NovelToon NovelToon
Tangisan Istri Pengganti

Tangisan Istri Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:491.2k
Nilai: 4.4
Nama Author: Mbak Ainun

Aura tiba-tiba harus menikah dengan laki-laki yang selama ini dia cintai dalam diam. Namun sayangnya pernikahan itu hanya dianggap sebagai ajang pembalasan dendam oleh Arga lelaki yang terpaksa menjadikan Aura sebagai pengantin pengganti, karena kepergian Sheila calon istrinya sekaligus sahabat Aura yang memilih pergi bersama cinta pertamanya dan meninggalkan Arga tepat dihari pernikahannya, sehingga Arga terpaksa memilih Aura untuk menggantikannya.

Penasaran dengan ceritanya langsung aja kita baca ...

Yuk ramaikan....

Update setiap hari...

Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gift ,vote and komen ya...

Buat yang sudah baca , lanjut terus. Jangan nunggu tamat dulu baru lanjut, dan buat yang belum ayo buruan merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....

Selamat membaca ....

Semoga kalian suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Berikan handphone-mu kepadaku !" sebelum Aura melakukan hal yang lain pada alat komunikasinya terlebih dahulu . Arga sudah lebih dulu mengambil alih dan ingin memeriksanya.

Aura pun tidak berani membantah dan memilih patuh setelah memindahkan dulu perangkat kerjanya di atas sofa, dia berdiri lalu mendekati suaminya yang sejak tadi hanya sibuk mengawasi dirinya.

"Ini, Mas." diletakkan handphonenya itu di atas meja kerja Arga setelah memastikan layarnya masih terbuka dan belum kembali terkunci.

Arga langsung mengambilnya dan menggenggam dengan sikap curiga , entah apa yang ada dalam pikirannya sehingga dia ingin memeriksa isi HP istrinya. Bisa jadi dia sedang mencari-cari kesalahan Aura supaya dirinya bisa kembali menghakimi lalu menghukum nya sesuka hati.

Aura pun kembali duduk dan siap menyelesaikan pekerjaannya lagi, Aura pun berusaha melupakan kecanggungannya dan larut dalam kesibukan yang menyita konsentrasi pikirannya , dia sudah tidak peduli lagi dengan sikap suaminya yang masih dirasa aneh dan terus saja diam. Arga pun masih fokus memeriksa hp-nya dari satu menu ke menu yang lain.

Beberapa jam kemudian Aura pun sudah menyelesaikan pekerjaannya. Sedikit lebih lama karena setengah waktunya di kantor tadi harus berada di lokasi acara sehingga tidak bisa memegang perangkat kerjanya yang tersedia di ruangannya maupun perangkat pribadi yang selalu dibawa untuk melakukan pertemuan penting atau mendesak yang dilakukan di tempat lain.

Setelah mematikan alat perangkat nya dan menyimpannya kembali ke dalam tas. Aura pun baru menyadari jika suaminya masih berada di tempat semula dan tetap memaku tatapan ke arahnya. Dia tidak merasa terganggu dan bisa menuntaskan pekerjaannya hingga mengabaikan keberadaan nya itu.

"Maaf, Mas . Aku ...."

"Aku tidak menunggumu!" sebelum Aura menyelesaikan ucapannya Arga sudah menyahut begitu saja, padahal, bukan itu yang dimaksud oleh Aura.

Aura pun berdiri dan menyimpan barang-barangnya di atas meja rias. Dia masih sangat berhati-hati dalam bersikap dan bertindak karena tidak mau memancing kemarahan suaminya yang sulit ditebak dalam segala hal.

Ingin meminta izin pun Aura masih merasa sungkan dan serba salah karena Arga sudah pernah mengatakan bila dirinya harus bisa mengambil keputusan sendiri tanpa harus menunggu perintah atau mendapatkan izin darinya.

Jika untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah, Aura sudah terbiasa melakukannya dalam kondisi seadanya. Karena slama ini dia tinggal seorang diri di sebuah kamar kos sederhana tapi nyaman , lokasinya pun cukup dekat dengan tempat dia bekerja sehingga dia masih bisa menjangkaunya dengan berjalan kaki.

"Ada meja kosong yang bisa kamu gunakan untuk bekerja dan menyimpan barang-barangmu." Rupanya lelaki itu juga memperhatikan nya dan Aura pun merasa lega karena tidak perlu lancang mengambil keputusan sendiri.

"Iya, Mas." Aura pun lekas memindahkan tas dan perangkat kerjanya di tempat yang dimaksud.

Tanpa disadari, Arga pun sudah beranjak dari meja kerjanya. Bukan berpindah ke tempat tidur, melainkan berdiri tepat di belakang istrinya. Seketika seluruh tubuh wanita itu meremang merasakan hembusan nafas suaminya yang menerpa bagian belakang leher yang sudah terbuka tanpa kain pelindung. Lelaki itu bersuara pelan tapi dan menanyakan sesuatu yang mengejutkan Aura.

"Apakah kamu punya kekasih? lalu kamu tinggalkan dia setelah aku menikahimu?"

Aura pun menggelengkan kepalanya dengan tegas dan spontan memutar badannya, sekarang mereka berdiri berhadapan sampai tak ada jarak. Dia ingin mundur begitu menyadari posisi yang membuatnya takut tersebut. Namun Arga sudah lebih sedikit dan cepat menahan pergerakannya dengan melingkarkan tangannya dipinggang ramping Aura.

"Tidak, Mas! aku tidak mempunyai kekasih."

Refleks tangan Aura pun menahan dada bidang suaminya agar tidak mendekat dan merapat lagi , bukan bermaksud untuk menolak tapi karena dia belum terbiasa dengan sentuhan tiba-tiba yang mendadak dan penuh intimidasi seperti yang dilakukan Arga.

Merasakan sentuhan di dadanya, Arga menunduk dan melihatnya. Lalu kembali menatap pelakunya. Aura yang menyadari gerakan tangannya nya langsung menarik kedua tangannya. Namun hal tersebut justru dimanfaatkan oleh lelaki itu dengan melakukan hal lain.

"Tidak punya?"

Aura pun menganggukan kepalanya sembari masih berusaha untuk menjauhkan badannya agar pelukan itu menjadi renggang . Sayang sekali, dekapan Arga terlalu kuat untuk dilawan hingga akhirnya dia pasrah saja daripada lelah dan membuang-buang tenaga dengan percuma.

"Lalu siapa itu Fahri, Irfan, Farhan, dan nama lelaki lainnya yang banyak tersimpan dalam kontak di handphone-mu?

Untuk sesaat Aura pun tertegun , terkejut bukan karena dia menyembunyikan sesuatu, melainkan karena suaminya bisa menghafal nama-nama yang baru saja di baca setelah memeriksa alat komunikasi miliknya.

"Mereka adalah teman-temanku di Panti Asuhan , Mas . " Aura segera memberikan penjelasan.

"Sama seperti aku mereka dan teman-teman wanita lainnya juga sudah keluar dari Panti untuk hidup mandiri . Kami mencari pekerjaan atau melanjutkan pendidikan dengan uang hasil jerih payah kami sendiri.

Aura pun bercerita secara singkat dan sangat berhati-hati dengan setiap kalimat yang diucapkan nya. Dia menjaga lidah nya agar tidak sampai menyebut nama Sheila agar tidak memancing reaksi lain dari suaminya. temperamen Arga yang mudah terpancing naik dan gampang meledak, mulai diingat-ingat oleh nya dan menjadi pedoman untuk selalu menjaga sikap dan perbuatan nya di hadapan suami nya itu.

"Setiap bulan kami juga menyempatkan waktu untuk mengunjungi Panti dan berkumpul di sana , mengingat masa kecil hingga remaja yang dilalui bersama serta berbagai kebahagiaan dengan menyisihkan sedikit uang kami untuk di sumbangkan melalui pengurus Panti Asuhan."

Tanpa sadar, Aura pun larut dalam kenangan masa lalu nya di rumah pertama di mana dia merasakan arti sebuah keluarga yang sudah tidak di miliki nya sejak diri nya lahir ke dunia. Ketakutan dan kepanikan nya pun terabaikan dengan pandangan nya yang sudah menerawang mengingat semua itu.

Masih memeluk dengan erat dan merasakan kehangatan tubuh istri nya yang menjalar ke tubuh nya Arga terus mengunci pandangan pada wajah sendu Aura yang sudah nyaris menangis. Kedua pelupuk nya penuh dengan genangan air mata yang siap tumpah hanya dengan satu kali kedipan.

Lelaki itu sama sekali tidak terpengaruh apalagi tersentuh dengan cerita Aura tentang kehidupan nya sebagai anak yatim piatu dan sebatang kara , tidak ada yang bisa menebak isi hati dan pikirannya saat ini, karena apa pun yang sangat berkecamuk di dalam diri nya dia selalu menunjuk kan sikap dingin dengan wajah datar nya terkesan arogan.

"Kami juga membuat grup percakapan untuk tetap menjaga hubungan silaturahmi kami walaupun jarang bertemu karena kesibukan masing-masing." Air mata itu akhir nya menetes, saat Aura kembali bercerita untuk melepaskan kesedihan dan kerinduan nya yang tiba-tiba di rasa kan.

***********

1
Firli Khalifah
kapan aura hamilll
guntur 1609
mksdnya 45 menit ya thor
guntur 1609
baru tahu kau kan arga. selama ni kau yg mendominasi. sekarang kau di gitukan aura. resah gelisah kau kan
guntur 1609
tu lah akibat dendamu. akhirnya kau sendiri yg menyesal. seumur hidupmu. selain kehikangan anakmu. kau juga kehilangan jati diri iatrimu
guntur 1609
jangan bilang aura lagi tekdung
Atmita Gajiwi
/Determined//Bye-Bye//Rice//Heart/
Sulainiothman Sulainiothman
Lumayan
Firgi Septia
si Arga ini aneh sekali yg buat malu dia Sheila orang lain jadi sasarannya baru di aura ini terlalu naif Mustinya tegas sedikit mau saja diperlakukan seenaknya sama si Arga sinting😒😒
Aniesa Hakim
huuu pak rezza
cucu suriah
kenapa sholat ? kan masih nifas 🙏
Annisa Rahman: oh itu cerita nya disingkat bier gak kelamaan kk
total 1 replies
Noerlina
Biasa
Noerlina
Kecewa
Syakira Rebeka
indosiar sekali ya....
Rupiah Piah
Luar biasa
Lawisalawisaqi Lawisaqi
Buruk
Merah Mawar
/Ok//Ok//Ok/
Merah Mawar
/Good//Good//Good//Good/
Merah Mawar
suka cerita nya
Merah Mawar
Keren
mheldaaa
cepat banget tamatnya 😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!