NovelToon NovelToon
I Just Want To Live An Ordinary Life

I Just Want To Live An Ordinary Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Cinta Murni / Masuk ke dalam novel
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eby Mey2

"Angeline" adalah nama yang bagus dan cantik. Namun, pemilik nama ini tidak hidup seperti namanya. Ia masih baru lulus SMA, hidup dengan keluarga harmonis dan cukup, mempunyai banyak teman (kurasa), tapi dia introvert. Cukup pendiam, suka baca novel dan komik, dan motto hidupnya adalah hidup dengan yang biasa-biasa saja, tidak berlebih dan mencolok.

Namun ada perubahan drastis dalam hidupnya yang santai-santai saja. Secara mendadak dia meninggal, gara-gara menyelamatkan anak kucing. Tapi cerita ini tidak sampai disitu, Angeline tiba-tiba membuka matanya dan melihat atap-atap yang asing menurutnya.

"Ha...?! "

"Dimana ini? "

"inikan bukan rumah sakit, dan baju ini kenapa kuno sekali, apa aku cosplay? "




PENASARAN CERITA SELANJUTNYA SEPERTI APA?
BURUAN BACA SELENGKAPNYA!!!
DAN JANGAN LUPA KLIK LIKE, SUBSCRIBE, BERI HADIAH, DAN JUGA VOTE YAAA...!!!
AGAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD CHAPTER BARU!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eby Mey2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30

~Keesokan harinya

Pagi hari pun tiba, Sima Annchi yang sudah sembuh dari demamnya akhirnya dapat kembali ke asramanya. Ia saat ini sedang rebahan dengan santai sambil bersenandung ria. Bukanya ia seharusnya pergi masuk kelas? Eits, tenang saja karena dia saat ini libur dan diperbolehkan libur selama satu minggu.

Oleh karena itu jiwa malasnya muncul dengan gembira, ia sangat menikmati berbaring di ranjangnya sampai menggeliat seperti ulat. Lalu dia tak sengaja melihat setumpuk surat di meja belajarnya dan berserakan. Ia menghela napasnya sesaat dan beranjak menuju meja yang penuh dengan kertas-kertas itu.

Ia duduk di kursinya dan mengambil salah satu surat itu. Ia membacanya, tampak bahwa surat itu dikirim dari dari kediamannya yang tidak lain surat itu dari ibunya sendiri. Isi surat itu tertulis...

..."Nak, Ini ibu......

...Sudah beberapa kali ibumu mengirim surat, tapi tidak dibalas. Ibu pikir, mungkin anak ibu sibuk belajar. Tapi setidaknya kau membaca surat dari ibu. Ibu dengar, anak ibu meraih juara pertama di festival berburu, selamat ya... Ibu bangga padamu!...

...Oh ya, Kau tidak lupakan? Kemarin lalu ibu sempat mengirim kabar melalui surat yang ibu kirim padamu, bahwa Ayah dan Kakak-Kakakmu akan pulang bulan depan. Tapi, setelah beberapa hari ibu mendapat kabar itu, Ayah mu tidak jadi pulang karena ada suatu alasan dan hanya Kakak-Kakakmu yang pulang. Tenang saja, Ayahmu akan segera menyusul dan pulang. Jadi kau segera meminta ijin untuk pulang beberapa hari untuk menyambut kedatangan kakak-kakakmu dari medan perang....

...Itu saja dari ibu, semangat belajar sayang... Ibu selalu mendukung mu! "...

Selesai Sima Annchi membacanya, ia kemudian menghela napasnya kembali. "Kau tak pernah bertanya tentang kabarku. " Gumam Sima Annchi muram, mungkin itu alasannya ia tidak pernah membalas surat-surat yang dikirim oleh ibunya, atau alasan yang lain. Ia meletakkan kepalanya di meja belajarnya dan memejamkan matanya, entah apa yang dia pikirkan saat ini.

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar. Sima Annchi kemudian berjalan kearah sana dan membuka pintunya. Terlihat teman masa kecilnya tersenyum cerah kearahnya dan di tangannya terlihat membawa sesuatu.

Dengan ekspresi wajah datarnya yang khas Sima Annchi mengawali percakapannya "Apa? "

"Sima Annchi, bagaimana tubuhmu? Apakah sudah tidak ada yang sakit lagi? Kenapa kau tidak tetap di klinik saja selama beberapa hari, supaya badanmu bisa pulih sepenuhnya? " Tang Yuxuan memeriksa kening Sima Annchi terasa panas atau tidak.

Sima Annchi merasa tidak nyaman karena malu yang tiba-tiba keningnya disentuh dan dia terlalu dekat dengannya. Ia kemudian menepis tangan Tang Yuxuan dengan pelan. Tang Yuxuan menggaruk kepalanya dan tersenyum canggung.

"Oh iya, kau pasti lapar. Aku membawakan mu sekantong Mantou yang isiannya daging kesukaanmu. Hati-hati ini masih panas! Aku baru saja mengambilnya dari kantin. " Tang Yuxuan memberikan kantong berisi roti kukus itu dan Sima Annchi menerimanya dengan senang hati.

Tang Yuxuan menepukkan jidatnya. "Ah, aku hampir lupa. Tadi, saat aku mau ke asrama mu, aku tak sengaja berpapasan dengan Guru Qiang. Dia menyuruhku untuk memberitahukan mu untuk segera datang di ruangan khusus kepala akademi. Sepertinya kau dipanggil olek pak kepsek beserta Guru Qiang. Tapi aku khawatir Guru Qiang melakukan apa-apa padamu lagi. Tenang saja jika dia melakukan hal itu, aku akan menghadapinya dan mengadu pada pak kepsek, biar dia di keluarkan dari akademi ini. " Sebegitu benci kah dia dengan Guru Qiang?

Sima Annchi hanya menggunakan kepala untuk menjawabnya. Tang Yuxuan segera berpamitan dan pergi meninggalkannya. Sesuai dengan perintah sang guru, Sima Annchi kemudian bergegas menuju ruangan kepala akademi.

Beberapa saat kemudian, Sima Annchi memasuki ruangan tersebut. Ia melirik kesana kemari, ia melihat para guru dan pak kepsek duduk di kursinya masing-masing sambil menikmati secangkir teh hangat. "Ada apa lagi ini, apa aku melakukan kesalahan, sehingga semua guru beserta pak kepsek juga berkumpul? Aku kira, hanya aku dan Guru Qiang yang menemui pak kepsek ini. " Begitulah isi hati Sima Annchi saat ini.

Saat melihat Sima Annchi sudah berada di tengah ruangan dan menghadap pada kepala akademi, setelah Sima Annchi memberi salam pada mereka semua, Kepala akademi memulai perbincangannya, "Murid Sima Annchi, Apa kau sudah tahu mengapa kami memanggilmu? "

Sima Annchi mengatakan tidak dengan sopan. "Kalau begitu, kami memberitahukan mu sehubungan dengan kegiatan festival kemarin lalu bahwa, kami ingin meminta maaf pada murid Sima Annchi karena kelalaian kami sehingga menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan. Oleh karena itu kami sudah mengambil kesepakatan untuk... "

"Hah... bisakah dia tidak berbelit-belit dan langsung saja pada intinya. Aku takut Kue Mantou ku dingin, seharusnya aku memakannya lebih dulu. " Sepertinya Sima Annchi sudah tidak tahan untuk menunggu lama.

Tiba-tiba Guru Qiang yang dudu di dekat Kepala akademi memotong pembicaraannya, "Hah... Langsung saja pada intinya, aku sibuk! " Guru Qiang berbicara seperti itu dengan nada sedikit kesal. Enteng sekali dia berbicara seperti itu, tidak ada etikanya pada yang lebih tua, begitulah pikir Sima Annchi.

Tentu saja hal itu membuat kepala akademi terdiam sejenak. "Ehem, ehem... Baiklah. Kami sudah sepakat, bahwa sebagai permintaan maaf, maka kami memberikan kompensasi, dan kompensasi seperti apa yang ingin Murid Sima Annchi mau itu terserah anda. "

Dalam hati Sima Annchi dia terkejut, "Hah? dia mengabaikannya begitu saja? Apa ini kekuatan dari seorang kultivator dari sekte ternama yang kedudukannya lebih tinggi dari pada pak kepsek ini? "

"Jadi, Murid Sima Annchi, apa permintaanmu sebagai kompensasi ini? " Tanya Kepala Akademi.

"Benar, aku bisa minta apa saja? " Sima Annchi tanya balik dan dijawab anggukan oleh semua orang.

Sima Annchi sedang berpikir sejenak. "Baiklah... Aku minta untuk lulus dari akademi ini lebih dulu tanpa terkecuali! "

"BRUSSS!!! "

Guru Qiang yang sedang enak-enaknya menyeruput teh hangatnya langsung disembur kearah muka Kepala Akademi saat mendengar permintaan dari muridnya itu yang secara blak-blakan. Kemudian Guru Qiang melototinya dengan tajam dan Sima Annchi hanya mengalihkan pandangannya ke segala arah untuk menghindari tatapan gurunya itu.

Sambil mengusap air teh yang tersembur di wajahnya dengan kain ia berkata, "Murid Sima Annchi, aku tahu kau benci Akademi ini. Tapi jangan meminta hal yang mustahil kami lakukan seperti itu, tolong pikirkan baik-baik permintaanmu sesuai dengan kemampuan kami sebagai para guru. " Sebenarnya Kepala Akademi juga terkejut atas permintaan Sima Annchi itu.

"Hm... baiklah aku akan pikirkan kembali. Tapi aku tidak menginginkan apa-apa untuk saat ini. Jadi, saat aku sudah mendapatkan jawabannya aku langsung memintanya pada anda. (Sebenarnya aku ingin libur selama satu bulan penuh atau memberikanku harta karun yang bisa meningkatkan kultivasi ku, tapi sepertinya aku ditolak lagi.) " Sima Annchi mengakhiri perkataannya yang membuat semua orang di ruangan itu bernafas lega.

Karena urusan Sima Annchi selesai, dia dipersilahkan untuk keluar dari ruangan tersebut. Kemudian para guru dan Kepala Akademi melanjutkan rapatnya.

...~Bersambung~...

Mantou(Roti kukus khas china)

1
Alfatih Cell
lanjut Thor crazy Up....semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!