Aisyah dan Andromeda adalah seorang mahasiswi dan dosennya yang merupakan korban salah sasaran yang meminum syrup yang sudah diberi obat perangsang. Mereka akhirnya melakukan sesuatu yang dilarang oleh agama.
Akibat kejadian itu, Aisyah hamil anak dari laki-laki dingin dan cuek. Untuk menjaga nama baik semua orang, keduanya pun menikah dan hidup bersama di satu atap.
"Sejak awal aku tidak pernah mencintaimu," kata Andromeda dengan tegas.
"Ya, aku tahu kamu sangat mencintai sepupumu itu. Namun, cintamu bertepuk sebelah tangan. Apalagi dia wanita yang merupakan istri orang. Sampai kapanpun cintamu tidak akan terbalas," ucap Aisyah dengan sinis.
Akankah kedua orang itu saling membuka hati untuk menyembuhkan luka di hati mereka?
Atau mereka memilih untuk berpisah setelah bayi itu lahir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Surat Perjanjian
Bab 19
Surat Perjanjian
Pihak pertama: Andromeda Maheswara Wijaya
Pihak kedua: Aisyah Iqlima Khairunnisa
Poin 1:
Pihak pertama akan memberikan uang bulanan sebesar 30 juta kepada pihak kedua.
Pihak kedua tidak akan meminta uang kepada orang tua atau siapa pun.
Poin 2:
Selama kehamilan pihak kedua akan pergi memeriksa kehamilan tanpa di dampingi pihak pertama.
Pihak pertama akan menanggung semua biaya kesehatan pihak kedua selama kehamilan.
Poin 3:
Baik pihak pertama maupun pihak kedua tidak akan mencampuri urusan masing-masing. Termasuk menyembunyikan pernikahan mereka ke publik.
Poin 4:
Boleh melakukan kontak pisik jika keduanya menginginkan. Namun, jika salah satu pihak tidak menginginkan maka dilarang memaksa.
Poin5:
Pihak kedua tidak perlu melakukan tugas sebagai seorang istri.
Poin 6:
Baik pihak pertama maupun pihak kedua boleh mengajukan cerai jika menemukan pasangan yang cocok baginya.
Poin 7:
Pihak pertama akan bertanggung jawab penuh terhadap bayi yang dikandung pihak kedua. Membiayai bayi itu sampai dewasa.
Surat perjanjian ini dibuat atas kesadaran kedua belah pihak.
Napas Aisyah terasa berat seakan udara di sekitarnya menghilang entah ke mana. Dia menatap tajam kepada Andromeda lalu tersenyum sinis kepadanya.
"Apa maksud dari poin kelima? Tugas istri yang seperti apa yang tidak perlu aku lakukan?" tanya Aisyah dengan nada sarkas.
Andromeda menarik napas dan mengedarkan pandangannya ke beberapa penjuru tempat di kamar hotel. Dia tidak menyangka kalau wanita yang merupakan salah seorang mahasiswi di tempatnya mengajar tidak paham akan maksud yang tertulis di sana.
"Kamu tidak perlu memasak, bersih-bersih rumah, menyiapkan segala keperluan aku, apa pun itu. Anggap saja kalau kita ini hanya teman satu rumah saja," jawab Andromeda tanpa beban.
'Bagaimana aku bisa mendapatkan nilai pahala ibadah di hadapan Allah dalam kehidupan rumah tangga aku ini, jika aku tidak melakukan tugas seorang istri.' (Aisyah)
"Aku tidak—"
"Tidak ada bantahan! Kamu boleh masak apa pun sesuka hati, itu untuk kamu makan sendiri. Aku tidak akan melarang, tetapi aku tidak akan memakan masakan buatan kamu," ucap laki-laki itu memotong perkataan Aisyah.
Hati Aisyah kembali tergoreng oleh perkataan dan perbuatan dari Andromeda. Namun, dia berada di pihak yang tidak bisa apa-apa saat ini.
"Lalu, poin nomor enam. Maksudnya kamu akan menceraikan aku setelah melahirkan, begitu?" tanya adik dari Zahra.
"Bisa jadi. Kamu boleh kembali menjalin hubungan dengan mantan calon suami kamu itu dan menikah dengannya jika sudah cerai dari aku. Aku tidak akan mencegah atau menghalangi kalian menjalin hubungan kembali dengan catatan tidak boleh ketahuan oleh keluarga kita," jawab Andromeda dengan menaikan alisnya dan senyum miringnya seakan dia sudah memberikan hal yang terbaik untuk Aisyah.
Sang istri merasa terhina dengan ucapan suaminya tadi. Seakan dirinya itu wanita yang akan melakukan perselingkuhan dengan laki-laki yang pernah punya hubungan dengan dirinya. Dia sungguh sangat sakit hati dengan penilaian dari suaminya saat ini.
"Jadi, kamu mengizinkan aku berselingkuh?" tanya Aisyah untuk memastikan pendengarannya.
"Ya, asal jangan sampai ketahuan," jawab Andromeda dengan tenang.
Tanpa menunggu waktu hanya terjeda kurang dari satu detik, Aisyah melayangkan tamparan ke arah pipi kiri Andromeda. Air mata dia langsung jatuh begitu saja dengan deras membasahi pipi mulusnya. Sakit sekali rasanya sampai dada dia merasa sesak.
"Kamu pikir aku wanita apaan? Sepertinya di mata kamu, aku ini tidak beda jauh dengan wanita murahan," ucap Aisyah dengan tatapan nyalang dan suara yang dingin terkesan sinis.
"Aku tidak butuh surat perjanjian seperti ini! Kamu lakukan saja apa pun yang kamu mau sesuka hatimu. Begitu juga dengan aku yang akan melakukan apa pun sesuka hatiku," lanjut Aisyah masih dengan penuh emosi. Wanita itu pun pergi ke kamar mandi dan membanting pintu dengan kuat meluapkan kemarahannya.
***
Saat sarapan bersama, orang-orang melihat ke arah pasangan pengantin baru yang saling diam. Mereka berpikir kalau keduanya sedang berada dalam masalah. Namun, tidak ada seorang pun yang bertanya permasalahan apa yang sedang terjadi di antara mereka.
Bukan rahasia lagi kalau keduanya menikah karena Aisyah hamil anak Andromeda. Jadi, belum muncul perasaan cinta di antara kedua sejoli itu. Apalagi, sebagaimana diketahui kalau sang istri punya tambatan hati yang gagal melanjutkan hubungan percintaannya.
"Apa kalian akan pergi berbulan madu?" tanya Papa Sakti memecah keheningan di sana.
Ditanya seperti ini secara tiba-tiba membuat Andromeda dan Aisyah mengangkat wajah kemudian saling melirik. Menurut keduanya hal itu tidak perlu dilakukan, saat ini kandungan Aisyah juga masih rawan jika diajak bepergian jarak jauh.
"Sepertinya liburan di villa keluarga boleh juga. Tempatnya juga tidak jauh dari Jakarta. Bisa menggunakan helikopter juga. Di sana ada lapangan helipad," lanjut Mama Venus dengan nada yang riang.
Mendengar kata villa, Andromeda dan Aisyah langsung teringat kejadian di malam itu. Keduanya menjadi agar was-was jika ada yang mengajak ke tempat yang bernama 'villa'.
"Ma, Aisyah saat ini akan sibuk menyusun skripsi. Dia harus banyak istirahat. Andro tidak mau kalau dia dan bayinya kenapa-kenapa," balas Andromeda.
Orang-orang yang ada di sana tersenyum lebar mendengar ucapan dari suami Aisyah ini. Mereka berpikir setidaknya laki-laki itu masih punya rasa peduli kepada istri dan bayi mereka.
***
Aisyah dan Andromeda hari itu juga pergi ke kampus. Mereka punya jadwal kuliah di siang hari. Tentu saja keluarga mereka sangat menyayangkan pasangan itu tidak ambil libur meski satu hari. Hal ini karena Aisyah sudah ambil libur beberapa hari kemarin karena masuk rumah sakit.
"Aisyah, bagaimana keadaan kamu? Katanya sakit, tapi saat kami datang ke rumah kamu tidak ada siapa-siapa," tanya Renata sambil merangkul wanita berjilbab pink.
"Iya, karena aku dirawat di rumah sakit," jawab Aisyah jujur.
"Kamu sakit apa sampai harus dirawat di rumah sakit?" tanya Tarisa.
Aisyah bingung harus menjawab apa. Mana mungkin dia akan jujur kalau tanpa sengaja sudah dibanting sama suaminya sehingga shock dan takut terjadi apa-apa kepada bayi mereka.
"Aisyah." Terdengar suara laki-laki memanggil wanita yang baru saja duduk di kursi taman bersama kedua temannya.
***
Siapakah laki-laki yang memanggil Aisyah? Bagaimana kehidupan keluarga Aisyah dan Andromeda kedepannya? Tunggu kelanjutannya, ya!
bagus² semua karya author ,,suka 🥰