NovelToon NovelToon
Jandaku, I Love You

Jandaku, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Romansa / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:93.9k
Nilai: 5
Nama Author: Delima Rhujiwati

Menjadi janda bukanlah sebuah pilihan bagiku,

Tahun pun telah berlalu dan waktu telah menjawab segala perbuatan seseorang.

Cinta itu datang kembali namun tidak sendiri, suamiku yang telah mencampakkan diriku dengan talak tiga yang ku terima secara mendadak. Kini Dia datang kembali di saat sebuah cinta yang lain telah menghampiri diriku yang sebenarnya telah menutup hati untuk siapapun..

Siapa yang harus aku pilih? Sedangkan hati ini masih ragu untuk melangkah kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima Rhujiwati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu Sore Sejuta Cerita

"Dengar ya! Anakku dengan hidupmu tidak ada sangkut pautnya, jangan sekali-kali kamu membawa nama anakku, lihat kamu sendiri sudah benarkah gaya hidupmu? Segera enyah dari hadapanku sebelum ku rem as mulutmu yang kurang sopan itu!" Nafasku serasa tersengal-sengal menahan amarah, rasa jengkel.

Mataku menatap tajam kearah laki-laki tua yang mungkin tidak menduga aku akan melakukan tindakan diluar dugaan mereka.

Laki-laki tua itu langsung saja menarik lengan Yessi dan membawa pergi menjauh dariku, ketika para pengunjung cafe mini itu mulai tertarik dengan kerumunan.

Mas Dian yang sebenarnya menyadari akan terjadi kegaduhan dengan ku, secepatnya dia membawa kembali Shasy dan memberikannya kepada Icha, untuk menunggunya di area parkir mobil.

Susah payah aku menahan amarah yang terpicu dengan ucapan Yessi, membuatku lemas dan mencari tempat duduk di sekitar.

Ku ambil air mineral dalam botol yang selalu aku bawa, ku coba menghalau rasa sakit hati yang tiba-tiba muncul ingatan masa lalu, kenapa harus Yessi yang selalu mengungkitnya, kenapa juga setiap aku berada di area keramaian harus bertemu dengan Yessi.

"Sudah... Ayo pulang! Shasy sudah menunggu di mobil," suara lembut itu membuyarkan lamunanku.

"Maafkan! Semua diluar dugaan ku, mas" ragu-ragu kuraih uluran tangan mas Dian, lalu melangkah keluar dari area keramaian itu.

Belum usai debar jantungku berpacu menahan amarah, ponselku berbunyi dan memaksaku untuk segera mengangkatnya.

Ku amati nomor yang tertera pada ponselku, bukanlah nomor asing tapi cukup aneh ini bahkan dari luar area wilayah, nomor rumah mas Iwan!

"Siapa? Kenapa ragu angkat saja! Mungkin calon pemesan di tempat dek Lintang berikutnya," mas Dian membuyarkan lamunanku yang masih saja menduga-duga.

"Hallo, selamat sore!" Sapaku seramah mungkin kepada lawan bicaraku.

"Hei kamu! Jangan sekali-kali mengajari anakku tentang kebenaran, ingat ya! Anakku lebih segalanya daripada kamu, dan kamu hanya wanita murahan bukan siapa-siapa dibanding Yessi," suara dari seberang begitu keras tanganku menjauhkan benda pipih itu, lalu menatap kearah mas Dian yang berada di sampingku bahkan ikut mengerutkan keningnya.

Aku yakin mas Dian juga mendengarnya, sebab ponselku dalam kondisi loudspeaker.

"Maaf Bu, anda salah menilai orang, bukankah kita sudah lama tidak bertemu, lagian saya tidak ada keperluan menemui ibu dan keluarga anda, antara saya dan mas Iwan sudah selesai Bu! Jadi alangkah baiknya ibu maupun Yessi tidak perlu mengajari dan terus mengikuti kehidupan saya!" Rasa kesal itu akhirnya mampu membuatku melontarkan kata-kata yang selama ini kusimpan rapat-rapat sendiri.

"Kamu!"

Ku putus sepihak sambungan telpon dari mantan mertuaku, antara jengkel dan marah menjadi satu.

Kenapa kehidupanku yang sudah jelas tidak bersama anaknya masih saja mendapatkan teguran yang tidak masuk diakal oleh nalar.

"Sudah! Ayo kita pulang! Buang semua kemarahan mu dek! Mungkin kejadian tadi memicu kesalahan pahaman, jangan terlalu dimasukkan kedalam hati," kembali mas Dian meraih tanganku dan menuntunku menjauh dari cafe mini itu, menuju ke parkiran mobil.

Tentu saja aku harus tetap menjaga sikapku agar tidak memberikan rasa curiga kepada Icha, walaupun mungkin dia mengetahui insiden baru saja. Terutama putriku Shasy dia tidak boleh mendengar apapun tentang keluarga mas Iwan.

Icha bersama anak-anaknya menuju mobilnya sendiri, sedangkan aku mengikuti mas Dian.

Dreetttt....

Baru juga ku masuki mobil mas Dian, namun Getar notifikasi WA masuk ke ponselku lagi, kali ini dengan enggan ku raih lagi benda pipih itu dari dalam tas tenteng ku, mataku kembali terbeliak ketika mengetahui siapa yang mengirimkan short message padaku.

Nafasku serasa berhenti di tenggorokanku ketika kubaca isi message yang ku terima, "Lintang aku minta maaf, atas kelakuan Yessi dan ibu yang mungkin membuat dirimu kurang nyaman, satu lagi pintaku! Kamu jangan pernah mendekati dokter Dian karena aku tidak suka!"

Ku ulangi dan ku ulangi berkali-kali tulisan pada layar kecil itu, namun tidak berubah juga menjadi sebuah kata-kata yang lebih etis untuk ku baca.

"Mas... Kita langsung pulang saja ya! Takut kemalaman sungkan sama tetangga!" Kucoba mengalihkan perhatian dan rasa bertanya-tanya dengan ucapan yang wajar.

"Mama... Kok mama sekarang panggilnya mas?" Shasy yang duduk santai sambil bermain di jok belakang kemudi ternyata menyimak perkataan kami tanpa ku sadari.

"Sayang... Kan kita bukan di rumah sakit, jadi panggilnya bukan dokter," mas Dian melirik kebelakang sambil memberikan penjelasan ringan dan mudah bagi Shasy untuk mengerti.

"Jadi Shasy harus panggil Om papa? Begitu ya ma?" Pertanyaan simple namun membuatku tepok jidat sambil menahan tawa mengalihkan rasa jengkel yang ku tahan sejak tadi.

Ku lirik mas Dian dengan senyuman dengan memamerkan deretan gigi putihnya.

"Shasy panggilnya om Dian, bukan om papa sayang!" Disini sedikit ku tekankan agar tidak menjadi salah arti, dan hal yang aku takutkan akan terjadi pada diri putriku.

Lagi-lagi tangan mas Dian memegang tanganku dengan lembut, tapi pandangan matanya masih lurus menatap jalanan yang sedikit padat.

"Shasy bisa panggil Om atau apa saja, om tidak marah kok,"

"Asyik.... nanti kalau teman sekolah Shasy ngeledekin nggak punya papa, om dokter harus jadi papanya Shasy," ucap Shasy berandai-andai sambil bersedekap tangan, dan memperagakan wajahnya yang manis menjadi sedikit judes.

Seperti panduan gerak antara aku dan mas Dian saling pandang, jantungku serasa berhenti berpacu kenapa putriku memiliki pemikiran begitu jauh, sedangkan aku sendiri belum siap menghadapi kenyataan yang baru saja belum berlalu dan bertubi-tubi menghampiri ku sore ini.

"heemm boleh dong, nanti on juga bisa jemput Shady pulang sekolah, gimana? setuju?"

"asyikkkk, mauu, mauu om!" girang putriku namun perih bagiku.

Suasana di dalam mobil semakin asing dengan pikiran masing-masing, hanya celoteh Shasy saja yang kadang melontarkan pertanyaan seputar perjalanan.

Akhirnya sampai juga mobil mas Dian berhenti tepat didepan rumahku, ayah dan ibuku rupanya sudah menunggu di depan teras rumah.

Shasy berlari girang dan melompat dalam pelukan ayah, sambil tak henti-hentinya tertawa kegirangan.

Aku sendiri yang sedang tidak baik-baik saja, serasa mengalami guncangan batin tidak menghiraukan keadaan sekitar.

Hanya satu harapanku, segera menuju kamarku dan menumpahkan seluruh emosiku di dengan membenamkan bantal tipis ku untuk menyembunyikan wajahku dan berharap setelah itu semua ada kan berubah menjadi hal yang wajar kembali.

Kejadian dan pertemuanku dengan Yessi bersama pria paruh baya untuk kedua kalinya, lalu telepon mantan mertuaku disusul short message dari mas Iwan yang mengatur hidupku, belum lagi pernyataan cinta mas Dian, disusul pendapat putriku tentang ucapannya yang membuatku tidak mampu fokus dalam satu permasalahan.

🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️

Lengkap sudah Lintang! satu sore banyak cerita ya...

To be continued 😉 jangan lupa like jempolnya, komen membangun dan anu nya 😂😅

Salam Sayang Selalu by RR 😘

1
d
ikutan ngintip🙏🙏🙏
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
duh Bu ....kapan ya tobatmu, emang dasar sombong itu gak ada obatnya ya
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
Yesi.....niat jahatmu balik kedirimi sendiri, sadarrrrr yessss
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
amit amit liciknya si Darius
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
harusnya bersukur dapat Tante Shinta Darius, modal keringett aja dah terjamin hidup muu, hemmmmm dasar serakah
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
jabang bayi dasar bule lamprettt cap badakk
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
Yessi bener bener kurang ajarrrrrrr
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
jujurrr saja linnnnnn
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
hadehhhh......nabung Yee, mumpung ada kucuran dana, ingat hari depannmu
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun dariusss, ....awas ketahuan,di kebiriiiii kau yaa
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun jangan jangan LEKER kui alias bule kere, modal tampang doang🤭🤭🤭
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
kapokkkk....ngilu gakkk, dasarrr mata keranjangggg
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
behhhhh.....itu bule incerannya sasy....dia morhotin Tate girangggg terus gendaan sama sasi kah
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜: ehhh Yessi
total 1 replies
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
so sweeeeeeeeeeeeeeeeettttttttttttttt 🥰
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun nanassss nanassssss, wahhhhhh.....bikin pingin aja nihh ini pengantin baruuu7u
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
astaga pejantannn tangguh, bikin pinginnn oiiiiiiiiii
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
mentang mentang pengantin baru 😂😂😂
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
oalahhhh yessssss ....cari yang sigle kek, ku suka pajadi pelakoooooirrrrr
awassss lohhh anumu ntar di sambel sama bini sahnya
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
akhirnya uhhh ihhhhhh mendesahhhhh......kepedesannbbnn🙈
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
sabarr Ten mantennnnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!