DIANA
Pada tahun 1998 lahirlah bayi mungil yang diberi nama Diana Saraswati ia hidup di keluarga sederhana Ayah Diana kerja serabutan dan Ibunya hanya ibu rumah tangga.
Diana mempunyai adik yang umurnya lebih muda 2 tahun darinya bernama Andi Setiawan, keluarga Diana tidak memiliki rumah sehingga selalu berpindah-pindah tempat tinggal dan akhirnya orang tua Diana memutuskan mengontrak rumah di desa S.
Tepat umur Diana yang ke lima tahun Diana bermain bersama adiknya didepan rumah sedangkan sang Ibu berada di dalam rumah.
Beberapa menit kemudian Diana dipanggil seorang pria yang mana tetangga sebelah dan dengan polosnya Diana menghampirinya tanpa tahu bahaya sedang mengancam didepannya.
Diana diajak masuk kedalam rumah pria tersebut seketika itu Ibu Diana merasa tidak enak hatinya beliau mencoba melihat keadaan anak-anaknya Bu Sari (ibunda Diana) hanya melihat Andi saja lalu Bu Sari menghampirinya.
"Andi dimana kakakmu?"
Dengan rasa penasaran Bu Sari memperhatikan telunjuk Andi yang mengarah ke sebuah rumah yang tak jauh dari kontrakannya seketika itu perasaan Bu Sari tidak karuan dalam benaknya terdapat banyak sekali prasangka buruk yang bersarang di otaknya.
Tepat didepan sebuah rumah yang terbuat dari anyaman bambu itu Bu Sari mencoba mengintip apa yang terjadi didalamnya.
Dengan perasaan campur aduk dan tangan yang gemetar Bu Sari melihat seorang pria sedang menidurkan sang putri tercinta di pembaringan seraya melucuti pakaian anaknya.
Dengan sekuat tenaga menahan emosinya Bu Sari menjauh dari rumah pria itu sambil berteriak memanggil anaknya.
"Diana pulang!!!"
Dengan tergesa-gesa pria tersebut memakaikan kembali pakaian Diana lalu menyuruhnya pulang Diana pun bingung dengan situasi yang ada lalu ia melangkahkan kakinya keluar dari rumah pria tersebut.
Dengan langkah gontai Diana menghampiri Ibunya namun dari kejauhan Diana merasakan atmosfer yang tidak seperti biasanya perlahan namun pasti Diana menatap mata ibunya lekat-lekat dilihatnya bahwa sang Ibunda menahan emosi.
Diana hanya bisa diam seribu bahasa namun dalam benaknya banyak sekali pertanyaan yang tak mampu ia lontarkan.
"Kenapa Ibu marah, Ibu marah kepada siapa, Apa Ibu marah kepadaku, tapi aku salah apa kok Ibu sampai marah?"
Perlahan namun pasti Diana mengikuti sang ibu menuju rumahnya sesampainya dirumah sang ibu menyuruh anak-anaknya masuk rumah dan dilarang keluar lagi dari rumah Diana yang penasaran bertanya kepada sang adik.
"Dik Ibu kenapa marah?"
Andi melihat kakaknya sambil memainkan mobil - mobilan nya.
"Tidak tahu Kak tadi Ibu mencari Kakak ya sudah aku kasih tahu saja kalau Kakak di panggil bapak - bapak yang ada disana lalu Ibu menghampiri rumah orang tersebut setelah itu beberapa menit kemudian Ibu balik lagi terus teriak - teriak memanggil Kakak."
Diana yang mendengar sang penjelasan Adiknya hanya membulatkan mulutnya saja tanpa bertanya lagi.
Malam hari ketika semua anak-anaknya tertidur Bu Sari bercerita kepada sang suami mengenai kejadian tadi siang.
Pak Ahmad yang notabene orang baik dan sabar tidak ingin memperbesar masalah yang terpenting sang anak tidak sampai celaka dan beliau bersyukur sang istri berhasil menggagalkan peme*k*s*an itu.
"Terimakasih sayang Kamu menyelamatkan Nana misal Kamu tidak mengawasi mereka Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kepada Nana dan akan Aku pastikan Aku akan menghajar orang itu sampai mati!"
Bu Sari yang mendengar ucapan sang suami menghampirinya dan mengelus dada sang suami untuk meredam emosinya lalu Bu Sari bersandar di dada bidang suaminya sambil mendengar alunan detak jantung yang membuat beliau hanyut dalam irama yang menenangkan.
"Sayang bagaimana kalau kita mencari kontrakan lagi atau kita mencari tanah kosong yang disewakan?"
Memeluk erat sang istri sambil mengelus rambut hitam legam sebahu nan halus tersebut.
"Ide bagus itu sayang besok Mas coba tanya kepada Pak Rahim barangkali ada tanah yang disewakan,"
"Ya sudah Mas kalau begitu semoga kita segera mendapatkan tempat tinggal yang baru Mas Aku masih was - was karena kejadian tadi siang dan melarang anak - anak bermain di depan rumah juga bukan keputusan yang tepat,"
Pak Ahmad mencium bibir ranum sang istri agar berhenti berbicara.
"Sudah ya sayang jangan di bahas lagi malam ini Mas ingin bermesraan dengan Kamu dan masalah tempat tinggal Mas besok ke rumah Pak Rahim semoga ada tanah kosong atau rumah yang di sewakan asal jauh dari pria bajing*an itu!"
Bu Sari mengecup lembur bibir sang suami dan terjadilah malam panas yang panjang.
Pagi harinya Pak Ahmad mengunjungi rumah Pak Rahim menanyakan perihal tanah kosong atau rumah yang disewakan tanpa menceritakan tentang Diana yang hampir diperk*s*.
Setelah berbincang mengenai tempat tinggal Pak Rahim menyarankan untuk kerumah Pak Abidi karena beliau diamanahi menjaga tanah yang ditinggal oleh pemiliknya.
Sore harinya Bu Sari dan Pak Ahmad mengunjungi rumah Pak Abidi untuk membicarakan perihal tanah yang akan disewa oleh Pak Ahmad.
"Assalamualaikum,"
Pak Ahmad mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam, silahkan masuk apa ada yang bisa saya bantu Nak?"
Tanya pria paruh baya yang mana beliau adalah Pak Abidi.
"Perkenalkan Pak Saya Ahmad dan ini istri Saya Sari kedatangan kami kesini untuk menanyakan perihal tanah kosong yang berada di depan kandang sapi milik bapak,"
Ucap Pak Ahmad lugas.
"Oh iya Nak ada apa ya dengan tanah tersebut?"
"Saya ingin menyewa tanah tersebut Pak agar anak dan istri saya tidak selalu berpindah - pindah tempat,"
Pak Abidi mengamati Pak Ahmad dan istrinya dengan seksama.
"Saya tanyakan dulu kepada pemiliknya ya Nak kurang lebih dua minggu kalian kesini lagi karena saya harus mengirim surat kepada beliau,"
Mendengar jawaban Pak Abidi tersebut Pak Ahmad dan Bu Sari bernafas lega entah bagaimana keputusan sang pemilik tanah yang terpenting Pak Ahmad ada kepastian dari Pak Abidi.
Dua minggu kemudian Pak Ahmad dan Bu Sari kembali mengunjungi rumah Pak Abidi untuk mengetahui jawaban dari sang pemilik tanah.
Dalam ruangan yang sempit membuat Bu Sari harap-harap cemas dengan keputusan sang pemilik tanah dalam hati beliau berdoa semoga sang pemilik tanah berbaik hati menyewakan tanahnya.
"Pak Soni memperbolehkan tanahnya didirikan rumah dan beliau akan menyewakan tanahnya kepada kalian."
Mendengar hal tersebut membuat Pak Ahmad dan Bu Sari bernafas lega dan mengucap syukur dan tidak henti - hentinya mengucap terimakasih kepada Pak Abidi setelah itu mereka pamit pulang dan minggu depan Pak Ahmad mulai mendirikan rumah diatas tanah kosong tersebut.
Setelah rumah berdiri kokoh diatas tanah kosong itu Pak Ahmad dan Bu Sari mulai pindah kerumah tersebut tidak hanya itu Bu Sari mengajak serta Kakak dan Ibunya pindah tapi Kakak Bu Sari menyewa ditanah Lurah yang harus membayar setiap tahunnya yang mana tanah tersebut bersebelahan dengan tanah yang disewa Bu Sari.
Semua berjalan sebagaimana mestinya tidak terasa umur Diana sudah lima tahun dan tahun ini Diana mulai memasuki sekolah yaitu sekolah di Taman Kanak - kanak.
Diana setiap hari diantar sang Ayah ke sekolah setelah mengantar Diana Pak Ahmad langsung kerumah orang tuanya beliau bekerja dengan orang tuanya membuat pisau, parang, dan lain sebagainya.
Bu Sari bekerja sebagai ART yang mengharuskan Bu Sari berangkat kerja pagi-pagi sekali dan Diana berusaha memaklumi sang Ibunda karena tuntutan kerja dan ia mencoba tidak merepotkan orang tuanya.
Dari bangun pagi, mandi, dan berpakaian Diana lakukan sendiri karena sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi membuat ia terbiasa akan hal sekaligus mengajarkan hidup mandiri sejak dini.
Tanpa sarapan terlebih dahulu Diana diantar oleh sang Ayah ke sekolah kala itu semua serba murah dengan uang 500 rupiah dapat membeli berbagai macam makanan ringan.
Awalnya Diana baik-baik saja setelah jam menunjukkan pukul sembilan Diana lemas tak berdaya tanpa sarapan ia memulai aktivitas yang membuat energi terserap habis.
Sang guru mengajak Diana ke UKS sesampainya di UKS Diana disuapi oleh sang guru.
"Diana apa kamu tadi pagi tidak sarapan Nak?"
Dengan polosnya Diana menganggukkan kepala.
"Iya Bu Ibu Diana belum masak dan Ibu langsung berangkat kerja tadi pagi."
Dengan tatapan iba sang guru menyuapi makanan yang beliau beli hingga tandas setelah menghabiskan makanannya Diana kembali ke kelasnya dan ia aktif lagi mengikuti pelajaran.
Hampir setiap hari Diana selalu masuk UKS dan Bu Hindun pun selalu menyuapi Diana tanpa pertanyaan sama sekali karena Bu Hindun tahu apa yang membuat Diana selalu lemas setiap pelajaran.
Suatu hari tepatnya sepulang sekolah Diana menunggu sang Ayah yang tak kunjung datang untuk menjemputnya dengan pikirannya yang tidak ingin selalu merepotkan orang tuanya akhirnya Diana nekat pulang sekolah jalan kaki.
Dengan perasaan bangga Diana pulang sendiri ia melangkah riang dengan kaki kecilnya agar sampai kerumahnya.
Jarak dari sekolah ke rumahnya lumayan jauh Diana nekat jalan kaki dan harus menyeberangi jalan raya ketika menyeberangi jalan raya Diana dibantu oleh bapak - bapak yang mangkal di Terminal.
Sesampainya dirumah Neneknya kaget melihat Diana pulang sendiri tanpa sang Ayah ataupun sang Ibu lalu nenek Tia (nenek Diana) bertanya
"Kamu pulang sama siapa Nak, mana ayahmu?"
Diana mengatur nafasnya yang terengah - engah akibat jalan kaki di bawah terik matahari yang menyengat kulit.
"Diana jalan kaki Nek,"
Kaget tidak percaya Nenek menyuruh Diana mengganti pakaiannya dan menyiapkan makanan untuk Diana selesai mengganti pakaiannya Diana menuju meja makan tanpa banyak bicara Diana menghabiskan makanannya setelah itu Diana memilih tidur siang.
Sore hari orang tua Diana pulang sesampainya di rumah sang Ibu marah besar.
"Awas kalau kamu pulang dulu tidak menunggu Ayah datang Ibu akan ikat kaki Kamu, Kamu mau diculik orang yang tidak dikenal?!!"
Diana hanya menundukkan kepala tanpa menjawab sepatah katapun lalu sang ibu menyuruhnya masuk ke kamar dan melarang Diana keluar dari rumah.
Setelah kejadian itu Diana tidak berani lagi pulang sekolah sendiri ia takut sang Ibu marah dan takut diculik orang yang tidak dikenal.
Semua berjalan sebagaimana mestinya, hingga Diana memasuki Sekolah Dasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Listya ning
Haiii
salam kenal
terus semangat
jangan lupa mampir ya
2024-11-06
1
Diantara kata ✨
semangat ya beb 😍😍
2024-10-22
1
♈SANG PENDONGENG 💻
Alur bagus cuma berasa lagi baca koran sindo 🤭, tolong di beri paragraf n untuk percakapan n penjelasan di bedakan jangan digabung ya, semangat trs 😉👍
2024-10-22
0