"TERTAWAN GAIRAH PANAS 2 KETUA MAFIA KEJAM"

Chaterine, lalu Chaterine pun faham dan mengedti apa maksud dari Carl itu.

Di BerdCompany...

Nathan mengepalkan tangannya sambil melihat kamera CCTV di seluruh penjuru mansion, ia menggenggam erat cangkir kaca yang berisi wine merah itu sampai pecah, bahkan melukai telapak tangannya, darah segar mengalir keluar dengan deras, sedangkan Nathan tidak perduli, ia terus mengotak atik komputernya tersebut agar bisa melacak Chaterine, namun usaha, dan Upayanya gagal.

Karena Carlost terlebih dahulu melindungi Chaterine, sehingga Nathan tidak bisa melacak keberadaan Chaterine.

"Tck, pria tua bajingan, kini anak mu juga bajingan, berani sekali ia menyentuh milik kami, bahkan membawanya pergi... Tck. Mana tidak bisa di lacak lagi, Aaaarrgghhh kemana mereka pergi?" Umpat kesal Nathan

Di saat Nathan sedang marah, tiba² ruangannya di dobrak oleh Kevin yang sama emosinya memuncak saat ini, bahkan di ibarat kan lava nya sudah meleleh dan mengenai orang, samai² ia membunuh karyawan sendiri.

"BAGAIMANA BISA!!!" Teriak Kevin.

"Tck, aku pun tidak tau, sudah lah aku pusing" Sahut Nathan.

Kevin pun ambrukh di lantai, dengan frustasi, ia sangat² tersiksa entah mengaoa, ia menangis sendiri.

Mereka begitu kacau saat ini.

Sedangkan Chaterine.

Ia sedang makan siang di mansion George, bersama istri George yaitu Ny. Diana Maria, dan Carlost.

Mereka makan dengan penuh suka cita, dengan berbagai cerita random seru lainnya.

"Ouh iya, Chaterine, bisakah kau menemani mamah ke mall?" Tanya Diana si wanita paruh baya itu.

Chaterine hanya mengangguk, dan tersenyum, karena mulutnya penuh akan makanan, sehingga ia tak dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Ny. Diana pun senang, karena akhirnya ia memiliki teman untuk di jadikan teman berbelanja dan lainnya.

Tn. George hanya tersenyum melihat tingkah istrinya, dan Chaterine, mereka sangat senang dengan keberadaan Chaterine di mansion ini, karena bisa mengubah mansion ini jadi berwarna, ibaratkan yang awalnya terlihat suram dan hitam, kini memiliki warna dan cahaya yang sangat terang.

Bahkan George merasa keluarganya kini lengkap, dan sempurna, meskipun Chaterine bukan anak kandung mereka, tetapi mereka menerima Chaterine dengan senang hati.

Usai sarapan bersama, Ny. Diana membawa Chaterine ke kamarnya dan merias Chaterine dengan sangat cantik.

"Chaterine apakah mamah boleh mangil kamu Rine aja?" Tanya Diana sambil memilihkan baju di walk in closed.

Chaterine hanya tersenyum, sambil menganggukkan kepalanya, yang artinya ia setuju di panggil apa pun.

"Rine, kau tau, sebenarnya mamah ingin sekali mempunyai anak perempuan, tapi di kasih laki²" Ucap Diana seraya merengut sebal.

Chaterine pun menghampiri Diana sambil menaruh kedua tangannya di pundak Diana, dan mengerahkan di sofa lalu duduk.

"Mah, tidak boleh begitu, mamah harus bersyukur, karena anak laki2 atau pun peremuan, itu adalah anugrah dan rezeki dari tuhan yang paling berharga. Jadi mamah tidak boleh mengeluh kesah yaa" Ucap Chaterine berusaha meyakinkan Diana.

Diana hanya tersenyum hangat, lalu bening air mata menumpuk di matanya, bendungan air mata itu tak dapat tertahan, dan terjatuh...

"Apa kau tau nak? Aku kesepian, suami ku dan Carlost selalu pergi ke luar negri untuk mengurus bissnis² yang berkembang di sana. Jadi aku sering sendiri dan di temani beberapa pelayan dan bodyguart, setaip aku pergi keluar aku selalu sendiri, tidak ada teman ngbrol, jika berkumpul pun canggung karena mereka laki² selalu membahas bissnis dan usaha mereka. Jadi yaa sepi lah" Ucap Diana.

"Yasudah, kaliini mamah tidak akan ke sepian lagi, ada Rine yang menemani mamah, jangan sedih lagi okey?" Chaterine berkata dengan lembut.

Mereka pun bersiap² untuk bergegas pergi ke pusat perbelanjaan yang besar di kota itu. Setelah selesai bersiap, mereka menuruni anak tangga menuju lantai dasar, sambil tersenyum riang, dan tertawa bersama.

Di bawah, Carl memperhatikan Chaterine tena berkedip sekali pun, ia terpana akan kecantikan Chaterine, meskipun banyak bekas luka lebam, tetapi itu tidak mempengaruhi kecantikannya.

George hanya menatap Carl, yang sedang terpesona, ia tersenyum melihat sang anak akhirnya ia berhasil sembuh dari penyakit Impoten nya.

Saat turun di bawah, Ny. Diana menghampiri George, dan Carlost sebelum pergi mereka berpamitan terlebih dahulu.

"Sayang, Carl mamah pergi dulu sama Caterine yaa, jaga rumah baik²" Ucapnya.

Pandangan Carl terfokus akan kecantikan Chaterine, ia tak mampu berkedip, bahkan ia tak mengalihkan pandangannya sedetik pun dari Chaterine.

"Tunggu mah, mamah harus bawa beberapa bodyguart, untuk menjaga kalian di luar sana" Titah Carl.

Mereka pun setuju, lalu mereka perhi dengan digiring 4 bodyguart yang mengikuti nya.

"Aku kangen bunda, pasti mereka sudah tenang di sana" Chaterine berbicara dalam batin serta melamun.

Ia merindukan suasana kehidupannya dulu, ia merindukan Ayah, bundanya, bahkan sepat terlintas dalam benak Chaterine ia merindukan Nathan, dan Kevin. Namun fikiran itu sesegera mungkin ia hapus dan hilangkan,

ia sangat kesal dan sakit hati atas perlakuan Nathan, dan Kevin selama ini, yang menperlakukannya dengan kelembutan lalu kekerasan.

Ia sangat² sakit hati karena Nathan, dan Kevin.

"Heh, aku tidak akan memaafkan mu Bajingan, kau pantas mati supaya tidak ada korban selanjutnya, kau memperlakukan ku dengan lembut, lalu melanjutkannya dengan kekerasan bukan? Aku akan kembali nantinya, tetapi bukan untuk memaafkan, tapi untuk membalas dendam, kalian harus sama hancurnya dengan ku, aku tidak akan rela dan ikhlas atas apa yang pernah kalian lakukan kepada ku. Aku akan membunuh kalian dengan tangan ku sendiri." Chaterine terus berbicara dalam hati sambil mengumpat...

Setelah sampai di pusat perbelanjaan, mereka langsung turun dari mobil dan memasuki mall itu dengan jalan yang elegan, semua mata tertuju pada mereka , karena mereka kaget, baru kaliini Ny. Diana membawa seorang gadis yang beda usia darinya, sebelumnya ia ke mall hanya sendirian.

Karena merasa risih, Chaterine pun bertanya kepada Diana dengan berbisik.

"Mengapa mereka semua menatap kita?" Tanya Chaterine.

Ny. Diana pun hanya tersenyum, lalu ia menggandeng tangan Chaterine sambil berbisik.

"Itu karena, mereka baru kaliini melihat ku membawa seorang teman, bahkan usia kita cukup terpaut jauh." Ucap Diana

Chaterine pun faham, dan mengerti, lalu mereka memutuskan ke toko brand ternama.

Di sisi lain...

Nathan, dan Kevin sedang berdiskusi di markas bawah tanah mereka, sambil menatap 10 orang wanita yang akan menjadi korban².selanjutnya.

"Mengapa jadi markas kita mudah di serang? Bukankah kita sudah melatih bawahan dengan pelatihan yang terbaik? Mengapa mereka melemah?" Tanya Kevin.

Nathan, diam ia memikirkan jalan keluar nya dari malam tadi mereka rela tidak tidur, karena memikirkan jalan keluar nya.

"Kemana si pria tua itu menyuruh anaknya yang impoten itu membawa Chaterine, bahkan identitas Chaterine pun tidak bisa di lacak, keberadaannya pun sama." Ucap Kevin lagi.

Tiba² Marvel, Marco, dan Martis pulang dengan luka yang banyak. Hal itu sontak membuat Nathan, dan Kevin terkejut, bukankah mereka bawahan yang paling kuat? Mengapa bisa sampai terluka banyak?

"Tck, ayolah keberadaan my baby, honey, bunny, sweetie kalian itu tidak bisa di lacak nyet, bahkan kami memata²i pun tidak bisa, yang ada hampir melayang nyawa" Ucap kesal Marvel.

Nathan terdiam tanpa menjawab, dan merespon pembicaraan, bahkan ia murung.

"Kembali cek CCTV, bagaimana bisa mereka melenyapkan bawahan kita yang berjaga ketat hanya dengan 20 menit?" Ucap Nathan.

Kevin pun faham dan langsung mengambil meja yang berisi lengkap tacknologi serta chip dan segera mengaktivkanya.

Kevin langsung menyalakan dan mengecek rekaman CCTV sebelumnya.

"Dari jalan awal utama sebelum gerbang" Titah Nathan.

"Kalian, obati luka kalian sendiri, dan minum obat pereda nyeri, serta kompres yang bengkak, agar aliran darahnya tidak tersumbat" Titah Nathan lagi.

Nathan membantu Kevin mencari rekaman CCTV itu, dan anehnya... Rekaman itu tiba² menghilang, seakan².ada yang menghapusnya, bahkan mereka sudah mencari ke sampah file yang telah terhapus, namun tidak berhasil menemukannya.

"Tck, aaarrrrggghhh why? Ko hilang" Kesal Kevin.

Karena Kevin tidak bisa mengendalikan emosinya, matanya mengedar untuk mencari tempat pelampiasan amarahnya, dan matanya tertuju pada 10 J4lanh yang terikat, lalu dia berdiri dan langsung menghampiri 1J4lanh dan membawanya ke ruangan.

"Puaskan aku" Titah Kevin.

J4lanh itu pun merasa senang, karena ia tidak jadi di kuliti oleh 2 psikopat itu, lalu tanpa berlama² J4lanh itu melepaskan pakaiannya, dan terpampanglah 2 gundukan serta lembah yang basah.

Kevin yang melihat itu, tidak bernafsu, dia terus mengingat bentuk tubuh Chaterine yang indah itu, dan ia tidak tergiur akan tubuh J4lanh itu...

J4lanh itu mendekat dan membantu melepaskan celana serta pakaian Kevin, setelah itu ia mendudukkan Kevin di sofa dan naik ke pangkuan dengan sendirinya, lalu mengerahkan junior Kevin ke lembahnya dan...

*Jleb...

"Aakkhh" Desah J4lanh kenikmatan.

Sedangkan Kevin tanpa ekspresi, ia hanya diam dam memikirkan Chaterine.

J4lanh itu terus menggerakkan pinggul nya dengan alunan melodi hasratnya ia terus memaju mundurkan pinggulnya, dengan diiringi desahan kenikmatan.

Sedangkan Kevin, ia berusaha menepis ingatannya mengenai Chaterine dan berusaha membantu J4lanh tersebut dengan permainan yang menjijikan itu.

"Ugghhh" Lengguh kenikmatan keluar dari mulut Kevin. Lalu ia membalikkan tubuh nya, supaya ia yang menguasai permainan.

Kevin bermain dengan kekerasan serta keberingasan, dan agresif.

Ia terus menghunjam kasar.

Sedangkan Nathan, ia benar² frustasi. Bahkan ia banyak menghabiskan minuman beralkohol, dan narkoba lainnya sambil melacak keberadaan Chaterine.

"Aaaarrrgggkkk Chaterine sayang, kau benar² nakal heum, lihatlah jika aku menemukan mu, aku akan menghukum mu sampai tidak bisa berjalan" Rancau Nathan tidak karuan.

Marvel, Marco, dan Martis selesai mengobati dirinya, lalu melanjutkan pekerjaan Nathan yang tertunda akibat mabuk itu.

Sedangkan di pusat perbelanjaan Mall.

Ny. Diana, dan Chaterine pulang dengan membawa banyak barang perbelanjaan.

Di perjalanan mereka memutuskan berhenti sejenak, karena Chaterine ingin membeli jajan di pedagang kaki lima. Diana pun setuju, karena ia sudah lama tidak jajan di pinggir jalan.

Setelah itu lanjut pulang, beberapa menit mereka pun sampai, dengan di sambut oleh pelayan, serta bodyguart.

Di ruang tamu, Mereka membuka barang² perbelanjaan mereka tadi dan menyuruh pelayan menaruh di kamar mereka.

"Mah..." Ucap Carl sambil berjalan ke arah Diana.

"Yaa, ada apa Carl?" Jawab Diana.

Tiba² ada suara berat laki²...

"Ekhem, ada yang ingat aku?..." Tanya pria Tanpan itu.

Diana, Carl, serta George yang melihatnya terbelalak, dan George memeluk pria itu.

"Daminan... Astaga" Ucap George