NovelToon NovelToon
IRREGULAR

IRREGULAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Anime
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Echo Gardener

Ketika penggemar webtoon <Tower of God>, Arkan, tidak sengaja bertransmigrasi ke tubuh Neon Argarither dan menjadi bagian dari karakter webtoon <Tower of God> itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echo Gardener, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Jadi aku punya kisah dengan Kallavan? Ku kira tidak punya karena di info ingatan memang tidak ada, pikir Neon mengamati Kallavan.

Kemudian Kallavan melirik ke bawah dan mendapatkan Raja Zahard terbaring tidak sadarkan diri di sana.

Amarah dan rasa takut membebani udara di sekitar mereka bertiga.

Neon yang menyadarinya akhirnya berkata, "Tenang saja, Zahard tidak mati. Hanya saja aku membuatnya berhibernasi dan dia akan terbangun saat anak itu menemukannya. Tadinya aku mau membawanya ke ruangannya, tapi sepertinya tidak perlu lagi. Karena ada kau... Kallavan, kan? Jadi ku serahkan tugas penting ini padamu."

Kallavan tidak bisa berkutik padanya. Dia menatap mata merah Neon Argarither, begitu pun dengan Neon yang menatap mata biru Kallavan.

"Aku ingin bertanya padamu." kata Kallavan.

Neon memiringkan kepalanya mengisyaratkan Kallavan untuk bertanya padanya.

"Kenapa dirimu Yang Agung memilih untuk meninggalkan Raja Zahard?"

Neon bisa melihat ekspresi Kallavan yang terlihat sangat putus asa.

"Karena dia lemah. Apa kau sudah puas dengan jawaban itu?"

Karena Raja Zahard lemah katanya, pikir Kallavan terkejut.

"Jadi seperti itu." gumamnya sedih.

"Kau menerimanya lebih cepat dibanding Zahard sendiri. Aku jadi sedikit menyukaimu, Nak."

Neon sangat ragu menyebut Kallavan dengan panggilan 'Nak'. Tapi yang dia ketahui adalah umur Kallavan sudah lebih dari 3000 tahun. Dan kemungkinan umur Neon sendiri adalah lebih dari umur Kallavan itu sendiri. Dan itu artinya dia sangat tua.

"Sebaiknya kau bawa Zahard ke ruangannya segera, Nak." ujar Neon.

Sejenak Kallavan tampak ragu, tapi kemudian dia mengangguk dan mulai membawa Raja Zahard ke ruangannya yang berada di dalam Istana.

Mau tidak mau sekarang Neon sendirian lagi. Seketika rasa bosan mulai menggerogotinya.

Ini membosankan. Rasanya saat ini jadi mau bertemu dengan Bam. Apa sebaiknya aku keluar Menara untuk bertemu dengannya dan meninggalkan Phamtaminum sendirian? Hm... sepertinya ide itu bagus juga. Dipikir-pikir saat ini Rachel belum bertemu dengan Bam dan dia juga belum mendapatkan dan membaca buku Arlene. Apa sebaiknya aku ambil bukunya dan menggantinya dengan buku buatanku sendiri? Lalu menaruhnya di tempat yang sudah ditentukan di cerita, yang mana nantinya Rachel akan menemukan sebuah buku misterius itu. Kalau aku yang menjadi tujuan utama Rachel ke Menara... hehe, sepertinya itu akan sangat menarik, pikir Neon dengan menampilkan seringai kecil miliknya.

Tidak lama kemudian, dirinya membuat sebuah buku dengan cover hitam polos yang terbuat dari shinsu miliknya dan di setiap kertasnya berisikan energi. Dia menuliskan sebuah cerita tentang pemilik buku ini, yang juga seorang Ranker misterius yang konon diceritakan sebagai Ranker asli peringkat pertama yang merupakan Ranker paling terkuat di Menara. Ranker misterius itu meramalkan bahwasanya akan datang anak dari luar Menara yang bisa menaiki dan mengubah aturan Menara. Dan meniadakan kejahatan hingga membuat aturan Menara menjadi adil. Dan jika "anak yang diramalkan" itu sudah mencapai Lantai tertinggi di Menara, kemungkinan besar "anak yang diramalkan" bisa bertemu dengan Ranker misterius itu, dengan syarat harus menunjukkan bukunya. Setelah itu "anak yang diramalkan" bisa meminta permintaan apapun. Baik itu kekuasaan, kekuatan ataupun kekayaan.

"Mungkin ini tidak sebagus aslinya, tapi setidaknya buku buatanku bisa membuat Rachel menjadi gila akan menaiki Menara ini. Tentunya yang harus ditemui Bam pertama kali bukanlah Rachel, melainkan aku. Sisanya akan ku pikirkan nanti di sana." kata Neon sambil memandang buku shinsu buatannya.

Kemudian, Neon mulai berangkat menuju luar Menara tepat Bam dan Rachel berada, meninggalkan Phantaminum yang masih melakukan aksi bertamu.

...****************...

Neon Argarither sekarang sedang berdiri di depan pintu keluar Menara.

Sebenarnya ada peraturan di mana tidak diperbolehkannya keluar-masuk Menara, kecuali dia yang sudah berhasil menyelesaikan Lantai Menara. Hanya saja, belum ada yang berhasil menyelesaikan Lantai Menara dan peraturan tersebut sama sekali tidak berlaku untuk seorang Neon Argarither.

"Anda ingin keluar Menara, Tuan Muda?" tanya Penjaga di Lantai 1 alias Headon yang berjalan mendekati Neon.

"Ya." jawab Neon tanpa melihat Headon.

"Kalau boleh saya tahu untuk alasan apa Anda ingin keluar dari Menara ini?"

Neon meliriknya. "Untuk menemui bayi kecilku." katanya dengan santai.

Headon tampak terkejut mendengarnya. Sejak kapan sesosok Yang Maha Agung seperti Neon Argarither mempunyai bayi kecil? Dan sejak kapan dia memiliki seorang pasangan? Dia dan mungkin para penggemarnya juga tidak pernah melihat Neon Argarither dengan seorang wanita manapun, kecuali Phantaminum! Tapi itu sangat tidak mungkin tentunya karena Phantaminum itu dilihat-lihat adalah seorang pria tua yang jelek.

Pintu Menara perlahan terbuka dan ini membuat sedikit pergesekan pada shinsu di seluruh Lantai Menara sehingga menimbulkan gempa sesaat. Dan itu artinya menandakan ada seseorang yang masuk atau keluar dari Menara.

Neon segera melangkahkan kakinya menuju pintu tersebut.

Headon menunduk hormat sambil berkata, "Semoga Tuan Muda menemukan bayi kecil Anda di luar sana."

Neon hanya membalasnya dengan tersenyum kecil.

Headon berdiri sediam patung melihat punggung Neon Argarither yang menghilang bersamaan dengan tertutupnya pintu Menara.

"Berita besar ini pasti akan mengguncang mereka. Aku akan memberitahukan hal ini pada orang yang bertanya saja." gumam Headon.

...****************...

Jauh dari kejauhan Ranker dan semacamnya yang berbau Menara, Neon berjalan melintasi bebatuan. Setelah sampai di luar Menara, sekarang dia dengan santainya menuju lokasi buku Arlene sebelum akhirnya ditemukan oleh Rachel nantinya.

"Ternyata merubah isi cerita itu sangat menyenangkan, pantas saja banyak fanfic beredar. Jadi tidak sabar menunggu mereka berdua memasuki Menara."

Neon lanjut berjalan sampai di depan gua dan lanjut berjalan hingga akhirnya memasuki gua tersebut.

Di dalamnya lumayan gelap, tapi Neon masih bisa melihat jelas dengan kedua matanya yang telah dialiri oleh shinsu. Dia berjalan sambil membaca buku buatannya sendiri, yang sekiranya kalau ada yang kurang bisa ditambahkan lagi langsung olehnya.

Neon melihat dua buah obor menerangi tempat di mana buku Arlene diletakkan bersamaan dengan tempat Bam ke-25 berada.

Tanpa menunggu terlalu lama, Neon mengambil buku Arlene dan menggantinya dengan buku buatannya sendiri.

Lalu dia melirik ke lubang tidak jauh dari tempat buku Arlene diletakkan sebelumnya.

Neon perlahan berjalan menuju lubang tersebut, lalu melihat ke bawah dan mendapati Bam ke-25 yang telah sangat lama berbaring di bawah sana.

"Hei, Nak! Kenapa kau bisa ada di bawah sana sendirian?" tanya Neon dengan suara lantang supaya Bam ke-25 bisa mendengarnya.

Bam ke-25 menoleh ke arahnya dengan wajah terkejut, namun dia terkejut bukan karena apa yang ditanyakan oleh Neon, melainkan dia terkejut karena ada orang selain dirinya.

"Apa kau mendengarkanku, Nak?"

Bam ke-25 menundukkan kepalanya sedikit, seakan tidak peduli dengan ocehan dari Neon, karena dia sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan Neon.

Neon yang paham itu pun mau tidak mau menuju ke tempat Bam ke-25 berada dengan cara melompat ke bawah sana.

Wuussh—BANG!

"Yo!" sapa Neon.

Bam ke-25 kaget karena melihat Neon melompat dari ketinggian dan kini berada di hadapannya.

Seperti mengabaikan Bam ke-25 yang kaget, Neon berjalan mendekati Bam ke-25 dan berpikir bahwa dirinya lebih tinggi di bandingkan si peran utama. Hal kecil itu sudah membuatnya cukup senang.

Neon yang pura-pura tidak tahu itu mulai bertanya padanya. "Siapa namamu, Nak?"

"..."

"Seperti binatang kecil yang malang." gumam Neon.

Seketika itu dia mengingat kalau Bam ke-25 selalu sendirian dan tidak ada yang mengajarinya sama sekali.

Neon menunjuk dirinya dan berkata, "Neon Argarither."

Bam ke-25 memiringkan kepalanya.

Neon tersenyum dan berkata lagi, "Neon Argarither."

Bam ke-25 mengikuti suara yang di dengarnya.

"Ne.. on.. Aru.. ther."

Neon yang terlihat biasa saja itu namun di dalam hatinya sangat senang itu melanjutkannya lagi.

"Neon."

Bam ke-25 mengikutinya.

"Ne.. on.."

Neon melanjutkannya lagi.

"Argarither."

Bam ke-25 juga mengikutinya lagi.

"Ar.. ga.. rither."

Neon melebarkan matanya dan tersenyum dengan tulus. Kemudian tangannya di arahkan ke atas kepala Bam dan mengelusnya dengan pelan.

Namun selanjutnya, raut wajah Neon kembali menjadi dingin kembali dan bergumam. "Aku tidak bisa berlama-lama di sini."

Bam ke-25 yang mendengarnya, walau tidak mengetahui maksud dari perkataan Neon, dia mulai memasang wajah sedih seakan mengatakan, 'kau akan pergi?' pada Neon.

Neon diam sebentar dan memikirkan sesuatu.

Neon melihat wajah sedih Bam ke-25. Sebenarnya Neon tidak tega meninggalkan bayi kecil malangnya ini sendirian. Tapi ini semua demi jalannya cerita yang diinginkannya.

"Aku akan kembali ke Menara."

"Me.. na.. ra?"

"Ya, Menara. Aku tinggal di dalam sana, jadi aku berharap suatu saat nanti kau bisa memasuki Menara tempat di mana aku tinggal. Dan kemungkinan kita bisa bertemu lagi di dalam Menara, Nak. Ku harap pada saat kita bertemu nanti, kau sudah bisa mengetahui setiap kata dan berbicara dengan lancar. Karena aku ingin mendengar langsung siapa namamu, Nak."

Bam ke-25 yang tidak mengerti itu hanya bisa membalasnya dengan mengangguk. Tidak lama setelah itu, dia menunjuk Neon dan berkata, "Neon Arga.. rither. Menara."

Neon tidak bisa menahannya lagi melihat tingkah laku Bam ke-25, dan dengan cepatnya mengutarakan isi hatinya yang terdalam.

"Ayah." menunjuk dirinya sendiri.

Kemudian Neon menunjuk Bam ke-25.

"Anak."

Bam ke-25 pun mengikutinya dengan cepat. Dia menunjuk Neon dan dirinya sendiri, kemudian mengatakan hal yang sama seperti dikatakan Neon sebelumnya.

Neon mengangguk dengan senyuman di wajahnya.

"Aku Ayahmu dan kau adalah anakku."

Bam ke-25 masih bingung dengan semua yang dikatakan Neon.

"Kita adalah keluarga." lanjut Neon tidak peduli Bam ke-25 mengerti atau tidaknya.

Bam ke-25 melebarkan matanya. Dia memang tidak mengerti perkataan dari Neon, hanya saja perkataan terakhir Neon membuat hatinya terasa hangat.

"Keluarga..." gumam Bam ke-25 sambil memegang dadanya.

"Kalau begitu, aku akan pergi ke dalam Menara. Maaf tidak bisa bersamamu lebih lama dari ini, Nak."

Neon sangat ingin sekali membawa Bam ke-25 pergi dari tempat gelap ini, tapi ini semua demi terwujudnya keinginannya. Mau tidak mau, dia akan menyerahkan semuanya pada plot cerita TOG.

1
Jeanette
Lanjut!!!!
Royality Emperor
Next
Ymir
Pikaaaachu!!!!
Nanika
Lanjut~~~~
Toaru Kagaku
Next!
Aceela
PD banget nih kakek satu
Aceela
Parah ngatain orang tuanya si Baam
Royality Emperor
Jir bintang 1🗿
Michelle
Lanjut!!! dan lucu banget itu si Neon
Ymir
well, kalo diposisi dia juga bakal begini kali🗿
Ariana
Hahahahahaha/Facepalm/
Diablo
Kata-katanya bos🫵
Fahrein Hearts
Btw, lanjut yoi!
Fahrein Hearts
So speechless🗿
Aceela
Lanjutkan sampai tamat! Dan semoga gk ada twist
Ariana
wow, mereka bahkan tidak mencari tahu kebenarannya
Anya
lanjut
Toaru Kagaku
Kiyowo banget sumpah nih anak🥺
Michelle
tim asam manis🥺
Ymir
Lanjut ya kak~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!