Di tengah pesta yang belum selesai mereka memutuskan untuk pulang saja. namun tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, bersamaan dengan itu pandangan dara tertuju pada tasnya,
"ma, mawar itu.." ia terkejut sampai hanya diam dengan mata yang terbelalak melihat bunga itu.
"ting! ting!" suara notif pesan di ponsel dara yang membuatnya makin terkejut, vira yang mendengar itu segera ikut melihat layar ponsel dara.
"i, ini kan.." mereka saling menatap.
tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar bersamaan dengan itu semua lampu juga ikut padam.
"ting! ting! ting!" bunyi notif lagi.
dara dan vira melihat isi pesan yang masuk itu,
"kita harus pulang dara!" ucap vira sambil menarik tangan dara mencari arah keluar dari gedung pesta itu dalam kegelapan ditengah hujan derai yang masih belum juga berhenti.
Apakah isi pesan di ponsel dara? kenapa vira sampai mendesak ingin pulang? ikuti kisah lengkapnya di cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khokujan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Penuh Haru
Suasana pesta yang tadinya penuh ke kegembiraan kini berubah setelah amarah alfan meledak di luar gedung saat melihat wanita yang ia cintai di hina habi-habisan oleh tamu-tamu di pesta ulang tahunnya.
Ayah alfan yang melihat putranya terduduk diam sambil mengepal tangannya segera menghampirinya,
"Alfan.. siapa gadis itu nak?"
tanya ayahnya sambil memegang bahunya.
Ibunya pun ikut duduk di sampingnya dan memegang tangan putranya itu, melihat wajah cemas putranya pasti membuat seorang ibu terenyuh hatinya.
"Dia pasti kekasihmu kan nak.. gadis itu pasti akan Baik-baik saja kau tidak perlu khawatir nak.."
ucap ibunya yang membuat alfan segera memeluk nya dan menangis di pelukannya.
Adik-adiknya segera keluar kamar dan melanjutkan pesta dengan menjelaskan bahwa semua Baik-baik saja, lalu semua tamu pun melanjutkan pesta dengan gembira seperti awal.
setelah beberapa lama dokter pun keluar dari kamar dan menghampiri alfan dan orang tuanya,
"Dia kelelahan dan syok juga, beberapa menit lagi dia akan sadar.. lukanya juga tidak parah.."
Jelas dokter itu dengan tenang.
tanpa mendengarkan penjelasan dokter sampai selesai alfan segera berlari masuk ke kamar dan melihat dara yang terbaring di tempat tidur dengan dahi yang di beri plester luka.
Alfan duduk di sebelah dara memegang tangannya sambil tertunduk alfan menangis,
"ini semua salahku.. harusnya aku menjemputmu.. tapi aku malah sibuk dengan pekerjaan dan pesta ini.. ini semua salahku dara.."
ucap alfan di tengah isak tangisnya memegang tangan dara.
Ayah dan ibu alfan melihat putranya dari pintu dan segera menutupnya meninggalkan alfan dan dara di kamar, tak lama setelah alfan bicara tangan dara bergerak dan ia tersadar dari pingsannya.
Dara membuka matanya perlahan samar-samar ia melihat sosok yang duduk di sebelahnya, ia melihat itu adalah alfan yang sedang menangis melihat ke arah dara yang perlahan sadar.
"Alfan.."
dara menyebut nama alfan yang membuat alfan langsung memeluk dara dengan erat melepas nafas lega atas kecemasan nya menunggu dara sadar.
Dara membalas pelukan alfan yang hangat di tubuhnya,
"alfan.. bisakah di lepas aku sulit bernafas.."
ucap dara terbata-bata, alfan melepas pelukannya perlahan dan membelai wajah dara dengan wajah yang khawatir.
dara yang melihat itu segera duduk dan bersandar, ia memegang tangan alfan dan tersenyum.
"Aku Baik-baik saja.. aku hanya kelelahan.."
ucap dara dengan lembutnya.
Mereka berbincang membahas kejadian apa yang terjadi sampai jadi seperti ini, hingga dara datang dengan keadaan seperti itu. Dara menjelaskan semuanya dari awal hingga ia bisa sampai di sini dengan keadaan yang seperti itu.
Mendengar penjelasan dari dara alfan semakin merasa bersalah ia merasa bahwa semua ini karena ia yang terlalu sibuk dan membiarkan dara berangkat sendirian ke sini. Alfan bertanya kepada dara di tengah pembicaraan mereka,
"apakah kau yakin sudah Baik-baik saja?"
alfan menatap dara dengan serius penuh harap padanya, Dara mengangguk dan segera berdiri dengan tegapnya.
Alfan memegang tangan dara dan bertanya lagi,
"Kau yakin? jika iya aku akan menyiapkan gaun lagi dan akan memperkenalkan kau kesemua orang di pesta ini bahwa kau adalah calon istriku.."
ucap alfan dengan wajah yang sangat serius sambil memegang wajah dara yang terlihat terkejut mendengar pengakuan alfan.
Dara terdiam menatap alfan dengan wajah yang masih terkejut,
"ayo lakukan itu.."
jawab dara yang membuat alfan kembali bersemangat dan tersenyum seperti saat kemarin malam.
Alfan menelpon pelayannya untuk menyiapkan gaun warna biru dan semuanya untuk dara. Tak berselang lama para pelayan masuk ke kamar dengan membawa gaun dan lain-lain untuk dara.
Alfan segera keluar dan duduk di depan pintu, ia menelepon adiknya untuk menjelaskan kepada ayah dan ibu tentang rencananya mengumumkan hubungannya dengan dara saat pemotongan kue nanti. Ayah dan ibunya pun sangat bahagia mendengar putra sulungnya akhirnya menemukan gadis yang akan di jadikan istri dan menantu di keluarga ini.
Setelah menelepon dan memberitahu semua rencananya kepada keluarganya alfan segera mengganti pakaiannya agar senada dengan gaun yang di kenakan oleh dara nanti, ia berjalan menuju ke lemari pakaian di dekat kamarnya.
"Beri aku jas yang senada dengan gaun yang dipakainya.."
ucap alfan kepada pelayan yang ada di sana.
Setelah menunggu cukup lama alfan sudah berdiri dengan gagahnya di depan pintu kamar bersiap menyambut dara yang sudah selesai dengan persiapan nya,
"krek.. "
pintu kamar terbuka dan terlihat sepatu yang indah keluar dari pintu di ikuti dengan gaun biru yang menawan memancarkan kecantikan dara yang sempurna malam ini.
Alfan segera menyambut tangan dara dan membawanya ke depan untuk memperkenalkan nya ke semua tamu bahwa dara adalah calon istrinya. Melihat alfan dan dara sudah keluar adiknya segera membuka acara pemotongan kue,
"inilah puncak pesta malam ini.. kejutan dari Tuan Muda sulung kita yang berulang tahun.."
ucap adiknya di sambut dengan tepuk tangan para tamu undangan yang sudah menunggu sedari tadi.
Acara pemotongan kue pun di mulai, dara yang berdiri diam di ujung sambil bertepuk tangan melihat alfan sangat gembira tersenyum ke arahnya.
Tiba-tiba sebuah tangan menepuknya dari belakang,
"ayo nak.. berdiri di sini dengan ibu.."
ibu alfan memegang tangan dara mengajaknya berdiri di sebelahnya lebih dekat dengan alfan.
Alfan memberikan potongan pertama untuk ayah dan ibunya, kedua kepada adik-adiknya dan setelah itu ia mendekati dara sambil memegang mic.
"dan yang ini.. untuk calon istriku yang sangat cantik.."
lalu alfan menyuapi dara potongan kuenya yang ke tiga, suasana ini di sambut dengan siulan dan tepuk tangan meriah dari para tamu.
Di ikuti dengan suara musik yang mengalun memeriahkan pesta malam ini,
"Ayo ikut.."
alfan menarik tangan dara mengajaknya ke taman belakang rumahnya.
Dara terkagum melihat kembang api di langit yang berwarna warni menghiasi langit malam ini dengan indahnya,
"indah sekali.."
ucap dara sambil memandang langit yang gemerlap warna.
Tiba-tiba alfan memberikan setangkai mawar merah,
"nona.. maukah kau berdansa denganku?"
tanya alfan dengan lembut seperti adegan dalam film kerajaan pangeran dan putri berdansa.
Dara pun mengambil setangkai mawar itu dan menyambut tangan alfan, mereka pun berdansa di bawah langit malam yang bertabur bintang dengan warna warni kembang api dan taburan kelopak mawar seolah menambah kesan romantis di malam ini. langit malam yang indah ini seolah menjadi saksi dimulainya kisah cinta mereka berdua yang sekian lama akhirnya bersatu dalam sebuah hubungan yang akan menjadi satu ikatan indah dan abadi yaitu pernikahan.
Setelah pesta selesai alfan izin kepada keluarganya untuk mengantarkan dara pulang karena sudah sangat larut, mereka pergi setelah makan malam bersama dan berbincang soal pernikahan alfan dan dara.
