"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Pukul sepuluh malam, Vinder terbangun dari tidurnya. Netra yang masih menyipit itu, langsung menangkap wajah tenang Lada yang tertidur dalam dekapannya.
Kedua ujung bibir Vinder saling menarik, menciptakan senyaman tipis yang begitu manis. tangan yang melingkar dipinggang ramping Lada, bergerak naik mengusap pipi wanita yang sore tadi ia nodai.
Lada menggerakan kepalanya perlahan, tangan yang memeluk tubuh Vinder, semakin ia eratkan. Perlahan matanya terbuka, menatap Vinder lalu tersenyum.
Vinder mecium kening Lada begitu dalam dan ikut mengeratkan rengkuhannya.
"Vin...!"
"Hem...!"
Kedua netra beradu.
"Lapar...!" ucap Lada dengan mimik wajah manja.
Bagaimana tidak lapar, seharian perut mereka hanya terisi sekali, itu pun pagi tadi.
Vinder tertawa kecil "mau makan apa..?"
"Sup..!"
"Oke...!" Vinder mencium pucuk kepala Lada, lalu membebaskan tubuh wanita itu dari pelukannya.
Vinder merubah posisi, duduk dengan bersandar diheadboard, lalu meraih telepon dinakas yang terletak disampingnya.
Vinder menyebutkan satu persatu pesanan, setelah panggilannya direspon, sembari sesekali melihat kearah Lada yang tengah menatapnya sembari tersenyum.
Tangannya yang menganggur, ia ulurkan kepuncak kepala Lada dan bergerak mengusap lembut dengan ibu jari.
"Kenapa...?" tanyanya setelah telepon ia tutup.
Lada menggeleng, sembari menegakkan tubuhnya, lalu bersandar didada bidang nan kokok Vinder.
Tangan kanannya menelusup kebelakang punggung Vinder, sampai meraih sisi pinggang lelaki itu. Sementara tangan kirinya, ia letakkan didada Vinder.
Dihirupnya dalam-dalam aroma maskulin lelaki yang sudah melewati sore panas bersamanya.
Vinder memegang tangan Lada yang bermain-main didadanya. Lagi, pandangan kedua insan itu beradu.
"Jangan memulai La...!"
Dengan gesit Lada menarik tengkuk Vinder, mempertumakan bibir nya dan pria itu, lalu bergerak menari lembut diatasnya.
Vinder membalas, dengan tangan yang saling meremas ditubuh masing-masing.
Vinder menyudahi kegiatan itu, ketika pergerakan mereka mulai tak terkontrol.
"Vin...!" netra sayu berkabut hasrat terarah memohon.
"Sebentar lagi makanan datang, kita lanjutkan setelah makan. Oke...!"
Lada tersenyum lalu mengangguk dan kembali bersandar pada Vinder.
"La...!"
"Hem...!"
"Besok mau kemana...?"
"Tidak kemana-mana, disini saja. Memangnya kenapa...?"
"Pergi kepuncak atau kepantai, kamu mau...?"
Lada mengangguk cepat "mau...!"
""La, kalau aku me------
Ting tong
Suara bel kamar.
Vinder menghela nafas. Dengan susah payah ia mengumpulkan keberanian untuk menanyakan perihal lamaran, malah dihancurkan oleh kedatangan makanan yang dipesan.
"Aku ambil makanan dulu..!" ucap Vinder lalu bangkit, menyambar jubah mandi dilantai, kemudian memakainya.
Vinder membuka pintu hanya selebar tubuhnya saja "bisa ditinggal trolinya..?" tanya Vinder dan diangguki oleh pegawai hotel.
Setelah membayar dan memberi tips, Vinder membawa troli berisi makanan masuk sembari menutup pintu dan menguncinya.
diletakkannya semua makanan yang ia pesan diatas meja, Vinder menghampiri Lada setelah sebelumnya meraih Handuk yang ada disofa.
"Ayo makan..!" sembari memberikan handuk ditangannya.
Lada pun menyambut.
Keduanya makan dengan damai. Hanya sesekali obrolan tercipta.
"Buahnya tidak dimakan..?" tanya Vinder.
"Sudah kenyang, itu untuk nanti saja."
"Aku kekamar mandi sebentar ya..?" Vinder meminta izin dan diiyakan oleh Lada.
Dan saat pria itu keluar dari kamar mandi, ia melihat Lada yang berdiri dibalkon dengan kepala terangkat menatap Langit.
"Apa yang kamu fikirkan..?" tanya Vinder memeluk Lada dari belakang lalu mencium pundak polos wanita itu.
Lada menggeleng.
"Kamu menyesal...?"
Lada berbalik mendengar pertanyaan itu, menatap Vinder dengan tenang, lalu menyambar bibir pria itu kemudian menghisapnya.
Kembali, aktifitas panas terjadi dikamar itu. Tanpa perduli akan dosa dan hari esok. Mereka mencurahkan rasa dan asa dalam pertukaran peluh dan erangan.
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆