NovelToon NovelToon
DIANA

DIANA

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Trauma masa lalu / Slice of Life
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aprilli_21

Diana, gadis manis yang harus merasakan pahit manisnya kehidupan. Setelah ayahnya meninggal kehidupan Diana berubah 180 derajat, mampukah Diana bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aprilli_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Awal retaknya persahabatan

Beberapa hari kemudian memar di pipi Andi sudah menghilang dan Andi sudah memulai aktivitasnya seperti biasa.

Diana menghampiri Andi yang sedang menata buku yang akan dibawa ke sekolah.

"Dik, kamu yakin sudah lebih baik?"

Andi menatap sang Kakak yang terlihat gelisah.

"Kak, aku sudah baik-baik saja jadi Kakak tidak usah khawatir ya,"

Andi memberikan senyum termanisnya di depan sang Kakak lalu memasukkan buku kedalam tas sekolahnya.

"Ya sudah kalau memang seperti itu, ingat ya kamu harus lebih berhati-hati lagi kalau menyebrang jalan lihat kanan kiri!"

Andi menggelengkan kepala mendengar celotehan sang Kakak namun ia merasa bersyukur masih memiliki Kakak yang selalu menjadi garda terdepannya disaat ia terpuruk.

"Terimakasih Kak sudah menjadi Kakak terhebat dan menjadi Kakak yang selalu ada disaat aku membutuhkan figur seorang Ibu."

Andi berbisik lirih di dalam hatinya sambil memandang sang Kakak yang sedang bernyanyi dengan riangnya.

"Aku berjanji kepada Kakak, aku akan selalu ada untuk Kakak disaat Kakak berada dalam kesedihan atau bahkan dalam kondisi terpuruk sekalipun."

Janji Andi yang tidak pernah terlontar dan selalu ia ingat sampai dewasa kelak.

Andi termasuk anak yang tidak pernah mengekspresikan perasaannya sehingga banyak yang menyebutnya sabar, pendiam dan tidak jarang ia disebut cuek.

Diana yang melihat Andi bersiap-siap untuk berangkat sekolah sejurus kemudian mengambil tas sekolahnya dan berniat untuk berangkat bersama ke sekolah.

Pak Ahmad yang melihat putra putrinya berangkat ke sekolah menatap sendu dari kejauhan, dilihatnya wajah Andi yang semakin besar semakin mirip dengannya dan membuatnya merasa bersalah.

"Maafkan Ayah Nak, seandainya saat itu Ayah tidak terpengaruh oleh ucapan Nenekmu mungkin Ayah akan sangat-sangat menyayangimu."

Ucap Pak Ahmad dalam hati sambil melihat Diana dan Andi bercanda ria.

"Mas,"

Panggil Bu Sari saat melihat Pak Ahmad berdiri didepan pintu.

"Eh iya Dik, ada apa?"

Pak Ahmad membuyarkan lamunannya saat mendengar suara lembut yang selalu membuatnya jatuh cinta lagi, lagi, dan lagi.

"Kenapa berdiam diri didepan pintu Mas?"

Tanya Bu Sari kepada Pak Ahmad sambil celingukan barangkali ada seseorang yang sedang dilihat oleh Pak Ahmad.

"Oh tadi Mas melihat Andi dan Diana yang berangkat ke sekolah, apa ada yang ingin kamu bicarakan?"

Tanya Pak Ahmad kepada sang istri lalu Bu Sari menggenggam tangan Pak Ahmad sambil menuju sofa.

"Mas, kemarin Pak Abidi memberi kabar bahwa pemilik tanah ini akan menjual tanahnya tapi pemilik tanah ini inginnya kita yang membeli tanahnya, menurut Mas bagaimana?"

Pak Ahmad mendengar dengan seksama setiap untaian kata yang terlontar dari bibir ranum sang istri, lalu beliau menjawab

"Kamu nyaman tidak tinggal disini?"

Walaupun Pak Ahmad kepala rumah tangga, Pak Ahmad selalu mengutamakan kenyamanan sang istri.

"Aku maunya membeli tanah ini Mas tapi kita dapat uang darimana membeli kontan?"

Ucap Bu Sari sendu.

"Bagaiman kalau kita jual saja tanah yang sudah kita beli dan kita beli tanah ini saja?"

Seperti mendapat angin segar akhirnya Bu Sari menyetujui usulan Pak Ahmad.

"Iya Mas, seperti itu juga boleh Mas."

Pak Ahmad dan Bu Sari menjual tanah yang telah mereka beli, satu bulan kemudian tanah yang mereka jual akhirnya ada yang membeli sekitar lima belas juta rupiah sedangkan tanah yang saat ini ditempati oleh Bu Sari dan Pak Ahmad di patok dengan harga dua puluh juta rupiah, Pak Ahmad dan Bu Sari memutuskan untuk meminjam uang di Bank.

"Mas, semoga usaha kita lancar ya karena kita memiliki hutang di Bank, belum untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah serta uang saku anak-anak,"

Bu Sari merasa sedikit cemas apakah mereka sanggup membayar tagihan tersebut.

"Sayang, kamu tidak perlu cemas seperti itu pintaku cuma satu, doakan aku sehat dan usaha kita dilancarkan,"

Pak Ahmad menenangkan Bu Sari dengan kata-kata lembut yang selalu beliau ucapkan sehingga membuat Bu Sari sedikit lebih tenang.

"Iya Mas, doaku selalu menyertaimu."

Ucap Bu Sari kepada suaminya lalu beliau melumat lembut bibir sang suami, baru saja akan memulai permainan suara manis menyapa indra mereka.

"Ayah, Ibu, kalian sedang apa?"

Tanya Alea dengan wajah tanpa dosanya, Bu Sari wajahnya memerah karena terciduk oleh Alea dan sejurus kemudian Bu Sari melangkah ke dapur.

"Tidak ada apa-apa Sayang,"

"Tapi tadi tangan Ayah masuk kedalam baju Ibu,"

Pak Ahmad merasa canggung mendengar ucapan anak bungsunya, sambil menggaruk alisnya yang tidak gatal Pak Ahmad menjelaskan.

"Tadi ada serangga masuk kedalam baju Ibu, jadi Ayah membantu mengeluarkan serangga itu agar Ibu tidak digigit."

Alea yang mendengar penjelasan sang Ayah hanya mengangguk kepala lalu keluar dari rumah.

Pak Ahmad yang melihat Alea keluar dari rumah menghela nafas lega.

"Baru juga mau mulai, Alea datang di waktu yang tidak tepat."

Gerutu Pak Ahmad lalu beliau masuk ke dalam kamar mandi, Bu Sari yang mendengar gerutuan Pak Ahmad hanya bisa tertawa tertahan.

Semua berjalan sebagaimana mestinya tanpa ada hambatan ataupun masalah yang terjadi dalam rumah tangga Pak Ahmad dan Bu Sari.

Tidak terasa Diana telah naik ke kelas lima, guru yang menjadi momok mengerikan yang membuat sebagian murid takut untuk naik ke kelas lima.

Salah satu teman Diana memilih tidak masuk sekolah untuk menghindari Bu Ratna.

Ya, Bu Ratna mendapat sebutan guru ter-killer di sekolah dasar itu tidak ada yang berani bertatap muka dengannya karena tatapan matanya yang tajam dan raut wajahnya yang tegas memancarkan kewibawaan yang membuat siapapun segan terhadapnya.

Saat kelas lima ada dua murid baru pindahan dari sekolah lain, murid pindahan tersebut salah satunya cucu dari Bu Ratna bernama Narendra sedangkan murid pindahan yang lain bernama Bachtiar.

Aku duduk di depan meja guru barisan kedua tepatnya duduk dibelakang dua murid baru tersebut.

Mungkin bagi sebagian murid Bu Ratna guru yang sangat menakutkan namun tidak bagi Diana, justru Bu Ratna menjadi guru favoritnya.

Berkat ketegasan Bu Ratna membuat Diana selalu memahami apa yang beliau jelaskan, tanpa Diana sadari Bu Ratna sangat memperhatikannya dan membuatnya menjadi murid kesayangannya.

Tepat saat pelajaran matematika setiap murid diwajibkan maju kedepan untuk mengerjakan tugas yang telah diberi oleh Bu Ratna.

"Loh Diana, kamu tidak bisa menjawab soal itu?!"

Tanyanya dengan suara yang nyaring dan membuat semua murid terdiam bersiap mendengar cacian dari Bu Ratna sebagaimana beliau lontarkan kepada murid yang tidak memahami apa yang beliau jelaskan.

"Maaf Bu saya sedikit lupa dengan caranya,"

Jawab Diana dengan menundukkan kepalanya bersiap dengan segala hinaan Bu Ratna, namun yang terjadi malah sebaliknya.

"Asal kamu tahu ya Diana, kamu itu murid kesayangan saya, saya heran kenapa kamu tidak memahami apa yang sudah saya jelaskan, kalau kamu memang tidak paham kenapa tidak bertanya secara langsung kepada saya?!"

Cerca Bu Ratna kepada Diana sedangkan Diana termenung mendengar setiap untaian kata yang terlontar dari seorang guru yang selama ini ditakuti banyak murid.

"Kamu kembali ketempat duduk kamu!"

Diana tidak berani melihat ke arah Bu Ratna yang menatapnya secara intens dan Diana kembali ke tempat duduknya sambil menundukkan kepalanya.

Sesampainya di tempat duduknya Diana dicerca berbagai pertanyaan oleh Milen.

"Na, kamu kok bisa menjadi murid kesayangan Bu Ratna, kan seharusnya aku yang menjadi murid kesayangan, aku sama kamu masih lebih pintar aku kan?"

Diana yang notabene tidak terlalu mempedulikan tentang kepintaran hanya mengangkat bahunya sebab Diana pun tidak tahu apa alasan Bu Ratna menjadikannya murid kesayangan.

Milen tidak puas dengan jawaban Diana yang seakan-akan acuh tidak acuh akan hal itu, membuat Milen merasa tersaingi.

"Bu Ratna kenapa sih menjadikan Diana murid kesayangannya, harusnya kan aku yang berada di posisi itu, tidak bisa dibiarkan aku harus menunjukkan kalau aku lebih unggul dari Diana!"

Gumam Milen dalam hatinya dan berusaha semaksimal mungkin menyaingi Diana.

1
♈SANG PENDONGENG 💻
berfikir bukan berpikir
♈SANG PENDONGENG 💻
kata tau di ganti jadi tahu
♈SANG PENDONGENG 💻
putra putri tidak perlu tanda penghubung
♈SANG PENDONGENG 💻
bukan tak tapi tidak
♈SANG PENDONGENG 💻
Bagus, seperti ini yg q mau jadi enak di baca n ngehalu nya gampang masuk, lanjut kan halu mu thor 🤣🤣🤣🤣
A_R21: terimakasih suhu atas bimbingannya /Smile/
total 1 replies
♈SANG PENDONGENG 💻
untuk penjelasan percakapan setiap akhir kalimat gunakan tanda baca titik ( . )
Listya ning
Haiii
salam kenal
terus semangat
jangan lupa mampir ya
A_R21: salam kenal kak Listya, terimakasih sudah mampir /Smirk/
total 1 replies
♈SANG PENDONGENG 💻
bukan rampung tapi usai
A_R21
terimakasih suhu
♈SANG PENDONGENG 💻
bukan kabur tapi pergi
♈SANG PENDONGENG 💻
bukan aja tapi saja
♈SANG PENDONGENG 💻
kurang kata hati
♈SANG PENDONGENG 💻
bukan banget tapi sekali
♈SANG PENDONGENG 💻
untuk sebutan kata ibu, ayah, kakek, nenek, mbak, tante, om, mas dll menggunakan huruf kapital di awal nya
♈SANG PENDONGENG 💻
kata dik menggunakan huruf kapital depan nya
♈SANG PENDONGENG 💻
bukan tetep tapi tetap
♈SANG PENDONGENG 💻
gunakan tanda baca koma ( , ) bila di paragraf selanjut nya masih berlanjut percakapan nya dan gunakan tanda baca titik di akhir paragraf bila di paragraf selanjut nya bukan percakapan
♈SANG PENDONGENG 💻
gunakan tanda baca titik ( . ) di setiap akhir penjelasan dari percakapan.
♈SANG PENDONGENG 💻
hahaha nama nya kayak tower di apartemen q tinggal azalea
A_R21: iyakah? /Facepalm/ kebetulan apa gmn itu? /Joyful/
total 1 replies
♈SANG PENDONGENG 💻
bukan sembari tapi sambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!