Secret Wedding ( Jimmy & Alisa )

Alisa dan Eva berjalan menuju kantin, karena jam sudah menunjukan jam istirahat. Tapi, baru saja Alisa dan Eva duduk, Farhan datang menyusul nya.

"Lis.."

"Kenapa?" Tanya Alisa sambil menyesap jus alpukat kesukaan nya.

"Jimmy tanding di lapangan, Lo harus kesana." Ucap Farhan.

"Males ding, panas." Jawab Alisa cuek. 

"Ohh okey." Alisa kira, Farhan akan pergi setelah mendengar jawaban nya, tapi ternyata dia masih di tempat dan mengutak-atik ponsel nya. 

'Hallo bos, Alisa nya gak mau ke lapangan. Panas katanya," ucap Farhan yang membuat Alisa melotot, dia menyangka kalau pria itu sudah pergi, ehh ternyata. 

"Payungin dia." Perintah Jimmy.

'Oke bos.' Jawab Farhan, dia pun mematikan sambungan telepon nya dan menarik tangan Alisa.

"Ayo cepet, Jimmy nungguin."

"Haisshh iya iya, sama Eva ya." Eva melongo, dia yang sedang makan kacang hampir saja tersedak. 

"Ayo dong, cepetan keburu Jimmy nya ngambek." 

"Tunggu dulu, laper gue beli cilok dulu." Jawab Alisa, membuat Farhan mendelik. Ternyata mengajak istri sepupu nya cukup merepotkan juga, banyak alasan. 

"Cepetan atuh." 

Alisa memesan cilok pedas dan juga minuman dari kantin. Lalu ketiga nya pun berjalan beriringan ke lapangan basket yang panas nya bukan main. 

Alisa mengambil topi dari tas nya dan memakainya, begitu juga Eva. Tapi ternyata, ada Dian yang dengan sigap memayungi nya begitu melihat istri bos nya sampai di lapangan.

Dia juga membawa kursi agar Alisa dan Eva bisa duduk dengan tenang sambil menonton pertandingan basket antara kelas mereka dan kelas sebelah. Ini pertama kalinya Alisa melihat pertandingan basket, selama ini jika ada pertandingan, dia lebih memilih duduk di kelas sambil belajar.

Ayuna and the geng yang sudah lebih dulu ada di lapangan menatap kedatangan Alisa dengan tatapan tajam penuh kebencian. Apalagi saat melihat Dian yang memayungi nya, jelas saja itu membuat hatinya terbakar, sedangkan dia harus berpanas-panasan, menonton juga harus sambil berdiri. 

"Sebenarnya hubungan Alisa sama Jimmy tuh apa ya? Kok si Dian sampe mayungin dia segala." Tanya Desy, yang membuat Ayuna tambah kesal.

"Diem aja, berisik Lo." Ketus Ayuna, membuat teman-teman nya terdiam.

Alisa sibuk memakan cilok nya, dia lapar sekali saat ini. 

Dan pertandingan pun di mulai, semua siswi yang ada di lapangan bersorak, apalagi saat melihat Jimmy mencetak angka. Tapi, itu tidak berlaku bagi Alisa, dia hanya diam dan tak bersuara sedikitpun, terlalu sibuk dengan kegiatan nya sendiri. 

'Ckk, kang tebar pesona.' Batin Alisa, tapi dia memang tak menyangkal bahwa pesona seorang Jimmy memang tak bisa di sepelekan, selain tampan dia juga jago berolahraga dan basket adalah salah satunya. Tapi ya kekurangan nya dia dingin, datar dan cuek.

Dua jam sudah dia duduk di sisi lapangan dengan Dian yang setia memayungi nya. Jimmy terlihat sedang duduk dan menatap ke arah nya, Alisa baru saja akan berdiri untuk memberikan air minum. Tapi, dia sudah keduluan dan melihat Ayuna sudah mendekat dan memberikan air minum pada Jimmy. 

"Ayo dong, Lo harus berani lawan tuh cewek. Inget, Jimmy itu laki Lo." Ucap Eva, meski ragu apakah Jimmy akan menerima air darinya atau malah menerima air dari Ayuna.

Akhirnya, dia pun berjalan dengan pelan ke arah Jimmy dan mengulurkan air mineral pada pria itu. 

Jimmy menatap dua botol air di depan nya, yang satu nya dari istri nya dan satunya lagi ulet keket. Tentu saja, Jimmy memilih air yang di ulurkan oleh istri nya, karena memang inilah moment yang dia tunggu-tunggu sedari tadi.

"Thanks." Ucap Jimmy, dia membuka botol air mineral dari sang istri dan meminumnya.

Tapi, Ayuna malah duduk di samping Jimmy dan dengan lancang mengelap keringat yang bercucuran dari kening Jimmy. Alisa masih terlihat tenang, tapi dalam hati dia merasa panas sendiri.

"Minggir, gue gak suka di deketin cewek kayak Lo." Ketus Jimmy, lalu membawa tas kecil dan menarik tangan sang istri menjauhi lapangan.

Alisa berbalik lalu tersenyum meremehkan ke arah Ayuna yang sudah menatap nya dengan tajam. 

Jimmy membawa nya ke gudang belakang, di sana sudah ada Farhan, Dery dan Dian. 

"Bos udah dateng, bawa bini nya coy. Sebaiknya kita keluar aja, bahaya nanti kena semprot." 

Jimmy dan Alisa duduk bersisian di sofa, Jimmy mengeluarkan handuk kecil dari tas nya dan memberikan nya pada Alisa.

"Lap keringat gue." 

"H-ah, kan bisa Lo lap sendiri." Ucap Alisa, tapi Jimmy tidak suka dengan penolakan.

"Cepat."

"Aihh, iya iya." Jawab Alisa, dia pun mengambil handuk kecil itu dan mulai mengelap keringat suaminya dengan perlahan. 

"Lo gak marah saat lihat cewek lain yang lap in keringet suami Lo ya? Minimal panas di hati gitu."

"Jelas lah, panas nya berasa ke bakar. Tapi gue bisa apa, lagian orang-orang gak tau status kita apa. Kalau pun tau, gue yakin si Ayuna gak bakal peduli atau mungkin tetep gencar deketin Lo." Jawab Alisa panjang dan lebar, membuat Jimmy tersenyum.

"Eehh, Lo senyum? Gue kira Lo gak bisa senyum, Jim." Celetuk Alisa membuat Jimmy gemas sendiri. Apalagi saat melihat bibir kemerahan itu mengerucut. 

Alisa menatap Jimmy yang juga sedang menatap ke arah nya dengan tatapan aneh menurut nya.

"Ngapain Lo natap gue kek gitu? Gue cantik ya? Udah dari lama, Lo nya aja yang gak sadar."

Jimmy sangat gemas dengan tingkah istri nya, dia mendekat dan menelusupkan tangan nya ke leher belakang Alisa. Membuat gadis itu membeku seketika, apalagi saat perlahan wajah Jimmy mendekat lalu mencium bibirnya.

Alisa meronta, dia menepuk-nepuk dada bidang suami nya. Bukan nya kenapa, tapi disini tadi dia melihat ada banyak orang, dia akan malu jika sampai orang lain tau kalau mereka berciuman.

"Lo nolak gue?"

"Eemm, bukan begitu. T-tapi ada orang, aku malu." Jawab Alisa pelan. 

"Kau melihat orang lain selain kita disini?" 

Alisa mengedarkan pandangan nya, benar. Tak ada siapapun disini, hanya ada mereka berdua.

Alisa menatap suaminya, dan sedetik kemudian bibir mereka kembali menempel satu sama lain. Hanya saja, Alisa tak bergerak sedikitpun, Jimmy yang aktif melumaat dan memagutt bibir istrinya. Mengecap rasa manis dari bibir Alisa yang membuatnya kecanduan.

"Bernafas, Lo bisa mati konyol." 

"E-emm.." 

Setelah beberapa detik kemudian, Jimmy kembali mencium Alisa dengan lembut. 

"Balas ciuman gue, bisa?"

"Gue gak bisa ciuman, Jim." Jawab Alisa lirih, dia menunduk karena rasa malu.

Jimmy terkekeh pelan, gadis bar-bar itu ternyata sangat polos. 

"Lo harus belajar, jadi semakin sering kita ciuman, semakin cepat Lo belajar." 

"Jim.." Bibir nya kembali di lumaat oleh Jimmy, sesekali dia menggigit kecil bibir mungil itu dengan gemas.

Dan setelah beberapa menit berlalu, Jimmy menyudahi ciuman nya, dia mengelap bibir istrinya yang basah karena ulahnya. 

"G-gue ke kelas dulu ya."

"Yaudah, hati-hati. Gue bolos pelajaran terakhir." Jawab Jimmy santai sambil menyalakan rokoknya.

"Kok bolos?"

"Males, pelajaran nya susah." 

"Tapi Jim.."

"Kalau Lo mau ke kelas yaudah, otak Lo kan encer."

"Oke deh, gue ke kelas duluan." Jawab Alisa, dia pun pergi dari gudang belakang sekolah itu dengan terburu-buru. Karena jam pelajaran terakhir akan segera di mulai.

Farhan menggelengkan kepala nya, dia dengan jelas melihat bibir Alisa yang bengkak, dia tahu apa yang sudah di lakukan sepupu nya. Ini kedua kalinya dia melihat bibir Alisa membengkak setelah bertemu dengan Jimmy, jadi apa yang terjadi? Taulah ya.

.......

🌻🌻🌻🌻🌻