Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 19
Alta yang bertemu Rania dan Hana di parkiran menatapnya penuh tanda tanya
"Kak Alta" panggil Hana
"Kalian mau pulang?"
"Iya kak"
"Sheva mana?"
"Ha? Sheva? Ya dia di rumahnya lah kak"
"Iya,kita mau ke sana buat lihat keadaanya. Katanya sore ini dia sudah boleh pulang" ucap Rania
"Loh,tadi bukannya Sheva ke kampus buat ketemu kalian ya?"
"Sheva ke kampus?"
"Iya,tadi aku ketemu sama dia di lobby kok"
"Kok dia nggak menghubungi kita sih?" jawab Hana
Tiba-tiba Morgan datang dengan wajah panik
"Kamu kenapa Gan?" tanya Alta
"Kamu bawa mobil kan??" tanya Morgan pada Alta
"Bawa kok,kenapa memang?"
"Barusan orang tua Sheva telfon aku katanya Sheva hilang"
"Hahh? hilang???" teriak Hana kaget
"Iya,tadi waktu orang tua Sheva melunasi administrasi mereka meninggalkan Sheva di kamarnya,tapi saat kembali dia sudah gak ada"
"Tunggu-tunggu,jadi Sheva tadi gak ketemu kalian?" tanya Alta pada Hana dan Rania
"Enggak kak" jawab Rania dan Hana serentak
"Terus tadi Sheva ke kampus buat ketemu siapa?" ucap Alta bingung
"Jadi tadi Sheva ke kampus?" tanya Morgan
"Iya,tadi aku ketemu dia di lobby kok"
"Kalau gitu kita berpencar aja nyari Sheva" usul Hana
"Oke deh,Gan kamu sama aku ke lantai dua. Rania,Hana kamu ke lantai bawah cari ke kantin,perpus,kelas,atau ruang lainnya"
"Baik kak"
"Oh ya jangan lupa toilet" imbuh Morgan
"Baik kak"
Akhirnya mereka berpisah dan mencari keberadaan Sheva,Morgan punya firasat kalau Sheva ke kampus untuk menemui Mr.Marcell. Ia meminta Alta melanjutkan mencari ke lantai dua sementara ia pergi ke lantai tiga menuju ruang rektor.
Morgan masuk ketika Marcell dan Anggun sedang berduaan di ruangannya,sontak mereka terkejut. Anggun merapikan pakaiannya begitu juga Marcell.
"Kamu siapa? masuk ruangan saya tanpa permisi" teriak Marcell
"Maaf,saya salah masuk ruangan" ucap Morgan sambil berjalan ke arah pintu
"Tunggu...." Marcell menghentikan Morgan
"Ada apa Mr?"
"Sepertinya kita pernah bertemu? tapi dimana ya?"
"Mungkin Mr salah orang atau muka saya yang pasaran"
"Oh ya sudah kalau begitu"
Morgan keluar sambil tersenyum licik,ia juga tak habis pikir ternyata orang yang di sukai oleh tunangannya seorang baj***an. Morgan segera mencari Sheva kembali,Morgan berfikir apakah Sheva melihat Marcell dan Anggun sehingga membuatnya kecewa dan pergi begitu saja.
Tiba-tiba ponsel Morgan berdering dan itu telfon dari Alta,ia segera menjawabnya
"Hallo Ta? kamu sudah menemukan Sheva?"
"Belum Gan,tapi aku dapat info kalau Sheva ada di atap"
"Atap?"
"Iya,sekarang aku menuju ke sana"
"Okey"
Morgan buru-buru masuk ke dalam lift,sementara Alta memilih menggunakan tangga siapa tahu Sheva kembali lewat tangga,sesampai di sana Alta dan Morgan bersamaan. Mereka membuka pintu menuju atap dan mencari keberadaan Sheva,begitu luasnya atap gedung dan terdapat beberapa mesin.
Tetapi saat mereka berpencar untuk mencarinya Morgan melihat Sheva yang duduk di tepi gedung sambil mendekap lututnya,sontak hal itu membuat Morgan panik dan segera menghampirinya
"Sheva,ngapain kamu disitu" teriak Morgan
Sheva yang mendengar suara orang memanggilnya langsung mengangkat kepalanya,ia menatap Morgan yang khawatir dari atas
"Va turun,bahaya...." teriak Alta yang sudah berada di sana
"Kalian kenapa bisa tahu aku disini?" ucap Sheva sambil terisak
"Va,kamu turun dulu bahaya di sana" ucap Alta lagi
"Va turun ya,mami sama papi kamu cemas nyariin. Tapi aku gak tahu kalau kamu justru ada disini"
"Kamu pergi saja,aku pengen sendiri" ucap Sheva
"Enggak,aku gak akan pergi sebelum lihat kamu turun dari sana"
"Aku pengen sendiri Gan"
"Okey,,tapi jangan disini bahaya"
"Va please turun,Hana dan Rania juga cari-cari kamu" teriak Alta
"Kenapa dunia begitu tidak adil sama aku? hanya ada kesedihan dan kesedihan di hidupku sementara orang-orang selalu melihatku penuh dengan keberuntungan. Keberuntungan apa yang mereka maksud?" tutur Sheva
"Va,gak semua yang menurut mu kesedihan adalah sebuah derita,.Kamu bisa melihat itu sebuah keberuntungan jika dari segi yang berbeda"
"Udahlah Gan,kamu senang kan kita nanti jadi menikah. Menurut kamu apakah aku terlihat bahagia? sedangkan dari segi pandang ku justru kamu lah yang merasa bahagia"
"Jika kamu tidak merasa bahagia dengan perjodohan ini apakah dengan membatalkan semuanya akan membuat kamu jadi bahagia?"
"Enggak mungkin,mami sama papi akan marah besar padaku jika sampai hal itu terjadi"
"kalau aku bisa menjaminnya?"
"Kamu serius?"
"Aku serius jika kamu mau turun dari sana"
Sheva terdiam sesaat,sedangkan Alta merasa terharu dengan pengorbanan temannya itu
"Gan,kamu serius?"
"Aku tidak punya pilihan lain Al"
Beberapa saat kemudian Sheva turun dan berdiri di hadapan Morgan
"Kamu janji akan menepati kata-kata kamu tadi?" tanya Sheva
"Iya aku janji"
Sheva tersenyum kepada Morgan dan memeluknya,ini pertama kalinya bagi Morgan bisa merasakan sentuhan Sheva. Ia benar-benar tidak tahu harus ngomong apa kepada orang tuanya nanti,yang terpenting sekarang ia berhasil membujuk Sheva turun.
"Aku anterin kamu pulang ya?" tanya Morgan lembut
"Iya"
Mereka bertiga turun ke parkiran,Hana dan Rania menghampirinya dengan wajah yang masih panik.
"Sheva loe kemana aja sih?" teriak Hana
Sheva hanya membalasnya dengan senyuman
"Terima kasih ya sudah membantu mencari Sheva,sekarang aku antar dia pulang dulu" ucap Morgan
"Oke hati-hati kak"
...ANGGUN...