Seorang tuan muda dari keluarga Bai terpaksa harus di asingkan oleh dunia, akibat kehilangan kekuatannya sejak kecil.
Tubuhnya yang lemah tanpa kultivasi membuatnya di cemooh, bahkan....janji pernikahan pun terpaksa harus di batalkan oleh keluarga Xue.
Dipandang sebelah mata, di cemooh, di caci dan hina. Bahkan sekte Yue yang telah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu pun di obrak abrik oleh keluarga tinggi lainnya.
Bai Ye pun berusaha bangkit untuk membuktikan bahwa dirinya bukanlah sampah dan membalas dendam pada seluruh dunia yang telah berusaha menghapuskan keluarga Bai di benua energi spritual.
Akankah Bai Ye berhasil, atau malah ia mati sebelum mendapatkan kekuatannya kembali?
Simak novel pertama autor dengan protagonis pria...
CRAZY UP SABTU, MINGGU DAN TANGGAL MERAH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Geerqiasilatusiluchen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CARA MELOLOSKAN DIRI
***
Bai Ye dan Xiao Nian telah keluar dari gua, mereka mulai mencari cara untuk keluar dari hutan larangan tersebut.
"Kakak. Semalam, apakah kakak melihat Xue Wangzi? Pagi ini aku tak melihatnya... Ini aneh sekali bukan?" tanya Xiao Nian menatap Bai Ye dengan pandangan curiga.
"Xue Wangzi? Heh... Mungkin dia kabur" balas Bai Ye dingin, tampak wajah Bai Ye begitu kesal saat Xiao Nian menyinggung nama Xue Wangzi.
"Kabur... Kenapa? Kenapa dia bisa kabur? Ini sungguh aneh sekali. Bukankah hal itu patut di curigai?" Xiao Nian masih saja membahas tentang Xue Wangzi dan membuat Bai Ye makin kesal.
Bai Ye pun mulai menarik Xiao Nian ke sebuah batang pohon yang kokoh dan menghimpitnya.
BRUGH!
Xiao Nian membelalakan matanya lebar lebar ke arah wajah Bai Ye yang begitu dekat dengan wajahnya... Saat itu raut wajah Bai Ye sungguh menakutkan sekali.
"Jangan pernah singgung lagi laki laki sial yang hampir saja melukai mu itu... Paham?!" Bentak Bai Ye menatap Xiao Nian garang.
Deg!
Xiao Nian pun mulai bungkam, mata Xiao Nian yang tadinya saling berpautan satu sama lain itu, kini mulai perlahan turun ke bawah, Xiao Nian pun menunduk dan enggan kembali menatap Bai Ye.
"M-maaf... Maaf jika aku bertanya terus dan membuat kakak Bai Ye marah" bisik Xiao Nian sedikit takut.
Bai Ye sadar jika kata katanya sudah ke terlaluan "Xi-Xiao Nian. Maafkan aku, aku tak bermaksud..." Bai Ye mulai mundur dan melepaskan himpitannya.
Xiao Nian menjauh dari Bai Ye beberapa langkah "Tak apa kak... Lagi pula, aku tidak marah" balas Xiao Nian kecut.
Tidak marah? Tapi dia sama sekali tidak mau menatapku. Batin Bai Ye menggumam.
"Kalau begitu... Ayo kita lanjutkan perjalanan" balas Bai Ye menarik tangan Xiao Nian, namun Xiao Nian menghempaskannya pelan.
"..." Xiao Nian masih belum membalas ajakan Bai Ye. Bai Ye jadi merasa sangat bersalah pada Xiao Nian, bahkan kini Xiao Nian malah jadi sangat dingin pada Bai Ye.
"Ck. Sssshh... Ada apa dengan pagi ini, kurasa... Aku perlu di sambar petir agar adikku tak mengacuhkan ku lagi" gerutu Bai Ye bicara ngelantur seraya menunjuk langir cerah di pagi hari itu.
Xiao Nian mulai mendelik tajam dan menatap Bai Ye dengan ekor matanya "Maaf kan aku Xiao Nian. Tapi, aku sungguh merasa tidak nyaman jika terus saja di acuhkan oleh mu... Jadi, tolong maafkan aku... Aku sungguh mengaku salah" cerocos Bai Ye menggoda Xiao Nian agar mau kembali tertawa dan mengoceh hal hal yang membuat Bai Ye merasa hidup.
"...Sebaiknya. Kita percepat langkah kita agar segera sampai di paviliun Liuxiu" tegas Xiao Nian melangkah mendahului Bai Ye.
"Xiao Nian" Bisik Bai Ye merasa terganggu.
Sekarang, Xiao Nian benar benar marah dan membuat Bai Ye salah tingkah di buatnya. Kalau di acuhkan begini, aku sungguh jadi bingung. Batin Bai Ye menggumam.
Lama melangkah melewati hutan tersebut dengan penuh ke heningan di antara ke duanya, akhirnya Bai Ye pun mulai melihat sebuah pemukiman penduduk "Kita selamat?" pekik Bai Ye senang.
"Tunggulah. Jangan dulu masuk..." ujar Xiao Nian melentangkan sebelah tangannya ke arah Bai Ye.
"Kenapa?" tanya Bai Ye mengerutkan dahinya.
"Ada hawa aneh di sekitaran pemukiman itu" balas Xiao Nian penuh rasa curiga.
"Tapi..."
"Tidak kah kakak lihat, pemukiman itu sungguh sunyi dan begitu hening. Ini seperti tidak wajar" ucap Xiao Nian waspada.
"Benarkah? Kenapa lagi lagi begini? Tidak bisakah kita berjalan menuju paviliun Liuxiu dengan aman? Sungguh menyebalkan" Amuk Bai Ye sudah tak tahan.
"Kakak. Panggil Long Huo... Aku yakin, dia punya solusi yang bagus untuk masalah ini" ujar Xiao Nian.
Bai Ye mengernyitkan penglihatnya ke arah Xiao Nian seraya menggumam dalam hatinya...
Sejak kapan Xiao Nian dan Long Huo saling memahami satu sama lain? Kenapa tiba tiba Xiao Nian harus meminta pendapat dari Long Huo? Ini sungguh mencurigakan. Batin Bai Ye menggumam.
"Kak Bai Ye. Apa yang kau lakukan? Cepat panggil Long Huo sekarang" tegas Xiao Nian.
"Ah baiklah..." Bai Ye pun mulai memejamkan matanya dan menepukan kedua telapak tangannya seperti sedang semedi "Long Huo. Datanglah... Aku membutuhkan bantuan mu. Sekarang" bisik Bai Ye mengulang ulang kalimat yang sama beberap kali.
Xiao Nian mengernyitkan dahinya seakan tampak ke heranan dengan kelakuan Bai Ye yang sedikit konyol.
"Kakak yakin dengan berkata begitu Long Huo akan datang?" tanya Xiao Nian tak percaya.
"Ssstt, jangan berisik... Long Huo kemungkinan sedang tidur dalam kalung giok ini" bisik Bai Ye membuka sebelah matanya ke arah Xiao Nian.
"Tidur dalam kalung giok mu? Kakak bercanda?" Xiao Nian pun membuang wajahnya kesal.
"Tunggulah Xiao Nian. Sebentar lagi dia pasti akan datang" tegas Bai Ye penuh percaya diri.
"Terserah kakak sajalah..."
"Ayolah... Hei Long Huo, ayo keluar... Cepatlah, lihat adikku marah lagi padaku... Kau tak kasihan melihatku di acuhkan" bisik Bai Ye pada kalungnya.
Xiao Nian sedikit menyunggingkan bibirnya karna tak habis pikir oleh ke lakuan Bai Ye yang sangat konyol itu. Xiao Nian dan Bai Ye tengah menunggu ke datangan Long Huo di luar pemukiman misterius tersebut. Lalu tiba tiba, Xiao Nian mendengar suara merintih dan meminta tolong "Kak Bai Ye. Ada orang di dalam sana yang meminta bantuan" ujar Xiao Nian menatap Bai Ye.
Namun Bai Ye sama sekali tak menoleh ke arah Xiao Nian dan malah sibuk dengan kalung gioknya "Ya sudah..." Xiao Nian pun mengacuhkan Bai Ye lalu masuk seorang diri ke dalam pemukiman aneh itu tanpa Bai Ye sadari sedikit pun.
"Long Huo... Hei Long Huo... Keluarlah. Apakah kau tuli?! Aah, sudahlah... Aku tak mau bicara lagi dengan mu" Bai Ye menghempaskan kalunya dan membiarkannya menggantung di lehernya.
"Baiklah Xiao Nian. Long Huo sama sekali tak merespon permintaan ku, jadi kita harus tunggu sampai Long Huo datang" Ujar Bai Ye mengingatkan Xiao Nian. Namun, nampaknya Bai Ye tak mendapatkan jawaban dari Xiao Nian, hingga ia pun menoleh kanan kirinya "Xiao Nian?" Pekik Bai Ye kaget.
Ia baru sadar jika Xiao Nian hilang dari pandangannya "Xiao Nian. Di mana kamu? Jangan bercanda, ayo... Keluar" pinta Bai Ye kelimpungan mencari sang adik.
"Oh tidak. Jangan jangan, Xiao Nian masuk ke dalam pemukiman aneh itu... Ini, tidak boleh terjadi" ujar Bai Ye lekas menarik pedangnya dan melangkah penuh ke waspadaan untuk masuk menuju pemukiman misterius tersebut.
BERSAMBUNG...
antara mengencangkan - Menyenangkan 😂