Kiss Me

Sejak semalam hingga pangi ini Anya terus mengeluh sakit di bagian pinggang hingga bagian paha bawah, gadis itu bahkan tak bisa berdiri karena lemas. Sampai Arsen mengurungkan niatnya untuk mengulangi lagi aktifitas itu, pria itu sampai berpikir jika dirinya terlalu berlebihan sampai membuat istrinya tak berdaya.

Arsne mengulum senyumnya, bagaimana mungkin selama ini dirinya berpikir kalau Anya adalah gadis nakal setelah tadi malam ia melihat darah merah yang keluar dari inti wanitanya.

Istrinya juga begitu amatir dalam hal ciuman, bahkan bercinta. Dia hanya bisa menerima dan menikmati apa yang Arsen berikan.

“Kenapa senyum-senyum?” Tanya Anya langsung menarik selimut dan menutupi tubuhnya, hingga tangan Arsen yang sejak tadi sibuk memijiri pingganya terlepas begitu saja.

“Kamu payah.” Ujar Arsen sambil terkekeh, pria itu langsung berdiri dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

“Ih nyebelin!” Pekik Anya sambil melempar bantal ke arah pintu, Anya langsung menenggelamkan wajahnya di atas bantal sambil menendang-nendang kakinya asal.

“Sialan, memalukan.” Gerutu Anya saat mengingat jika ucapan Arsen ada benarnya jika dirinya sangat payah. “Aku gak berguna banget sih masa cuma bisa berbaring lemas.” Gerutunya lagi.

Sore harinya, Anya dan Arsen memutuskan makan di restauran pinggir pantai agar mereka bisa langsung berjalan-jalan di sekitarnya, karena sejak tadi pagi mereka sarapan dan amakn siang di dalam hotel.

“Makan yang banyak.” Ucap Arsen, mereka sedang makan kepiting sesuai keinginan Anya. Anya menoleh pada Arsen yang sudah selesai makan dna sibuk dengan ponselnya, pria itu selalu bersikap perhatian namun pokusnya tetap pada ponselnya.

Entah siapa yang di hubunginya sampai membuat Arsen begitu sangat pokus, sampai membuat Anya sedikit cemburu. Bukankah di saat seperti ini harusnya Arsen menyuapinya, atau dirinya yang menyuapi suaminya. Itu yang Anya tau tentang pengantin baru, bibirnya pun mengerucut kesal lalu kembali melanjutkan makannya.

“Kak Arsen punya mantan?” Tanya Anya tiba-tiba karena setaunya pria itu tidak pernah dekat dengan seorang wanitapun.

Seketika Arsen menoleh ke arahnya, ia terkejut saat melihat rambut panjang Anya kini sudah terikat menjadi kuncir kuda.

Mata Arsen turun ke bawah bagian leher dan pundaknya, Arsen pikir tadi tidak sesexy itu pakaian Anya namun kenapa sekarang Anya terlihat sangat sexy ketika rambutnya di naikkan ke atas.

Tanpa sadar Arsen menarik tali yang melingkar di pundaknya. “Kak Arsen! Kenapa di tarik nanti kebuka bajuku.” Ucap Anya buru-buru ia kembali menalikan tapi bajunya yang sangat tipis itu.

“Kalau udah tau itu bahakan kebuka kenapa kamu pakai baju seperti ini?” Tanya Arsen, Drees bunga-bunga berwarna kuning putih itu terlihat sangat mini.

Apalagi dengan rambut Anya yang terangkat sampai memperlihatkan pundak mulus dan sexynya, hal itu membuat Arsen cukup kesal.

“Namanya juga di bali, ya kita harus sesuain pakaian kita dengan— Ah” Ucapan Anya menghilang begitu saja saat Arsne menarik ikat rambut istrinya.

“Jangan pakai ikat rambut.” Ucap Arsen, dia tersenyum karen arambut panjang Anya menutup full bagian punggung istrinya, dan menutup sebagian pundah dan tulang dada istrinya. Arsen merasa cukup puas dengan penampilan Anya saat ini.

Anya berdecak kesal, bukannya romanti-romantisan setelah saling menyatu dan menyatakan cinta, namun mereka malah bertengkar dengan hal sepele seperti ini pikirnya.

“Jadi gimana? Kakak punya mantan atau engga?” Tanya Anya lagi.

Seketika Arsen menarik pinggang Anya agar gadis itu menempel di dekatnya, sebelah bibir pria itu terangkat.

“Kalau kamu? Kamu udah punya mantan berapa banyak?” Tanya Arsen, bukannya menjawab pria itu malah balik bertanya.

Jantung Anya berdebar tidak karuan saat melihat bibir ranum suaminya, pipinya murai merona.

“Gak bisa jawabkan saking banyaknya?” Tanya Arsen dengan tatapan tajamnya, entah mengapa rasanya begitu kesal dia ingin marah namun Arsen hanya mampu menjepit hidung istrinya hingga wanita itu meringis nyeri.

“Arsen.” Panggil seseorang dari belakang tubuh Arsen, seketika Anya dan Arsen menoleh ke sumber suara.

Anya mengernyit tidak suka saat melihat wajah kecewa seorang wanita yang kini menatap suaminya, entah mengapa Anya merasa wanita itu tengah menangkap basah kekasihnya. Wanita itu terlihat sedih dan kecewa bersamaan, hal itu membuat dada Anya terasa sakit.

“Stela, sedang apa di sini?” Tanya Arsen, dia masih duduk tanpa melepaskan peganganya dari pinggang Anya. “Ah, kenalkan dia Anya istriku.” Ucap Arsen sambil menatap Anya.

Stela sama sekali tak senyum saat menerima uluran tangan wanita yang jauh lebih muda darinya, Stela tidak menyangka jika Arsen menikahi wanita muda seperti ini. Bahkan wanita itu terlihat sangat sexy dan cantik pikirnya, sementara dirinya kini harus memakai pakaian yang tidak terlalu ketat demi sang bayi, itu yang di perintahkan suaminya.

Bahkan Stela di larang memakai kosmetik dan heels yang tinggi, Stela kini terlihat seperti ibu-ibu rumah tangga yang tidak mengurus tubuhnya sendiri.

“Di mana suamimu?” Tanya Arsen, karena tidak mungkin Stela pergi sendiri ke bali. Arsen tau betul betapa posesifnya pria itu jika sedang dalam mode cinta, namun suaminya juga jauh lebih posesif kalau sedang selingkuh bahkan Stela dilarang bertemu dengan siapapun.

Menurut Stela hal itu adalah bukti rasa cinta suaminya kepadanya, namun bukan kah kalau selingkuh sama saja dengan memenjara Stela di hidupnya?

“Di-dia sedang bertemu dengan orang. Apa aku boleh ikut gabung?” Tanya Stela, dia tak menatap Anya karena Stela sangat malas melihat fakta kalau Anya lebih dari dirinya.

Arsen menoleh ke arah Anya, begitu juga dengan Stela dia bingung kenapa Arsen menoleh ke istrinya dan bukan menjawab dirinya.

Anya yang sedang mengunyah langsung menghentikan kunyahannya saat sadar jika Arsen sedang meminta persetujuaannya. “Duduk saja.” Jawab Anya singkat samb tersenyum ke arah Arsen, jika Stela tidak ingin menatapnya tentu saja Anya harus lebih mengabaikan wanita itu bukan?

Anya kesal pada Stela, karena wanita itu terang-terangan terlihat tidak suka pada dirinya. Tentu saja dia harus memperlakukan hal yang sama pada wanita itu, karena itu Anya membiarkan Stela duduk bersama mereka.

.

To be continued…