan hari nya.
“Maafkan anak saya pak, terimakasih sudah menjaga mereka,”ucap ibu Tia dengan ramah.
“Arum, Tia,”ucap kepala sekolah.
“Saya permisi pak,”ujar Alaska yang memang hanya mengantarkan kedua bocah itu.
“Arum, Tia. Ini semua karena pak Aska yang melaporkan dia mengatakan jika di kelas kalian benar benar membuat rusuh, dia tidak terima dengan hal itu mengatakan jika tidak memanggil orang tua kalian, maka lebih baik keluar kan saja. Ini adalah pilihan terbaik,”ujar kepala sekolah.
Tia dan Arum duduk di samping orang tua mereka masing masing, ibu tiri Arum sama sekali tidak banyak bicara selama meditasi dengan kepala sekolah. Ya cuman obrolan ringan dan permintaan maaf saja.
Tidak terlalu lama hanya berkisar 15 menit rasa nya hingga semua selesai, orang tua Tia dan Tia pamit lebih dahulu. Lalu ibu Arum dengan wajah sinis nya langsung keluar dari ruangan, dengan cepat Arum langsung berjalan mengikuti langkah kaki ibu nya.
Hingga mereka sampai di taman sekolah yang sepi ya karena jam istirahat telah selesai semua murid tidak ada di sana, Arum hanya menunduk sedangkan Sarah ibu tiri nya menatap gadis itu jengkel.
Plak…
Sebuah tamparan kuat melayang di pipi Arum, gadis itu sama sekali tidak meringis atau memegang pipi nya. Hingga suara sinis itu terdengar keluar dari ibu tiri gadis itu.
“Arum, apa kau mau mempersulit ibu? Jika bukan karena harta Ayah dan Bunda mu, yang masih atas nama kau?! Ibu tidak akan mempertahankan mu di rumah?! Sudah kau nakal! Banyak tingkah! Ibu sampai meninggalkan sekolah adik mu karena kelakuan mu padahal dia sedang terpanggil sebagai pemenang olimpiade?!l”kesal Sarah berteriak kepada gadis itu.
“Maafkan Arum bu,”bisik gadis itu menunduk.
“Hah jika umur mu sudah legal?! Sesuai surat wasiat itu sebaiknya angkat kaki mu dari rumah karena aku tidak sudi mengurus anak yang bukan darah daging mu sendiri, wajah mu membuat ku terus mengingat bunda mu,”kesal Sarah mengatakan itu.
Arum hanya diam setelah mengatakan itu akhirnya Sarah berlalu dari sana dengan kekesalannya yang menuncak. Arum menarik nafas pelan, gadis itu melangkah kan kaki nya pelan masuk ke dalam gedung sekolah kembali.
Tanpa sadar seorang pria yang sedang berdiri di jendela ruangan nya itu mendengar percakapan mereka, Alaska yang sedih menikmati angin sambil meminum kopi itu hanya sedikit penasaran.
“Pantas saja dia nakal, apa itu bukti bentuk dia melawan?”gumam Alaska merasa bodoamad tapi hanya bertanya pelan.
Drt… drt…
“Tuan saya sudah berada di parkiran,”ujar Jeff kepada pria itu.
“Baiklah kelas ku sudah selesai aku akan segera ke sana,”ucap Aska mengatakan itu.
Setelah mematikan panggilan nya akhirnya Alaska meninggalkan ruangan bukan, hari pertama di sekolah yang sangat berkesan tapi bagi nya ini hanyalah penambah bumbu bumbu kehidupan.
Bagi nya botol racikan yang terlalu bermacam dan banyak di meja dapur bukan nya membuat masakan yang sudah enak memadukannya dengan segala jenis bumbu terlalu banyak bukan nya enak tapi malah terasa tidak enak dengan sesuatu hal yang berlebihan.
“Begitu juga kehidupan, lebih baik jika kau bukan bagian masalah. Maka jangan libatkan diri mu, jangan menghabiskan energi mu hanya demi kesenangan yang tidak berarti,”gumam Alaska dengan tatapan datar nya.
“Ada apa tuan?”tanya Jeff yang sedang menyetir.
“Tidak ada, bagaimana dengan pergerakan nya?”tanya Alaska kepada Jeff.
“Tuan lebih baik kita minta bantuan tim Aeros, mereka lebih memiliki sistem canggih. Bahkan tuan Samuel masih,”gantung Jeff kembali.
“Ya aku akan melakukan itu setelah memastikan semua nya Jeff, Arnolda punya kekuatan nya sendiri jadi, apa kau tidak percaya dengan kemampuan ku?”tanya Alaska tajam.
“Bukan tapi Aeros adalah akar dari 3 keluarga besar, ini bukan mencoreng nama baik anda. Katakan saja jika anda tidak ingin melibatkan keluarga anda bukan,”gumam Jeff kepada diri nya sendiri.
Mobil menjauh dari sekolah, jam berlalu waktu berlalu bel pulang telah berbunyi ketika siang menjelang sore. Arum keluar dari kelas bersama Amanda berkumpul dengan teman teman nya yang lain, Dilan yang menatap Arum langsung berlari pelan dan mengusap pipi gadis itu.
“Nyokap lu ke sekolah?”tanya Dilan kaget tau bekas tamparan itu dari siapa.
“Iya ini gara gara Tia dan guru baru itu lihat aja besok gua kerjain mampus, biar dia pindah kayak guru lain,”kesal gadis itu.
“Rum udah deh,”hela nafas Amanda.
“Apaan udah, kalian gatau masalah gua. Udah lah gua balik sendiri aja hari ini,”kesal Arum menghempaskan tangan Dilan dan pergi dari sana.
“Gimana?”tatap mereka serempak.
“Udah biarin aja,”jawab Farel.