Liam Ang atau Liam Halley Anggara adalah seorang model majalah remaja yang menjadi idola para remaja perempuan.
Liam yang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarga Halley adalah sosok yang supel, humoris, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan siapa saja.
Yumi Arishta, seorang gadis gendut, pendek, dan pemalu yang kuliah dan merantau seorang diri di luar kota.
Pertemuan tak sengaja antara Yumi dan Liam di suatu malam, membuat keduanya terlibat dalam sebuah hubungan yang sulit dijelaskan.
Liam yang merasa berhutang budi pada Yumi, terus berusaha mendekati gadis pemalu tersebut. Meskipun beragam penolakan terus saja Yumi lontarkan karena Yumi merasa tidak sepadan dengan Liam yang tampan, kaya, terkenal, dan punya banyak teman.
Perbedaan antar Yumi dan Liam itu bagaikan bumi dan langit. Jadi bagaimana bisa seorang Yumi menjadi kekasih dari Liam Ang?
Bagaimana akhirnya hubungan Yuni dan Liam?
Apakah keduanya akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENJELASAN LIAM
Flashback sebelum Liam datang ke kost-an Yumi.
Liam mematikan begitu saja panggilannya pada Yumi dan terkekeh sendiri. Gadis itu selalu tak ada jeda saat menggerutu.
Lift berhenti entah di lantai berapa karena sepertinya ada penumpang baru yang akan naik. Segera Liam menyimpan ponselnya ke dalam saku celana.
Pintu lift terbuka.
Seorang gadis cantik masuk ke dalam lift dan memperhatikan Liam yang memakai hoodie jaket dan kacamata hitam dengan seksama. Hingga akhirnya gadis itu menyapa dengan sedikit terkejut.
"Liam? Kamu Liam Ang, kan?" Sapa gadis yang Liam ketahui bernama Chelsea tersebut.
Liam dan Chelsea pernah terlibat dalam satu proyek dan sama-sama menjadi brand ambasador sebuah produk ponsel.
Hubungan Liam dan Chelsea sebenarnya hanya sebatas rekan kerja. Namun rupanya Chelsea salah mengartikan sikap Liam yang memang mudah akrab dengan siapapun. Chelsea mengatakan pada semua orang kalau Liam mulai intens mendekatinya dan mereka berdua sedang menjalin sebuah hubungan.
Sejujurnya, sikap berlebihan Chelsea itu benar-benar membuat Liam menjadi illfeel pada Chelsea dan mulai menjaga jarak dari gadis itu.
Menjalin hubungan apanya?
Liam bahkan tak punya perasaan apapun pada Chelsea.
Namun pagi ini, sepertinya Liam sedang sial, karena dirinya malah berjumpa Chelsea dan naik di lift yang sama. Tidak mungkin Chelsea tinggal di gedung apartemen ini juga, kan? Bisa repot urusannya jika Chelsea tahu Liam juga punya unit apartemen di gedung ini.
"Hai, Chel! Bagaimana kabarmu?" Sapa Liam mearsa canggung pada Chelsea.
"Aku baik!" Sahut Chelsea dengan ekspresi wajah lebay yang terkesan dibuat-buat.
"Kau tinggal disini, Liam?" Tanya Chelsea kepo.
"Oooo, tentu saja tidak!" Jawab Liam seraya memalingkan wajahnya dari Chelsea.
Malas sekali Liam mengobrol bersama gadis lebay ini.
"Aku hanya sedang mengunjungi teman lama disini," sambung Liam lagi berdusta pada Chelsea.
"Ouh! Aku kira kau tinggal disini," timpal Chelsea masih lebay.
Liam masih tetap memalingkan wajahnya dan memilih menatap dinding lift, ketimbang menatap wajah menjemukan Chelsea.
Gadis itu sepertinya sedang asyik dengan ponselnya yang ia angkat ke atas, ke bawah, ke samping.
Ya ampun!
Lebay sekali nona model pendatang baru ini!
Ting!
Suara lift yang Liam tunggu berabad-abad akhirnya terdengar. Liam akhirnya bisa bernafas lega karena kini dirinya sudah sampai di basement gedung apartemen dan bisa pergi sejauh-jauhnya dari Chelsea menyebalkan.
"Bye Liam!" Chelsea melambaikan tangan dengan lebay ke arah Liam.
Liam tak menyahut dan segera mencari keberadaan motor Yumi yang sejak semalam ia parkir di basement gedung ini.
Liam sengaja menunggu mobil Chelsea pergi dari basement sebelum ia melajukan motor Yumi keluar dari gedung dan menuju ke kost-an Yumi.
Flashback off
Liam mengakhiri ceritanya pada Yumi setelah berdecak berulang kali karena harus kembali mengingat tingkah menyebalkan Chelsea.
"Aku benar-benar tidak ada hubungan apapun dengan Chelsea," ucap Liam bersungguh-sungguh seraya menyusupkan kepalanya di ceruk leher Yumi.
Saat ini, Liam sedang duduk di belakang Yumi seraya melingkarkan kedua lengannya di pinggang Yumi.
"Tapi kau pasti pernah punya pacar, kan?" Tanya Yumi yang masih mencebikkan bibirnya. Yumi tidak menoleh sedikit ke arah Liam, seakan sudah merasa nyaman dengan posisinya saat ini.
"Pernah. Tapi itu sudah lama." Jawab Liam seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.
"Terakhir punya pacar saat aku masih duduk di bangku kelas sebelas SMA. Namanya Ay..." Liam tampak mengingat-ingat sebuah nama.
"Ay....Ayunda kalau tidak salah!" Cetus Liam antara ingat dan tidak.
"Berapa lama pacaran dengan Ayunda? Suka ciuman dan grepe-grepe juga? Kenapa tidak mengajak Ayunda menikah saja?" Cecar Yumi yang nada bicaranya kembali terdengar kesal.
Liam terkekeh sebelum menjawab pertanyaan Yumi.
"Kau gadis pertama yang pernah aku cium sejauh ini," bisik Liam pada Yumi.
"Mustahil!"
"Dari caramu mencium saja, kau terlihat seperti seorang ahli yang sudah terlatih!" Sergah Yumi menyangkal pengakuan dari Liam.
"Tahu darimana kalau aku sudah ahli dan terlatih? Kau sering dicium banyak pria?" Tanya Liam yang sontak membuat Yumi kehilangan kata-kata.
"Tentu saja tidak! Kau pikir aku gadis murahan?" Sanggah Yumi cepat merasa tidak terima dengan tuduhan Liam.
"Aku tidak bilang begitu!" Sergah Liam mencari pembenaran.
"Aku dan Ayunda belum pernah berciuman selama kami berpacaran. Bahkan sekedar memeluk seperti ini saja juga tidak pernah," ungkap Liam yang kembali melanjutkan ceritanya.
"Kau tahu kan, bagaimana kalau anak SMA pacaran? Hanya sekedar antar jemput saat pulang pergi sekolah dan nonton ke bioskop atau makan di kafe saat malam minggu," tutur Liam lagi yang membuat Yumi kembali berdecak.
"Mana aku tahu? Aku saja tidak pernah pacaran saat SMA," sahut Yumi sedikit sebal.
"Yaudah. Pacaran sama aku saja kalau begitu!" Liam kembali merayu Yumi.
"Nggak!" Tolak Yumi cepat.
"Jadi istriku mau?" Rayu Liam selanjutnya.
"Nggaaaak!" Tolak Yumi kali ini lebih panjang dengan nada yang sudah naik lima oktaf.
"Kenapa nggak mau?" Tanya Liam menyelidik.
"Karena kita baru kenal beberapa hari. Lucu sekali jika tiba-tiba kau langsung mengajakku menikah!" Dengkus Yumi menampilkan raut wajah tak percaya.
"Apanya yang lucu? Aku jatuh cinta kepadamu, karena kau gadis baik hati yang sudah menyelamatkan nyawaku," tutur Liam dengan nada lebay.
"Mustahil! Aku yakin itu bukan jatuh cinta! Itu mungkin hanya perasaan sesaat karena kita sering bertemu dan berinteraksi beberapa hari terakhir."
"Aku sangat yakin, setelah kau keluar dari pintu itu, kau akan lupa dengan semua yang pernah terjadi di antara kita. Dan saat kau kembali menjadi Liam Ang yang kaya, terkenal, dan dipuja banyak gadis, kau pasti akan lupa pada seorang gadis bernama Yumi Arishta!" Cerocos Yumi panjang lebar seraya menunjuk ke arah pintu depan kamar kost-nya.
"Mom sudah menyeretku keluar dari sini kemarin. Tapi lihat! Aku masih mengingatmu dan masih kembali kesini lagi," ujar Liam menyangkal tuduhan Yumi.
"Bagaimana kau bisa masuk kesini tadi? Kau menyogok ibu kost?" Tanya Yumi mengalihkan pembicaraan.
"Aku menyuruh Abi menggandakan kunci kamar kost-mu," jawab Liam santai tanpa dosa.
"Dasar licik!" Gumam Yumi yang sepertinya tidak didengar oleh Liam.
"Kita jadi nikah, kan?" Tanya Liam sekali lagi meminta persetujuan dari Yumi.
"Bisakah kau berhenti membahas tentang pernikahan? Jika niatmu menikahiku hanya untuk balas budi, maaf aku sama sekali tidak tertarik!" Sergah Yumi bersungut-sungut.
"Aku sungguh mencintaimu, Yum! Aku harus melakukan apa agar kau percaya kepadaku?" Tanya Liam yang mulai terdengar frustasi.
"Tidak perlu melakukan apa-apa! Biarkan aku menyelesaikan kuliahku, lalu bekerja, dan membahagiakan kedua orangtuaku." Jawab Yumi memaparkan rencana hidup yang telah ia susun.
"Kau benar-benar menyiksaku, jika menyuruhku menunggu selama itu!" Gerutu Liam yang kembali berdecak frustasi.
"Tapi tidak masalah, asal kau tetap jadi kekasihku selama penantian ini,." Liam ganti mengajukan syarat.
"Anggap saja kita sedang dalam proses penjajakan," sambung Liam lagi minta persetujuan dari Yumi.
"Jangan pernah memajang wajahku di depan follower gilamu! Aku tidak mau dikejar-kejar paparazi!" Yumi menuding ke arah Liam.
"Setuju! Kau kekasihku mulai detik ini, jadi-" Liam sudah menyambar bibir Yumi dan memberikan kecupan hangat serta dalam.
"Liam!" Yumi mendorong tubuh Liam agar menjauh darinya.
"Anggap saja sebagai tanda kalau kita baru saja jadian," ucap Liam mencari pembenaran.
"Dasar kekanak-kanakan!"
.
.
.
Anne aku UP malam karena ada nganunya sedikit 🙈
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini
meskipun orang yang berada,tapi tidak memandang rendah yang kurang mampu
apalagi seorang YUMI yang punya badan berisi.
pada umumnya pasti jadi bahan Bullying.
Tapi seorang Liam tidak seperti itu🖤
saking sukanya🖤🖤
tetaangganya gx pd julidddd
terimakasih author 👍👍👍😍😍😍😍