Milik Sahabat Ku!

***

Kepala Aisyah terasa sangat sakit hingga akhirnya ia jatuh pingsan.

"Aisyahh!!" teriak Septi berlutut menatap Aisyah.

"Ada apa dengan nya? " tanya seorang cowok yang kebetulan lewat di dekat mereka. Dia tersentak halus saat menatap perempuan yang tengah terbaring pingsan itu.  Yah gadis itu adalah orang yang sama yang menabrak nya hingga membuatnya memikirkan Aisyah sepanjang hari.

"gue bawa ke villa yah"

"iyah,  tolong yah.  oh yah, Siapa nama lo? "

"gue Dean dari kelas XII IPA 1"

***

"Aisyah!"  Teriak Ikhsan yang menatap Aisyah yang tengah pingsan.  Di bawa dalam pelukan pria lain membuat Ikhsan semakin tersulut emosi.

"Aisyah cuma pingsan.  Dean dari IPA SATU yang nolongin Aisyah tadi . Lo jangan gegabah deh " sambar Septi sebelum Ikhsan bertindak lebih gegabah. Ikhsan mendengus kesal.

Akhirnya Dean membawa Aisyah ke kamarnya tentu saja diikuti dengan yang lain nya. Sudah satu jam sejak Aisyah pingsan. Syifa yang baru saja menyelesaikan tugasnya berlari dengan sangat cepat kembali ke kamarnya untuk memastikan keadaan Aisyah. Dia gemetar khawatir saat mendengar Kabar Aisyah pingsan.

"Aisyah gimana?!  Dia gak apa - apa kan?! " teriak Syifa yang baru masuk dengan napas tersengal.  Ia tak memerhatikan suasana nya.  Aisyah tengah duduk sambil memakan cemilan di kasur nya.

"Kenapa?  Napas dulu yang bener,  ntar kalo berhenti kita semua yang repot" celetuk Ikhsan yang bermain catur dengan Andra di hadapan nya.

"Ikhsan!  Diem deh! " bentak Aisyah.

"Syah.. Lo gak apa - apa kan?! " ujar Syifa menghampiri Aisyah.

"Gue masih hidup kok" sahut Aisyah memakan jeruk yang sudah Septi kupas.

"loh sejak kapan kalian Cs an? " tanya Septi bingung.

"elo sih pacaran mulu. Gak tau kan perkembangan terbaru" sambar Ikhsan.

"apa sih lo kutu aerr!  Berisik tau gak! "

"ppfftttt udah..udah"

"sykurlah Syah,  lo gak apa - apa" kata Syifa naik ke kasur memeluk manja Aisyah.  Secepat ini kah mereka bersahabat?  Yah itulah persahabatan,  Di bangun bukan karna lama waktu,  tapi karna saling mengerti dan rela berkorban.

***

"Ikan gue mana?!  Laper nih! " keluh Syifa yang memang belum dapat. " mentang - mentang punya cowok,  gue yang single di anggurin.  Kelewatan lo pada " tambah nya lagi membakar ikan nya sendiri.

Yah malam ini saat acara api unggun mereka makan malam dengan membakar ikan yang di dapat petugas pencari ikan tadi. Yah dengan celotehan Syifa yang sedari tadi mengeluh.  Bagaimana tidak,  Ikhsan lebih mengutamakan Septi.  Andra sendiri tentu saja over protektif sama cahaya nya.

"awww..panas" desis Septi mengibaskan tangan nya. Andra dengan sigap meniup tangan Septi yang kelihatan agak memerah.

"lo gak apa - apa kan Sep? " tanya Andra memastikan.

"lo buta yah, udah tau tangan Septi merah,  di tanya lagi.  Ambil tindakan dong,  cium kek" celetuk Syifa ringan.  Namun perkataan Syifa kali ini mendapat reaksi yang tak terduga.  Andra dan Septi malah merona.  Mereka masih menyimpan kenangan saat hujan itu manis di ingatan mereka.

"ppffttt,  ahaha...ketawa nih ginjal gue" sambar Aisyah,  yang makan daging ikan setelah Ikhsan tiup yah biar panasnya ilang tentunya.

"oh,  lo udah sehat lah yah kan?  Udah bisa ketawa ko" sambar seorang cowok yang datang duduk di sebelah Syifa.

"lo?  Cowok yang nggak sengaja gue tabrak yah"

"bukan cuma itu,  gue juga cowok yang nolongin lo waktu pingsan. Gue Dean anak IPA satu" sapa nya ikut makan ikan disana.

"oh salam kenal yah" sahut Aisyah senyum.

"Syah masuk yuk,  gue anter lo.  Angin malam gak baik untuk kesehatan. Lo kan baru aja sembuh" ujar Ikhsan menarik paksa tangan Aisyah.  Saat ini mode posesif nya Ikhsan on.

"eh gue duluan yah" teriak Aisyah mengikuti alur tarikan Ikhsan.

"Kenapa gitu? " tanya Aisyah saat sudah berada di depan kamar Aisyah.

"Gue cemburu!  Gue gak suka liat lo deket cewek lain.  Lo sekarang masuk,  yah.. " pinta Ikhsan membuka kan pintu kamar nya.  Aisyah yang memang lelah sedari tadi,  memilih untuk mengikuti saran Ikhsan masuk ke kamar.  Guna memikirkan apa yang sebenarnya harus di lakukan.  Melepas atau memeperjuangkan??

Setelah Ikhsan memastikan Aisyah sudah masuk.  Ia segera mencari seseorang cowok,  yah tentu saja yang di carinya adalah Dean,  untuk memperingatkan nya agar menjauhi calon istrinya. Tak berapa lama mencari,  Ikhsan menemukan nya.

Cowok tinggi,  wajah tampan,  kaki panjang,  terlihat agak sedikit kurus.  Dengan mengenakan hoodie hijau tua.  Saat ini adalah waktu yang tepat,  dimana ia sedang berjalan di belakang teman - teman nya.  Memudahkan aksi Ikhsan. Ikhsan menarik baju Dean hingga dia jatuh tersungkur.  Dean ingin berteriak namun mulutnya sudah Ikhsan tutup rapat akurat.

"Ikhsan?!  Ngapain lo narik gue!! " bentak cowok itu kasar,  bangkit berdiri membersihkan hoodie nya.

"Gue cuma mau kasih tau,  Aisyah itu milik gue.  Dan selamanya bakal jadi milik gue.  Lo mending mundur teratur sebelum pindah ke alam kubur" ancam Ikhsan dengan wajah mengerikan membuat siapa saja yang melihatnya hari ini menggidik ngeri.

Dia?  Dia manusia kan?!  Kok serem banget sih!

Batin Dean segera pergi mencari tempat yang ramai.

"Siapapun dia!  Gue gak bakal Serahin Aisyah sama siapapun!  Sampai kapan pun!" gumam Ikhsan duduk sendiri menatap api unggun yang kecil,  mungkin beberaoa saat lagi akan mati padam.

"oh gitu?  Gue bisa lihat rasa cinta lo yang begitu besar ke Aisyah.  Pertanyaan nya adalah,  apa Aisyah juga suka ke elo?  Jika Aisyah sukanya ke orang lain gimana? " sambar Andra yang sudab duduk di samping Ikhsan.

"gue bakal hilangin orang itu dari dunia ini.  Dan gue bakal setia nunggu Aisyah sampai kapan pun itu"

"luar biasa!  Gue salut sama rasa cinta lo! Aisyah orang beruntung ke dua setelah Septi "

"haha.. Jaga mulut lo kalau gak ingin itu lebam"

***

Ayooo like,  komen,  and vote yah

Story by Rini Ir