NovelToon NovelToon
Perjaka Yang Ternoda (Danu Alfaendra)

Perjaka Yang Ternoda (Danu Alfaendra)

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Harem / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: DF_14

Danu Alfaendra, pria matang yang sudah berusia 30 tahun itu tidak terima jika adik tirinya harus menikah terlebih dahulu, sehingga selama dua tahun lamanya dia mengencani banyak wanita, dimulai ada yang berprofesi menjadi dokter, model, pengacara, dan berbagai macam profesi lainnya. Namun, tak ada yang membuatnya jatuh cinta.

Para wanita selalu memanggilnya playboy cap nanggung, karena Danu tidak berani meniduri para wanitanya, mungkin karena Danu ingin memberikan keperjakaannya untuk wanita yang dia cintai suatu saat nanti.

Danu adalah seorang pria pekerja keras, dia memiliki keahlian sebagai hacker dan bergabung dengan seorang detektif di The Darkness, selain itu dia juga pemilik salah satu restoran mewah di ibu kota.

Namun, malam itu tiba-tiba keperjakaannya direnggut oleh seorang wanita karena pengaruh obat perangsang. Haruskah dia meminta pertanggungjawaban dari wanita itu? Karena wanita itu adalah adik tirinya. Atau lebih baik dia mencari wanita lain sebagai belahan jiwanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Malam ini Maura sedang berada di kediaman orang tuanya Ernando, orang tuanya Ernando mengundang Maura untuk makan malam dirumahnya.

Perlakuan orang tua Ernando kepada Maura memang sangat baik, apalagi Lusi, ibunya Ernando, dia sangat perhatian sekali kepada Maura.

"Makan yang banyak, Maura. Tante sengaja memasak kesukaan kamu." ucap Lusi kepada calon menantunya itu.

"Makasih, Tante. Masakan, tante sangat enak." Maura memuji masakan sang calon mertua.

Lusi merasa tersanjung dengan pujian dari Muara, dia memang sangat menyayangi Maura, berharap putranya akan segera meresmikan pernikahannya dengan Maura. Justru entah mengapa Maura merasa terbebani dengan sikap orang tuanya Ernando yang begitu baik padanya, dia hanya takut mengecewakan mereka.

Selama ini Ernando sering memberikan banyak perhatian kepada Maura, satu minggu lagi mereka akan menikah, mereka sudah mempersiapkan semuanya termasuk fitting baju pengantin dan juga menentukan kartu undangan pernikahan, tinggal menunggu hari H.

Setelah acara makan malam, Ernando pun mengantarkan Maura untuk pulang. Selama di dalam perjalanan, Maura tidak fokus dengan apa yang Ernando bicarakan dengannya, padahal pria itu nampak bersemangat dan tak sabar ingin segera menikah dengan Maura.

Tapi Maura lebih fokus melihat ada seorang anak laki-laki yang sedang menggendong adik perempuannya seraya berjalan diatas trotoar, mereka terlihat sangat bahagia sekali. Membuat Maura teringat dengan masa kecilnya bersama Danu.

Sebenarnya dia merasa sedih, karena hubungannya dengan Danu kini telah semakin menjauh. Dia ingin sekali setelah mereka benar-benar lupa tentang kejadian malam itu, setelah itu hubungannya dengan Danu bisa kembali seperti dulu lagi, seperti adik dan kakak yang selalu saling menyayangi untuk selamanya.

"Sayang, kalau kita sudah menikah, kamu ingin punya anak berapa?"

Pertanyaan Ernando membuyarkan lamunan Maura, sehingga dia bertanya lagi kepada Ernando karena dia tidak fokus dengan pertanyaan kekasihnya itu.

"Kenapa kak?"

Ernando menghela nafas, rupanya dari tadi apa yang dia bicarakan sama sekali tidak didengar oleh Maura. Walaupun kecewa, dia tidak ingin memperlihatkan amarahnya kepada Maura, sehingga dia berusaha keras untuk menjadi seorang pria yang penyabar. "Sebenarnya kamu ada masalah apa, sayang? Apa ada yang nyakitin kamu? Bilang saja sama aku, aku pasti akan memberikan perhitungan kepadanya."

Bagaimana mungkin Maura bisa meninggalkan sosok pria seperti Ernando, seorang pria yang terlihat sangat mencintainya dan memiliki sifat yang lemah lembut, di dukung dengan perlakuan orang tuanya yang sangat baik. "Tidak ada masalah apa-apa, kak. Aku hanya lelah seharian bekerja."

Pembicaraan mereka terhenti begitu ponselnya Maura bergetar, rupanya ada pesan dari kakak kandungnya, Felicia.

[Maura, kakak sudah sampai di kafe.]

Maura baru ingat bahwa dia dan kakaknya akan ada janjian pertemuan, sehingga dia meminta Ernando untuk menurunkannya di depan kafe yang dijanjikan.

"Kak, aku mau menemui kak Felicia di kafe, turunkan saja aku di depan kafe." ucap Maura.

"Hm ya sudah, salam untuk kakakmu, sayang." Ernando segera menghentikan mobilnya di depan kafe.

"Iya, kak."

Di kafe tersebut terdapat tempat khusus untuk pelanggan VVIP, sehingga Maura segera menemui Felicia disana. Seperti pada umumnya, mereka saling berpelukan, lalu cium pipi kanan dan juga kiri.

"Satu minggu lagi kamu akan menikah, mengapa lesu begitu?" tanya Felicia sambil meneguk satu seloki wine, dari dulu Felicia memang terbiasa meminum minuman berakohol, karena dia dan Maura dibesarkan ditempat berbeda, mereka bertemu setelah dewasa. (Cerita ini ada di novel Kembalinya Sang Pewaris.)

"Tidak apa-apa, kak. Mungkin aku kelelahan." jawab Maura dengan nada lesu, biasanya wanita itu selalu terlihat ceria, tapi akhir-akhir ini dia nampak tak bersemangat. Maura memilih meminum jus jeruk saja, karena dia tidak pernah mabuk.

"Lalu bagaimana dengan kak Danu, bukannya dia tidak ingin di dahului olehmu? Sayangnya semalam dia tidak datang ke acara makan malam, padahal sangat penting sekali." tanya Felicia lagi.

"Aku juga gak tau, kak Danu akhir-akhir ini lagi sibuk, aku sudah lama tidak bertemu dengannya."

Felicia meneguk satu seloki kembali, dia pun berkata kembali. "Kakak tirimu itu memang aneh, aku sudah mengenalkan beberapa wanita sama kak Danu, tapi tidak ada yang cocok, hubungan mereka hanya sampai satu bulan saja paling lama. Mengapa kak Danu harus buru-buru sekali ingin menikah dengan alasan tidak ingin dilangkahi olehmu, padahal dia cowok, biasanya cowok tidak masalah kalau dilangkahi oleh adiknya."

Maura sangat setuju, Danu memang aneh, jika mengingat bagaimana pria itu mencium dirinya sangat bernaf-su sekali waktu Danu menginap di kediaman orang tuanya, entah apa yang terjadi jika seandainya ibunya tidak mengetuk pintu waktu itu. Maura tidak mungkin menceritakan semuanya kepada Felicia. "Mungkin karena dulu kak Felicia sudah melangkahi kak Danu, jadi sekarang kak Danu tidak ingin dilangkahi olehku. Bagaimana pun dia adalah kakak tertua."

"Ya, sebenarnya aku iri, aku adalah kakak kandungmu. Tapi kamu lebih dekat dengannya." keluh Felicia.

"Itu bukan kemauan kita, kak. Yang penting sekarang kita sudah menjadi dekat." Justru Maura merasa dia telah semakin menjauh dengan Danu, walaupun mungkin itu yang terbaik untuk mereka sementara ini.

Felicia menjadi teringat dengan tujuan awalnya mengajak Maura ketemuan. "Oh iya, Maura. kakak sudah menyiapkan gedung untuk pernikahan kamu dengan Ernando, masalah gedung pernikahan, itu menjadi urusan kakak." Felicia ingin melakukan yang terbaik untuk adiknya.

"Makasih, kak." Maura sangat merasa terharu dengan bantuan dari kakaknya itu.

Felicia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, dia pun meneguk satu gelas seloki wine kembali.

Maura dari dulu tahu dengan gaya hidup Felicia, kakaknya dibesarkan dengan kehidupan yang kaya raya dan glamor, sehingga terbiasa meminum minuman seperti itu, tapi untuk pertama kalinya dia merasa penasaran dengan minuman berakohol itu.

"Bagaimana rasanya mabuk, kak?" tanya Maura kepada Felicia.

"Hmm... semua yang ada di otak kita tuh seakan tumpah. Tapi sebenarnya aku lagi tidak ingin mabuk, aku hanya minum sedikit saja." Mungkin Felicia masih kesal karena suaminya sering dikerubungi banyak wanita. Pesona ketiga anggota The Darkness memang tidak ada habisnya.

"Boleh aku coba?" Maura ingin sekali melupakan masalahnya dengan Danu dan segala kepenatan yang kian menumpuk diatas kepalanya.

Felicia menggelengkan kepalanya. "Jangan, lebih baik kamu gak usah mencobanya."

"Sedikit aja kak, please!"

...****************...

Bilangnya sedikit, tapi ternyata Maura malah mabuk parah, dia kafe tersebut memang menyediakan minuman berakohol. Bukan hanya Maura, Felicia pun sama mabuknya. Sehingga pegawai kafe tersebut segera menghubungi Gleen, karena Felicia sudah lama berlangganan di kafe tersebut. Keduanya meracau tidak jelas.

Gleen nampak terkejut, rupanya di kafe bukan hanya ada Felicia, tapi Maura juga, dia tidak mungkin sanggup mengurus keduanya.

"Kenapa tidak bilang ada dua orang disini?" protes Gleen kepada pegawai di kafe tersebut.

"Maafkan saya, Tuan." Pegawai kafe itu hanya bisa meminta maaf.

Gleen segera merogoh saku celana, dia meraih ponselnya, untuk meminta bantuan kepada seseorang untuk mengantarkan Maura pulang.

Namun, Gleen nampak kebingungan, siapa yang harus dia hubungi? Danu kakaknya Maura atau Ernando calon suaminya Maura?

Gleen pun telah menentukan pilihan, dia segera menelpon pria itu. "Hallo, tolong kamu jemput Maura di kafe xxx. Maura lagi mabuk, apa kamu bisa mengantarkannya pulang?"

1
mursih brebes
baguss
Nur Faidah
pinter emang ni si Danu/Chuckle/
Nur Faidah
Danu sableng/Facepalm/
Ipehmom Rianrafa
mksih Thor 💪💪💪
Olan moro
👍👍👍
Kosmiladewi
kumaha sia weh lah thor, nu penting mah rame... /Curse//Determined/
Roulysa Marluna
Lumayan
Yatik Suryanti
Luar biasa
SariRani
Kuereeen thooor!!! Sukaaa banget!
SariRani
Hahahahahhaa yaampun thor ngaakak 🤣🤣🤣🫣🫣
Putri Dhamayanti
Luar biasa, baguuusss ada romantisnya, ada lucunya, ada thrillernya
🌺sahaja🌺
baru 3 1/2 kak!😁
🌺sahaja🌺
🤣🤣🤣🤣🙈🙈🙈
Cicie Naka Yoshie
🤣🤣🤣🤣
Rezqi Fatimah [🐧²⁴]
Luar biasa
Galih Pratama Zhaqi
Bagus
Rita Juwita
selalu seruuu Thor ceritanya...👍👍
aliya
bagus,,selalu suka..
Maya Ratnasari
smirk
Ita rahmawati
biangnya ttep ernanndo to
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!