Merupakan seri kelanjutan dari Novel Benua Teratai Biru vol pertama.
👉 bagi yang baru mampir, silakan baca novel pertama dengan judul yang sama.
_____________
Dunia Kultivator. Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga semua orang berusaha untuk menjadi kuat.
Qing Ruo adalah seorang pemuda yang memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah. Kelemahannya itu menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
Tiba-tiba keberadaannya yang dipandang sebelah mata mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? simak dan ikuti terus Sang Penguasa Benua Teratai Biru Vol 2. Semoga tetap suka.
👉 Update setiap hari jam 04.00 WIB.
👉 Mohon tinggalkan jejak, like dan komen.
Terima kasih 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Tuan Yang Sama.
Tidak lama kemudian, para pelayan terus berdatangan membawakan makanan dan minuman.
" Yang Mulia Ye Dongli, silakan dinikmati," ucap Qiang Yonggan dengan hormat.
" Yang Mulia Qiang Yonggan, maaf aku tidak bisa berlama-lama, karena aku harus segera kembali," ucap Ye Dong Li dengan ramah.
" Hm... Mengapa begitu terburu-buru? Lalu bagaimana dengan kekaisaran Luan, apakah Yang Mulia juga tidak ingin membuat aliansi dengan mereka?" tanya Qiang Yonggan sambil menatap Ning Hao.
Ye Dongli menatap Kaisar Ning Hao dengan tajam.
" Maaf, tuanku tidak pernah menyinggung keberadaan mereka, dan sepertinya dia tidak menyukai kekaisaran Luan." dengan dingin.
Ning Hao yang juga berharap akan perjanjian damai itu hanya bisa menelan ludahnya. kata-kata yang dilontarkan oleh Ye Dongli langsung membakar dadanya.
" Itu tidak masalah," ucap Ning Hao sambil berusaha menunjukkan senyumnya yang aneh.
" Kami tahu bahwa kekaisaran Luan memiliki hubungan dengan kekaisaran Hanguo, tapi bukan berarti aku juga ingin berdamai dengan kalian," ucapnya tegas, sehingga membuat Ning Hao semakin tersinggung.
" Hm... Tidak aku sangka, ternyata Yang Mulia Ye Dongli yang begitu kuat ternyata memiliki tuan lainnya, aku kira ...." dengan senyum menghina.
Saat Ye Nan Yang akan berbicara, Ye Dongli memberi tanda.
" Ning Hao, itu bukan urusanmu, dan jangan memprovokasi dengan cara yang demikian! Apakah anda juga ingin menghina kekaisaran Hanguo?" dengan tatapan dingin.
Ning Hao terdiam menyadari Kata-katanya yang baru saja dia lontarkan.
" Hm... Aku tidak bermaksud demikian."
" Pulang saja, persiapkan pasukanmu! Aku Ye Dongli akan menghancurkan kekaisaranmu yang lemah itu!" Dengan tatapan serius.
" Yang Mulia, jangan mengambil hati. Aku benar-benar tidak bermaksud demikian." Ning Hao membela diri.
" Yang Mulia Qiang Yonggan, aku yang tidak bijak ini memaknai kata-kata yang dilontarkan oleh kaisar lemah ini sebagai hinaan. Apa pendapat anda?" tanya Ye Dongli yang mulai terlihat kepanasan.
" Aku rasa juga demikian, tapi aku masih menghormati mereka. Yang Mulia Ye Dongli, tuanku saat ini tidak menginginkan adanya peperangan di wilayah timur, jadi aku menyampingkan hal itu."
" Hm... Saudara Qiang Yonggan benar, tuanku juga tidak menginginkan terjadinya peperangan di wilayah timur." Sambil mengubah panggilannya pada Qiang Yonggan.
Ning Hao dan Liong Wijin terdiam. Dibalik ketenangan yang mereka tunjukan, tanpa sadar lutut mereka bergetar dengan detak jantungnya yang berpacu dengan cepat.
" Saudara Ye Dongli, tuan kita sama-sama menginginkan perdamaian di wilayah timur. Apakah ini Kebetulan? Jika aku boleh tahu Siapa tuan saudara tersebut?" tanya Qiang Yonggan penasaran.
Ye Dongli terdiam sesaat.
" Ini sebenarnya sangat rahasia, tetapi karena kita telah membentuk persaudaraan, aku akan mengatakannya, tetapi aku juga ingin saudara Qiang Yonggan memberitahuku nama tuan saudara itu, bagaimana?"
" Baik, tapi nama belakangnya saja, bagaiamana?"
" Baik, aku setuju."
" Ruo," ucap mereka bersamaan.
" Apa!?"
Semua orang di dalam rumah itu terkejut. Bahkan Kaisar Ning Hao dan jenderal Liong Wijin terduduk lemas di kursinya. Mereka berdua akhirnya menyadari reaksi berlebihan yang ditunjukkan oleh Qiang Yonggan serta para Jenderalnya saat mereka mendengar dirinya memberikan pelajaran pada Jenderal Ruo. Kali ini, mereka berdua bahkan tidak mampu menunjukkan ketenangan itu lagi.
Dihadapannya, tampak Qiang Yonggan dan Ye Dongli begitu senang. Mereka tidak menyangka bahwa tuan mereka adalah orang yang sama. Walaupun demikian Ye Dongli masih ingin memastikan orang yang dimaksud.
" Saudara Qiang Yonggan, Apakah yang anda maksud itu adalah tuan Qing Ruo?"
" Benar, Dia adalah tuan kami, dan guru Agung kekaisaran Hanguo," jawab Qiang Yonggan dengan penuh semangat.
Tiba-tiba kedua Kaisar itu tertawa terbahak-bahak. Ye Dongli yang dingin dan pemarah itu ternyata dapat tertawa dengan lepas.
" Saudara, ternyata tuan kita adalah orang yang sama." ucap Ye Dongli dengan gembira.
Dihadapan mereka, Ning Hao dan Liong Wijin merasa dada mereka begitu sesak, terutama Ning Hao yang berusaha menyelidiki keberadaan guru Agung ke kaisaran Hanguo tersebut.
Yang membuatnya semakin kecewa adalah ternyata orang yang ingin dia diselidiki, ada di kotanya.
Liong Wijin akhirnya menyadari sesuatu yang aneh pada Qing Ruo saat itu, terutama pada sikapnya yang tenang, kebijaksanaan, serta kekuatan yang dimilikinya.
" Saudara Qiang Yonggan, mari bersulang," ucap Ye Dongli sambil mengangkat gelasnya dengan penuh semangat.
" Mari," ucap Qiang Yonggan sambil mengangkat gelasnya.
Ning Hao dan Liong Wijin yang merasa asing di dalam ruangan itu hanya bisa menyaksikan kebersamaan dan keceriaan antar dua Kaisar tersebut.
Ning Hao begitu kecewa dengan sikap yang ditunjukkan oleh Qiang Yonggan pada Ue Dongli. Walaupun kekaisaran Luan dan Hanguo telah lama membentuk aliansi, tetapi sikap Qiang Yonggan padanya biasa saja, bahkan terlalu berhati-hati dan membatasi diri.
" Karena Qing Ruo ada di kota Taiyang, maka aku harus segera menemuinya," batin Ning Hao sambil berdiri dari kursinya.
" Hm..., Yang Mulia Qiang Yonggan, Yang Mulia Ye Dongli. Maaf mengganggu kebersamaan kalian. Dengan ini aku mohon undur diri. Silakan Yang Mulia kaisar berdua melanjutkan pembicaraannya." Sambil menangkupkan tangannya dengan hormat.
" Yang Mulia Ning Hao, Mengapa begitu terburu-buru?" tanya Qiang Yonggan.
" Yang Mulia Kaisar, ada urusan yang harus aku selesaikan."
" Oh baiklah. Terima kasih atas kunjungan anda," ucap Qiang Yonggan melepaskan kepergian Ning Hao.
" Jiandie...."
" Baik Yang Mulia Kaisar." sambil berdiri.
" Mari Yang Mulia," ucap Jiandie dengan hormat memgantarkan kepergian Ning Hao dan Liong Wijin keluar dari dalam istana.
Dari luar istana kerajaan, Ning Hao dan Liong Wijin masih dapat mendengar sayup-sayup gelak tawa kedua kaisar itu sehingga mereka benar-benar meninggalkan tempat itu.
Di dalam Aula istana kerajaan. Ye Dongli dan Qiang Yonggan terlihat begitu bahagia.
" Yang Mulia Ye Dongli, jangan bilang dirimu telah dihajar oleh guru agung," ucap Jiantou Tian.
" Haha... Jenderal besar sepertinya juga mengalami hal yang sama," jawab Ye Dongli tertawa lepas.
" Saudara Qiang Yonggan, apakah kalian sudah tahu latar belakang tuan kita?"
Semua orang yang ada di dalam ruangan itu menganggukan kepala.
" Baguslah."
" Saudara Ye Dongli, Apakah itu berarti saat ini tuan kita ada di kekaisaran Dong?"
" Benar, saat ini dia ada di tempatku."
" Jika demikian, Aku ingin menemuinya." ucap Qiang Yonggan.
" Aku juga, ucap Wu Zhengyi dan Jiantou Tian."
" Jika kalian pergi semua, Siapa yang berjaga di tempat ini?"
Jiantaou Tian dan Wu Zhengyi lalu menatap Liu Chiu dan Jian Wusheng yang tiba-tiba terdiam.
" Hm... Baiklah. Lui Chiu, Jian Wusheng, kalian berdua bertugas berjaga di tempat ini. Kami akan segera pergi menemui guru agung." ucap Qiang Yonggan.
" Baik," jawab kedua jenderal itu dengan wajah lemah.
" Sebaiknya kita pergi sekarang, aku takut dia sudah pergi," ucap Qiang Yonggan.
" Baik," jawab Ye Dongli penuh semangat.
Untuk mempercepat perjalanan mereka, Qiang Yonggan lalu membawa rombongan itu menuju gerbang teleportasi jarak jauh yang berada di bagian dalam istana kerajaan.
Setelah berjalan cukup lama mereka akhirnya tiba di sebuah ruangan rahasia.
" Saudara, mari!" ucap Qiang Yonggan sambil mengaktifkan gerbang teleportasi tersebut.
Satu persatu mereka memasuki gerbang teleportasi tersebut dan lenyap di dalamnya.
****
Di tempat lain.
Ning Hao dan Liong Wijin telah berada diluar kota Shouzhi. Tanpa menunda, mereka berdua langsung bergerak terbang meninggalkan kota itu dengan kekuatan puncaknya.
Sepanjang jalan, mereka berdua terus memikirkan cara untuk menjadi murid Qing Ruo.
Ning Hao begitu menyesal karena telah bertindak bodoh karena telah menyinggung Qing Ruo berkali-kali.
" Apakah ini mungkin?" batinnya sambil terus terbang, berharap untuk dapat segera bertemu dengan Qing Ruo di kota Taiyang.
*****
Di tempat lain.
Di dalam lorong rahasia kamar Ye Dongli. Qing Ruo membuka matanya.
" Swhus..." tubuh Ye Rong Xun keluar dari dunia jiwa. Matanya yang tajam terus mengerjap sambil menatap ruangan itu dengan heran.
" Tuan, siapa kamu sebenarnya? Dan di mana kita sekarang?" Sambil menatap Qing Ruo penasaran.
" Aku Qing Ruo. Saat ini kita berada di dalam ruangan rahasia yang ada di kamar Ye Dongli."
" Apa! Lalu dimana komandan Lei Kang?"
" Hm..., Apakah maksudmu seperti ini?" Sambil mengubah tampilannya seperti komandan Lei Kang.
" Apa!" sambil mundur beberapa langkah, menatap Qing Ruo dengan tajam.
" Itu berarti anda telah menyamar?"
" Benar, tetapi tenanglah, aku tidak akan membunuhmu."
" Bagaimana aku bisa yakin?"
" Pertama, kamu bukanlah musuhku. Kedua, jika aku mau, aku sudah melakukannya." sambil tersenyum santai.
" Lalu apa tujuan anda saat ini?"
" Jenderal, aku ingin meninggalkan tempat ini, dan aku ingin anda melaporkan kepergianku pada Kaisar Ye Dongli."
" Aku?" Sambil menunjuk dirinya.
" Ya, siapa lagi? Katakan padanya bahwa aku akan melanjutkan perjalanannku."
Ye Rong Xun terdiam sesaat lalu menatap Qing Ruo dengan tajam.
" Tuan, Siapa anda sebenarnya?"
Qing Ruo menggelengkan kepala sambil menatap sang Jendral.
" Itu rahasia." tersenyum kecil sambil melangkahkan kakinya dengan santai.
Ye Rong Xun yang telah mengetahui kekuatan Qing Ruo hanya bisa menatapnya pergi dengan diam.