Warning! (***)
Pernikahan atas dasar perjodohan bukan berarti sesuatu yang tidak dipedulikan.
Pernikahan tetaplah pernikahan!
Apapun itu, aku akan selalu memperjuangkan rumah tanggaku sampai kata cinta tumbuh di antara kami berdua.
"Apakah kau tak mau melakukan malam pertama kita, Mas?" cegah Dianka saat Darwin hendak berlalu.
Sanggupkah ia membuat hati Sang CEO itu luluh?
Instagraam: @iraurah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Paham
Di perusahaan Ed. Corp seorang wanita terlihat sedang berjalan dengan terburu-buru menuju meja sekertaris CEO.
"Dinsa"
Wanita yang sedang mengerjakan pekerjaannya itu nampak sedikit terkejut dengan keberadaan manajer keuangan yang tak lain adalah Adelia.
"Bu Adelia? Ada apa bu?"
"Aku dengar meeting hari ini dibatalkan, ada apa?" Tanya Adelia penasaran.
"Benar bu, meeting hari ini dibatalkan karna Pak Darwin tidak masuk kerja" Jawab sekretaris tersebut.
"Darwin tidak masuk? Kenapa?"
Dinsa menatap Adelia dengan tatapan aneh, ia heran karna Adelia menyebut nama boss nya tanpa embel-embel 'Pak' seperti biasa.
"Dinsa kenapa kau malah diam?!" Ucap Adelia kesal.
"Eh maaf Bu, Pak Darwin tidak masuk karna tadi beliau bilang istrinya sedang sakit"
Adelia mengernyitkan alisnya, istri Darwin sakit? Apa karna istrinya sakit Darwin memutuskan untuk tidak bekerja? Sungguh tidak bisa dipercaya! Bahkan hari ini ada meeting penting yang sudah direncanakan jauh-jauh hari, dan sekarang pria itu justru membatalkan semuanya hanya karna istrinya sakit?
"Memangnya sakit apa istrinya sampai Darwin tidak masuk dan membatalkan meeting penting ini?"
Dinsa tergelak mendengar pertanyaan Adelia, wanita di depannya ini seperti wanita yang belum menikah saja.
"Hahaha.... Ibu ini seperti tidak tau saja, namanya juga pengantin baru, masih romantis romantisnya. Apapun pasti akan dilakukan untuk pasangannya, karna itu adalah yang terpenting dibanding yang lainnya" Ujar Dinsa sembari senyam-senyum sendiri.
Mendengar itu hati Adelia seperti terbakar rasa cemburu, karna Adelia tahu betul semenjak Darwin putus dengannya tak ada hal yang lebih penting dibandingkan pekerjaan.
"Emm.... Apa ada yang ingin Ibu tanyakan lagi?"
Adelia berusaha menutup kekesalannya, ia menggeleng sembari berucap.
"Tidak ada, kalau begitu aku permisi" Adelia pun pergi meninggalkan meja sekertaris dan kembali ke ruangannya.
***
Darwin yang merasa sudah lega akhirnya keluar dari kamar mandi.
Saat ia keluar ternyata disana sudah ada orang tua serta mertuanya.
"Kalian sudah datang?"
Darwin mendekat dan menyalami keempat orang tua tersebut.
"Iya, kami baru saja datang" Jawab Elva Ibunda Darwin.
"Sebenarnya kamu sakit apa nak sampai masuk rumah sakit? Mami sangat khawatir" Tanya Resa pada sang anak.
"Iya nak, mamah juga sangat mengkhawatirkan mu" Sambung Elva.
"Dianka hanya merasa pusing dan mual saja mi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan" Sahut Dianka.
"Pusing dan Mual? Apakah separah itu?" Tanya Edison pada menantunya.
"Untuk sekarang Dianka merasa lebih baik dari pada kemarin, karna kemarin Dianka tidak bisa menahannya sampai akhirnya Dianka pingsan di butik" Ujar Dianka.
"Apa? Pingsan?" Semua orang disana terkejut dengan penuturan Dianka, kecuali Darwin yang memang sudah tahu akan hal itu.
"Apa jangan-jangan.... "
Elva tidak melanjutkan perkataan, yang mana membuat orang-orang disana semakin penasaran dan mendesak Elva untuk berbicara.
"Ada apa? Apa yang kau pikirkan?" Tanya Edison.
"Apa jangan-jangan kau hamil nak, dulu mamah juga merasa pusing dan mual saat mengandung Darwin"
Sontak saja hal itu membuat Darwin dan Dianka membelalakkan matanya lebar-lebar.
"Ha-hamil? Ta-tapi..... "
"Iya sayang mungkin saja kau hamil, biasanya wanita hamil memang merasakan pusing dan mual walau memang tidak separah sampai masuk rumah sakit" Seru Resa menambahkan.
Elva dan Resa terlihat tersenyum dengan penuh harap, mungkin saja ini waktu yang mereka tunggu-tunggu! Apalagi jika bukan mengharapkan seorang cucu.
"Emm... Sepertinya bukan karna itu mah, dokter mengatakan jika dianka hanya kelelahan dan asam lambung yang tinggi.
Bukan karna hamil" Lirihnya dengan wajah sendu, sungguh Dianka tidak tega menghancurkan harapan mereka.
Bagaimana bisa ia hamil jika dirinya saja tidak pernah berhubungan dengan sang suami, lebih baik Dianka jujur dari pada membuat mereka mengharapkan lebih jauh lagi.
Tiba-tiba saja semua wajah yang ada disana berubah menjadi sendu, Elva dan Resa mendadak menjadi tidak enak hati pada Dianka, seharusnya mereka tidak berbicara begitu.
"Maafkan mamah nak, mamah tidak bermaksud untuk.... "
"Tidak apa-apa mah, Dianka mengerti kok"
"Tidak nak jangan seperti itu, lagipula kalian masih menjadi penganti baru, kalian juga pasti masih ingin menghabiskan waktu berdua untuk saling mengenal. Jangan dipikirkan ya perkataan mamah tadi"
Dianka pun hanya mengangguk sambil tersenyum sebagai balasan.
"Oh iya Darwin, kamu tidak bekerja hari ini?" Tanya Tomlinson yang mencoba mengalihkan arah pembicaraan.
"Tidak Pi, hari ini aku meliburkan diri untuk menemani Dianka"
Mendengar jawaban Darwin keempat orang tua itu tersenyum bahagia, sepertinya mulai ada perkembangan sampai Darwin kini lebih mementingkan kondisi istrinya dibandingkan pekerjaan.
"Nah itu baru anak papah, jaga istri mu jangan sampai sakit seperti ini" Ucap Edison pada putra semata wayangnya tersebut.
"Darwin mengerti Pah"
waah .. enak bener gak dihukum krn rencana pembunuhan ke Dianka..
Pikir ... pikiiiirrrr .... kalo Alfred beneran nolongin, gak mungkin lah sampe selama itu kamu "dikurung" ...
Katanya di villa, tp koq ya sama sekali gak boleh keluar kamar sekedar buat jalan2..
Buat keamanan ?
Justru sekarang kamu berada di tempat yg gak aman, Dianka ...
gimana kalo nanti Darwin tau bhw otak kejahatan itu adalah mantan tersayang nya ...
Darwin masih "main2" tuh sama Adelia .. 😡😡😡
Dianka aja yg sbg istri CEO sll ketok pintu dulu ...