Seorang pilot tampan yang banyak di gandrungi kaum wanita itu ternyata menyimpan luka yang dalam. Dalam keluarganya sejak ia sudah disungguhkan dengan pertengkaran kedua orang tuanya. Hingga akhirnya saat ia menginjak remaja kedua orang tuanya berpisah.
Dalam kisah cintanya ia juga tidak beruntung, ia begitu mencintai seorang gadis impiannya namun ia ditolak mentah-mentah oleh keluarga sang kekasih.
Saat masuk di dunia penerbangan dan karirnya yang melejit menjadikannya sosok yang lebih dingin dan begitu angkuh. Sikapnya yang dingin dan tidak pernah berbicara kalau tidak penting membuat para wanita susah mendekatinya.
Sehingga pada akhirnya ia menemukan gadis yang lebih cuek dan dingin dari pada dirinya, namun mampu mengetuk relung hati terdalamnya.
apakah wanita itu nanti mampu menaklukkan hati sang pilot tampan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nervayana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari kelulusan
Vanilla yang melihat handphone mendapati tujuh panggilan tak terjawab dari Ardham ia pun sedikit menyunggingkan kan senyum. Setidaknya ada Ardham yang selalu menjadi penyemangat nya sekarang. Ya, Ardham saja kuat menjalani masalahnya dengan senyuman, kenapa dirinya harus meratapi nasib yang sudah terjadi.
Bukannya ia harus bangkit dari kesedihan ini, ''aku adalah putri satu-satunya mama Raisa, kalau aku sedih akan semakin melukai mama. Ya, mama dan Vanilla harus bahagia, tidak perlu lagi memikirkan papa yang jahat pada kami'' Gumamnya lirih dan bangkit untuk ke kamar mandi.
Seusai mandi ia mengirimkan pesan pada Ardham.
''Maaf Ar, tadi tidak tau kamu nelpon.''
Ting ...
Ardham yang lagi bersama Selly nonton televisi pun membuka ponselnya yang bunyi,''gimana keadaan kamu, Van?'' balasnya.
''Aku baik-baik aja Ar, aku memang sempat depresi mendengar papa selingkuh. Waktu itu aku melihatnya dengan wanita lain saat aku keluar dari toko buku,'' balasnya.
''Kapan Van?'' tanya Ardham.
Ardham sedikit terkejut membaca pesan Vanilla, ternyata ini yang membuat Vanilla sedih waktu itu. Sampai dua Minggu ia tidak masuk sekolah, ternyata ia sedang sakit atau lagi tergoncang mentalnya.
''Sudah lama sih, saat kamu mengejar ku dan membawaku pulang.''
Ardham mencoba mengingat-ingat kembali waktu itu, itu sudah beberapa bulan yang lalu.
Jadi pas waktu Ardham tolong itu ia melihat langsung papanya dengan wanita lain, ''Jangan sampai mami,'' gumam Ardham. ''Ah, tidak mungkin papa Vanilla itu om Alan,'' gumamnya lagi.
''Mungkin teman papa mu Van, kenapa kamu langsung ngambil kesimpulan gitu,'' balas Ardham mencoba berfikir positif.
''Iya teman kencan papa, papa sudah menikahinya kok Ar. Semenjak itu papa sudah tidak pulang sampai sekarang''
''Terus kenapa kamu nggak balik sekolah Van,?''
''Mama meminta ku untuk home schooling dulu.''
Vanilla dan Ardham adalah teman sekolah dari sejak SD, dan sampai mereka SMA masih disekolah yang sama. Walau mereka berbeda gedung, karena Vanilla SMP dan Ardham SMA tapi masih sering ketemu. Karena dulu waktu SD mereka satu gedung, jadi lah teman dekat antara keduanya.
Walau Vanilla sekarang sudah masuk SMA juga karena ia masuk kelas akselerasi, jadi dia hanya 2 tahun di SMP.
Vanilla sudah sangat mengenal Ardham, dulu Ardham kecil yang pendiam dan suka sedih atau bahkan murung. Hanya Vanilla yang bisa mendekatinya, semua teman Ardham sulit berteman dengannya karena ia sangat tertutup.
Dulu Vanilla yang lucu dan polos mampu membuat Ardham tersenyum walau sedikit dipaksa. Sehingga lama kelamaan Ardham merasa nyaman memiliki teman Vanilla, dan sedikit demi sedikit Ardham sudah mau ngobrol dan membuka percakapan dengannya.
Awal mula nya Vanilla tidak pernah tau kenapa Ardham jadi anak pendiam, yang jarang bermain. Ia tidak seperti anak-anak yang lain, yang lari-lari dan bermain kesana kemari. Ardham hanya diam memperhatikan dan tidak pernah ikut bermain.
Vanilla pun baru tau setelah Ardham menceritakan kisah hidupnya pada Vanilla, apa yang menjadikan Ardham seperti itu, ternyata dulu ia anak dalam keadaan broken home yang mencoba berdamai dengan keadaan.
Ardham bercerita saat mereka sudah sama-sama duduk dibangku SMA, Ardham yang awalnya tertutup lama-lama ia jadi sedikit terbuka. Ya, dengan menceritakan masalah keluarganya yang pahit dan ia menjalaninya sampai sekarang.
Walau Ardham sekarang sudah terlihat baik-baik saja, namun dihatinya tetap menyimpan sedikit luka.
Anak yang mengalami kondisi broken home akan mengalami kehilangan rasa percaya diri karena tekanan mental yang ia terima. Kurangnya perhatian dari sang ibu atau tidak adanya pelukan hangat sang ayah bisa menjadikan seorang anak menjadi rendah diri.
Untung waktu itu Hendra cepat untuk menangani Ardham, ia mencarikan pendamping psikolog untuk Ardham. Bahkan sampai sekarang Daddy nya masih sering memakai jasa psikolog untuk Ardham, walau hanya sekali sebulan.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Ardham pun sudah lulus sekolah, dan akan langsung berencana ke luar negeri dengan sepupunya untuk menempuh pendidikan pilot.
''Aku ucapkan terimakasih untuk Ardham Uzair Mahendra, telah jadi yang terbaik dalam versiku sendiri selama ini,'' ucap Ardham memegang dada kirinya dan memejamkan matanya.
Ardham membuka matanya sudah mendapati mama Selly didepan pintu kamarnya.
''Mama, masuk! Kenapa masih disitu?'' ucap Ardham.
''Mama nggak mau ganggu Ardham lagi konsentrasi,'' ucapnya sambil melangkah masuk kedalam.
''Oh, Ardham nggak ngapa-ngapain kok! Cuma bahagia aja mah Ardham bisa sampai di titik ini. Dulu Ardham pikir Ardham sudah jadi orang yang anti sosial atau orang penakut sama orang, tapi Ardham bisa melewati itu semua. Karena mama yang selama ini menemani Ardham, dan selalu jadi pendengar Ardham,'' ucapnya sambil senyum tapi matanya berkaca-kaca.
''Kok Ardham malah bikin nangis mama sih, disini mama Selly sudah mau nangis karena akan Ardham tinggal pergi,'' ucapnya sambil menangis dan memeluk Ardham.
Walaupun bukan anak kandung, tapi dari bayi dialah yang merawat Ardham. Ardham seolah menganggapnya seperti ibunya sendiri, karena selama ini ia tak pernah mendapatkan perhatian dan kasih sayang maminya. Setiap curhatan dan keluh kesahnya dulu sampai sekarang selalu ia ceritakan pada Selly dari pada Daddy nya.
Wajar saja kalau Selly amat terpukul kalau Ardham akan pergi keluar kota beberapa tahun.
''Doain Ardham mah, Ardham bakal rindu banget sama mama Selly,'' imbuhnya.
''Kenapa atuh sayang pengen jadi pilot, Ardham kan bisa lanjut kan bisnis Daddy.''
''Entah mah, Ardham merasa tenang saja kalau melihat langit mah. Jadi Ardham membayangi kalau Ardham mengudara, hihi ... '' tawanya memecah ketegangan dengan mamanya agar tidak terlalu serius.
Selly pun mengangguk, ''mama dukung apapun yang terbaik buat Ardham.''
Hendra yang awalnya hanya mau lewat saja depan kamar Ardham mendadak berhenti kala melihat anak dan istrinya seperti lagi bersedih. Ia urung jalan ke kamarnya, tapi masuk ke kamar Ardham.
''Kenapa ini, kok pake ada sedih-sedih an segala . Ardham bikin ulah ya,'' celetuk Hendra yang duduk dibelakang istrinya.
''Enggak Dad, mana mungkin Ardham menyakiti hati ibu seperti mama Selly,'' imbuh Ardham.
''Iya mas, tadi Selly kesini hanya sedih karena Ardham mau pergi,'' ucapnya tidak bisa menahan air matanya lagi.
''Doain aja buat Ardham sayang, semoga pilihan ardham yang terbaik.''
''Iya mah, nanti kan Ardham pulang lagi. Jagain dedek bayi ya, Ardham sangat menyayangi nya. Jangan sampai nasibnya nanti kaya Ardham.''
Mendengar penuturan Ardham Selly langsung menghampur peluk pada Ardham. Ia benar-benar merasakan kekecewaan dan kesakitan Ardham dulu, mungkin sampai saat ini ia masih menyimpan trauma itu.
Hendra yang melihat anak dan mantan Baby sister putranya itu yang sekarang sudah menjadi ibunya ikut terharu dan meneteskan airmata.
Bagaimana dulu ia juga tidak pernah memperhatikan Ardham, hanya Selly yang selalu peduli. Bahkan kondisi kesehatan mental Ardham yang terganggu, Selly berniat akan mengobatkan Ardham dengan biaya sendiri.
Flash back
Saat pulang dari kantor Hendra berniat menjemput Selly yang katanya ada dipasar. Kebetulan ada yang mau Hendra omongkan padanya, berkaitan dengan Ardham.
Karena waktu itu Hendra yang tidak pernah melihat tumbuh kembangnya, jadi ingin tau tentang putranya melalui Selly. Karena yang Hendra amati ia suka bercerita kalau dengannya, sedangkan dengannya Ardham kecil dulu lebih banyak diam.
''Tu ... An saya mau bicara,'' ucap Selly terlihat gugup.
Jangan lupa like, komen, subscribe dan follow ya kak 🙏🙏
🙏
Follow Ig : @n_ervayana
Fp FB : nervayanaa
Untuk visual nya 😊
dan biar raisa menyesal telah menghina ardan tor
buat ola menyesal tor