NovelToon NovelToon
Dark Chaser

Dark Chaser

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Balas Dendam / Iblis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Kei L Wanderer

Dark Chaser, sebuah organisasi sekaligus profesi rahasia yang dibuat oleh pemerintah. Mereka bertugas untuk menyelesaikan berbagai kasus tidak lazim dan aneh, yang mungkin ada hubungannya dengan makhluk selain manusia.

Ini adalah kisah William Blackbell, seorang Dark Chaser sekaligus ketua tim dalam menjalankan tugasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kei L Wanderer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Which One?

Sementara William menyelesaikan interogasinya, Lorenzo yang berjalan kembali menuju ke gedung asrama hanya menundukkan kepala.

Dia bisa merasakan bagaimana orang-orang melihat ke arahnya sambil menunjuk dan saling berbisik. Tentu saja, apa yang mereka bisikkan bukanlah sesuatu yang baik. Jelas, mereka semua tampak senang dan puas ketika melihat lelucon tentang dirinya.

Pemuda itu tidak balas menatap mereka, tetapi ekspresinya tampak sangat jelek dan terdistorsi. Dia hanya melirik dan mengingat wajah mereka. Pastikan membalas mereka di kemudian hari.

Saat itu, Lorenzo merasakan tatapan yang cukup menusuk. Ketika menoleh, dia melihat Caroline menatapnya dengan ekspresi dingin dan jijik.

Gadis itu hanya memandangnya sesaat, lalu segera berbalik pergi.

Merasakan tatapan penuh rasa jijik itu, api amarah berkobar semakin besar. Dia merasakan kebencian yang begitu mendalam di hatinya.

Mengabaikan orang-orang, pemuda itu mengikuti Caroline secara diam-diam sambil menjaga jarak.

Saat berjalan jauh darinya, dia melihat gadis itu berjalan menuju ke asrama siswi. Ketika melihat jalan sempit dan cukup gelap, Lorenzo mengendap-endap tetapi berjalan lebih cepat.

Caroline yang berjalan menuju asrama tiba-tiba merasa tidak nyaman. Dia menoleh ke belakang dan terkejut ketika melihat Lorenzo sudah ada di belakangnya.

Gadis itu hendak menjerit, tapi Lorenzo langsung menutup mulutnya. Dia mengunci gerakannya dari belakang lalu menyeretnya ke gedung pengajaran yang kosong di sebelah mereka.

Caroline meronta dengan panik. Saat itu, Lorenzo menjatuhkannya ke lantai dan tetap menutup mulutnya.

Semakin dia meronta, pemuda di depannya tampak semakin bersemangat.

Caroline mencoba melepaskan diri, tapi gadis sepertinya tidak memiliki kekuatan. Bisa dibilang, fisik perempatan biasanya lebih lemah dibandingkan laki-laki.

Mata Caroline mulai merah dan sudut matanya mulai basah. Merasa tidak ada harapan, dia menjadi semakin putus asa.

Dia hanya bisa melihat Lorenzo yang secara paksa merobek dan melucuti pakaiannya. Namun, sebelum semuanya terlepas, suara keras terdengar di telinga mereka berdua.

"Hentikan, Lorenzo! Kamu sudah melewati batas!"

Mendengar itu, Lorenzo dan Caroline menoleh secara bersamaan.

Di sana, tampak sosok kurus yang berdiri menghadap mereka. Orang itu adalah siswa yang biasanya disiplin dan jarang melanggar peraturan, salah satu siswa kelas XI yang mendapatkan beasiswa.

Ya. Pemuda itu adalah Theodore.

Melihat orang yang dia anggap lemah dan payah, karung tinju yang digunakan ketika bosan tiba-tiba berani berteriak ke arahnya membuat Lorenzo tertegun.

Setelah tertegun sejenak, Lorenzo menjadi semakin marah. Otaknya berhenti berpikir rasional. Dia merasa kalau semua orang, bahkan dunia sedang melihat lelucon dan menertawakan dirinya.

Lorenzo langsung bangkit dan mengabaikan Caroline. Dia langsung bergegas ke arah Theodore dan menerkamnya dengan ganas.

Theodore jatuh ke tanah dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Sebelum sempat bangkit, tinju Lorenzo langsung mengenai wajahnya dan terus menghujaninya.

Melihat Theodore yang dipukuli dengan sangat kejam, Caroline yang baru saja bangkit dan merapikan pakaiannya langsung berteriak sekuat tenaga.

"Tolong! Seseorang mencoba melakukan pembunuhan! Tolong!"

Walau Caroline berteriak sekuat tenaga, Lorenzo yang kehilangan kewarasannya tidak peduli. Dia terus memukul wajah Theodore sampai memar, bahkan hidung dan sudut bibirnya juga berdarah.

Saat itu, beberapa orang bergegas mendekat. Melihat Lorenzo yang tampak gila, para siswa sempat ragu, sementara para guru langsung maju untuk menghentikan pemuda itu.

"Cukup, Lorenzo! Jika kamu membunuhnya, bahkan orang tuamu tidak akan bisa menolong mu. Kehidupanmu benar-benar akan berakhir!" ucap salah satu guru sambil menariknya menjauh.

Ditarik menjauh, Lorenzo meronta dan terus berteriak dengan marah.

"Aku akan membunuhmu! Aku pasti akan menghancurkan hidupmu! Aku-"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, sebuah tangan meraih kerah belakang lehernya lalu menarik dan membantingnya ke tanah.

Saat itu juga, semua orang di sana terkejut ketika melihat William yang muncul secara tiba-tiba.

William sendiri cukup terkejut. Setelah melakukan interogasi, dia mendengar seseorang berteriak minta tolong dan menyebut pembunuh. Itu sebabnya pria itu bergegas ke sini secepat mungkin.

Sesampainya di tempat kejadian, William tampak cukup kecewa dengan apa yang dilihatnya.

Lorenzo yang jatuh ke tanah segera bangkit.

Melihat pemuda itu benar-benar tidak bisa mengendalikan kemarahannya, William menggeleng ringan. Dengan sebatang rokok di sudut bibirnya, dia berkata datar.

"Mau belajar menjadi jagoan?"

William bergegas menuju ke arah Lorenzo dengan kecepatan luar biasa. Sebelum pemuda itu merespon, dia langsung mengayunkan tinjunya dan memukul perutnya dengan keras.

Langsung membuat tubuh pemuda itu meringkuk seperti udang, dan muntah.

Melihat Lorenzo yang terhempas dan berguling di tanah lalu pingsan, William menggelengkan kepalanya.

"Itu saja?" Pria itu memiringkan kepala. "Dari penampilan mu, aku pikir kamu master tinju atau semacamnya."

Orang-orang yang menonton tanpa sadar menelan ludah. Mereka tidak menyangka kalau pria muda yang beberapa tahun lebih tua dibandingkan mereka ternyata begitu profesional.

Tidak! Yang lebih penting, ternyata dia adalah pria yang begitu tegas dan kejam!

Benar-benar berani memukul seseorang tanpa peduli latar belakang mereka.

"Bawa bocah itu kembali ke kamarnya," ucap William tak acuh.

Mendengar itu, mereka semua saling memandang. Siswa kelas XI yang kamarnya tidak terlalu jauh dari kamar Lorenzo akhirnya maju untuk membantu membawa pemuda itu kembali.

Sementara itu, William mengamati sekitar dan tatapannya berhenti ketika melihat dua orang.

Mereka berdua adalah korban dari serangan Lorenzo, Caroline dan Theodore.

William hanya melihat Caroline sekilas, dan tatapan matanya berhenti ketika melihat Theodore.

'Bukankah dia siswa berprestasi dan taat peraturan? Kenapa dia ada di sini?'

'Selain itu, kenapa dia baru muncul? Tidak muncul bersama dengan orang-orang yang pergi menonton sebelumnya.'

'Hal semacam ini memang terkadang bisa menjadi kebetulan, tapi, bukankah hal semacam ini juga bisa dianggap sebagai pertunjukan untuk mendapatkan alibi?'

'Jadi—'

Mata William menyempit, tampak lebih dingin dibandingkan sebelumnya.

'Yang mana dirimu?'

>> Bersambung.

1
Hijau Muda
gk tau knp suka bngt Sma semua karya mbak key L😭😭😭....gk bisa move on ....
Aini_Via
Kenapa harus maling sih😂😂
wardo.oishi
sejauh ini menarik....
.
lanjut
Luthfi Afifzaidan
lanjutkan
Phoenix
semangatt revisinya Thor,
Just Nokk
🔥🔥
.
sehat sehat thor
Phoenix
Semangaatt Thor, ttp fokus,maaf kebanyakan komen.. bukannya mau menggurui atau sok tau... tp bw gw sayang aja cerita yg bagus keganggu sedikit Typo.../Pray/
Phoenix
kata double Thor...
Phoenix
Thor... Typo Thor..."tunggangan" ?? "menangis" ? ...
Luthfi Afifzaidan
tetap sehat n semangat thor
Luthfi Afifzaidan
lanjut up
Luthfi Afifzaidan
lanjut
.
mantap
Phoenix
Thanks Up nya Thor../Watermalon//Watermalon//Watermalon/
Phoenix
njiirr ....ternyata Theodore & Jean hanya Pion pemirsahh.., tak segampang itu buat main tebak-tebakan sm Author...wkwkwk...
Phoenix
HAH ?? Nolan ??! WTH????!!! 😲🤯
.
lanjut
.
nanggung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!