NovelToon NovelToon
Aset Besar Milik Istri Kecilku

Aset Besar Milik Istri Kecilku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Cintapertama
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Atik's

Semua orang terkejut saat bos besar mereka muncul dengan menggandeng seorang wanita muda. Karyawan pria terpesona karena lekuk tubuh dan aset besar yang terpampang itu, sementara karyawan wanita merasa cemburu pada sosok yang berjalan bersama atasan mereka.

"Turunkan pandangan kalian!" desis Vino dengan nada dingin. Banyak yang berbisik-bisik tentang Sea menyebutnya sebagai perayu ulung. Mendengar itu, David merasa darahnya mendidih. Ia berhenti, berputar, dan menatap tajam mereka yang berani menggunjing istrinya.

"Berani-beraninya kalian menyebut istriku penggoda!Kalian ingin mencari masalah, ya?"

Semua orang kaget saat tahu bahwa wanita yang mereka bicarakan ternyata adalah istri dari atasan mereka.

"A-ampun, Tuan. Kami tidak tahu kalau Nyonya adalah istri Anda!" kata salah satu dari mereka dengan nada takut.

David mendengus kesal. Wajahnya menjadi lebih lembut saat merasakan usapan halus di tangannya.

"Jangan emosi, sayang. Nanti mereka bisa ketakutan," bisik Sea den

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atik's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18

18

"Ah, yang benar saja, Yud!" seru Tia dengan nada tidak yakin.

"Betul, Nona. Sejak awal Sea datang kesini, dia hanya memanggil Tuan dengan sebutan 'bos'. Tuan sendiri yang melarang kami membicarakannya. Sepertinya hanya nona Sea yang tidak tahu siapa Tuan sebenarnya!" jelas Yudi, mencoba meyakinkan Tia.

"Aneh sekali. Mungkinkah ketenaran David sudah memudar sampai dia tidak mengenalinya, Yud?" tanya Tia sambil mengusap dagunya, berpikir keras.

"Tidak mungkin, Nona. Justru ketenaran Tuan semakin hari semakin meningkat pesat!" sanggah Yudi, membela Tuannya.

"Hhh, dasar! Bela saja terus Tuanmu itu, Yud. Bikin kesal!" gerutu Tia dengan wajah cemberut.

"Saya hanya melakukan tugas saya saja Nona Muda!",.

"Alasan. Sudahlah, sekarang ceritakan padaku kenapa gadis kecil itu bisa tinggal di kamarnya David. Bukankah selama ini makhluk dingin itu selalu melarang orang lain masuk ke kamarnya?" tanya Tia sambil menatap penuh selidik kearah Yudi.

"Kalau masalah itu hanya Tuan Muda yang bisa menjawab!"

Tia memutar bola matanya jengah. Lagi-lagi Yudi sangat melindungi privasi saudara kembarnya.

"Menyebalkan. Aku malas bicara denganmu Yudi. Lebih baik sekarang aku mengobrol dengan gadis kecil itu. Siapa tau kami bisa berteman dekat. Dia terlihat cukup menyenangkan untuk kesan pertemuan pertama kami tadi!" ucap Tia kemudian pergi dari sana.

Yudi tersenyum.

Sea mengembangkan senyum manis ketika wanita anggun itu mendekatinya lagi. Barulah ia teringat bahwa mereka belum saling memperkenalkan diri secara resmi.

"Ah, Nona cantik, kita belum sempat berkenalan. Namaku Sea!" kata Sea seraya mengulurkan tangannya.

Tia membalas uluran tangan itu dengan senyum menawan.

"Aku Tia," ujarnya.

Sea mengangguk, menyadari nama itu seindah pemiliknya.

"Berapa usiamu?" tanya Tia, menunjukkan rasa ingin tahu.

"Umurku 18 tahun sebentar lagi 20ahun," jawab Sea dengan terus terang.

"Ya ampun, aku tidak menyangka David seleranya anak muda. Hehe, nanti akan ku goda dia," pikir Tia dalam hati.

"Kalau kamu, berapa umurmu, Kak?" tanya Sea.

"Hampir 28 tahun. Ternyata kita terpaut usia cukup jauh ya, Sea!" jawab Tia sambil mengelus rambut Sea dengan lembut.

"Kalau begitu, bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan kakak?"

"Tentu saja boleh. Ehm, kamu masih sekolah?" tanya Tia.

Sea menggeleng perlahan.

"Tidak," jawabnya singkat.

"Kenapa? Bukankah seharusnya kamu masih kuliah di usia seperti ini?" tanya Tia, merasa heran.

Wajah Sea bersemu merah, merasa sedikit tidak nyaman untuk menjawab pertanyaan itu.

"Emm, begini Kak, sebenarnya aku tidak punya biaya untuk melanjutkan sekolah. Pendidikan terakhirku hanya sampai SMA," jawab Sea sambil menunduk karena malu.

Tia terdiam sejenak. Lalu, ia menatap Yudi, yang hanya membalas dengan anggukan.

Menyadari Sea merasa tidak nyaman dengan topik pendidikan, Tia segera mengubah arah pembicaraan. Ia berpikir akan menanyakan hal ini pada David nanti.

"Sea, sebelumnya kamu bekerja atau bagaimana?" tanya Tia.

Sea memberanikan diri mengangkat wajahnya setelah Tia mengganti topik. Ia merasa lega karena Tia tidak meremehkannya seperti orang lain.

"Dulu aku bekerja di restoran milik bos, Kak. Tapi sekarang sudah dipecat!" jawab Sea.

Sea tampak sedikit sedih.

Yudi berdeham pelan mendengar jawaban jujur Sea, yang justru membuat Tia semakin ingin tahu lebih banyak tentang gadis itu.

"Kenapa kamu sampai dipecat? Apa kamu melakukan kesalahan disana?" tanya Tia dengan nada menyelidik.

Sea menggelengkan kepalanya.

"Kata bos, sedang banyak penyakit menular, jadi dia tidak mengizinkan aku keluar untuk bekerja!" jawab Sea.

Tia tersenyum sinis. Alasan penyakit menular itu tidak masuk akal. Sudah jelas saudara kembarnya itu sedang cemburu pada Sea.

"Tapi tadi pagi bos memberiku pekerjaan baru sebagai karyawan di kantornya!" ucap Sea dengan mata berbinar.

"Oh ya? Pekerjaan apa itu?" tanya Tia dengan rasa ingin tahu yang besar.

"Jadi sekretarisnya bos, Kak," kata Sea.

Tia terkejut mendengar jawaban itu. Ia mulai merasa ada yang aneh.

"Lalu, apa pekerjaanmu disana?" tanya Tia.

"Menggambar!" jawab Sea dengan wajah polos.

Yudi berusaha menahan tawa melihat ekspresi bingung Tia. Ia yakin Tia pasti sangat terkejut melihat kepolosan Sea.

'Baru tahu aku kalau tugas seorang sekretaris itu menggambar. Kenapa aku merasa Sea ini sangat unik, ya? Kombinasi antara kebodohan dan kepolosan. Benar-benar unik. Sampai-sampai membuatku heran,'

Di luar...

David masuk ke rumah dengan tergesa-gesa setelah mendengar kabar bahwa adiknya baru saja tiba. Ia khawatir Tia akan menjahili Sea, mengingat betapa usilnya adiknya itu.

"Selamat datang, Tuan Muda!" sapa Yudi dan para pelayan menyambut kedatangannya.

David berhenti melangkah dan menatap Yudi dengan tatapan tajam.

"Aku tidak ingin mendengar kabar buruk, Yudi!" tegasnya.

Yudi mengangguk.

"Tidak ada kejadian buruk, Tuan Muda. Nona Tia dan Nona Sea terlihat cukup akrab tadi," lapor Yudi, berusaha menenangkan kekhawatiran tuannya.

David menghela napas lega. Untunglah adiknya tidak berbuat macam-macam.

"Hanya saja..."

David menahan napas. Ekspresinya berubah menjadi tegang saat menatap Yudi.

"Hanya saja apa?" tanyanya mendesak.

"Nona Tia hampir saja menyebut nama Anda di depan Nona Sea, Tuan Muda," jawab Yudi.

Hening.

David tertawa hambar. Tia memang tidak pernah berubah. Adiknya itu tidak akan pergi tanpa membuat masalah.

"Apakah Sea bertanya siapa Tia?" tanya David dengan rasa ingin tahu.

Yudi menggeleng.

"Tidak, Tuan Muda. Nona Sea mengira Nona Tia adalah penyewa kamar di rumah ini," jelas Yudi.

David tertawa lepas, sampai air mata keluar. Ia mengusap wajahnya, masih dengan sisa tawa.

"Hahaha... Pasti seru sekali melihat Tia dikerjai oleh kepolosan Sea!" ujar David di sela-sela tawanya.

Para pelayan ikut tersenyum melihat David begitu gembira. Mereka juga menjadi saksi betapa bingungnya Tia menghadapi Sea yang polos.

"Tuan Muda, sepertinya Nona Tia akan segera datang mencari Anda. Dia kelihatan sangat ingin tahu tentang Nona Sea," lapor Yudi, mengingatkan David.

Tawa David mereda. Ia berpikir sejenak.

"Biarkan saja. Asal Tia tidak merusak kepolosan Sea, kita tidak perlu terlalu khawatir. Yudi, tolong sampaikan pada semua orang, jangan ada yang menjawab pertanyaan Tia. Biar nanti saya sendiri yang menjelaskan siapa Sea," kata David.

David melangkah masuk ke dalam rumah.

Begitu Vino selesai memarkirkan kendaraan, ia segera menghampiri David yang sudah berada di ruang tamu, berdiri dalam keheningan.

"Tuan Muda, ada yang ingin saya laporkan—"

"Ssst, pelankan suaramu!" tegur David pelan, meletakkan telunjuk di bibirnya sebagai isyarat.

Vino mengangguk patuh, kemudian pandangannya beralih ke arah lain.

'Oh, jadi ini alasannya aku disuruh diam oleh Tuan Muda.' batinnya.

David dan Vino memperhatikan Sea yang berdiri mematung di depan sebuah foto keluarga yang terpajang di dinding ruang tamu yang sebelumnya memang tidak di pajang. Foto tersebut baru di pajang ketika para pelayan mendapatkan perintah dari Tia. Ada sesuatu yang aneh, namun terasa familiar bagi Sea dari potret itu.

"Kenapa wajah Nona di foto itu sangat mirip dengan Kak Tia, ya?" gumam Sea setelah terdiam cukup lama.

1
azka
👋
Uji Coba
Mr p
Uji Coba
dari awal baca sampai bab 21 masih ok. alur masih nyambung. semoga kedepannya tidak ada pelakor ya Thor. semangat nulisnya. aku akan setia padamu seperti David ya g setia pada Sea. wkwkwk.. ku tunggu dobel update setiap hari
Uji Coba: dari awal sampai bab 21 dibikin senyum-senyum sama tingkah Sea dan David. semoga kedepannya tidak ada drama pelakor ya Thor. tapi ya terserah author lah. aku akan setia padamu.. wkwkwk.. seperti David yang setia pada istri kecilnya yang agak oon.. Ups... bukan ngejek ya Thor, ya. 😍😍
total 1 replies
Uji Coba
🤣
azka
Sea bikin ngakak brutal🤣🤣
sabun
Sea Sea😎😎
sabun
semangat💪💪
Mama Farez
buatlah karya dengan fikiran sendiri jangan menjiplak karya orang lain..
karna cerita anda sama dengan orang lain yg judulnya istri kecil sang pewaris cuma yg beda cm nama tokohnya...klu gak percaya cb cek dia udah ada bab 2 hargailah karya orang tor ...
jangan asal ketik kasihan orang yg udah mikir2 eh gak tau udah d jiplak
baru 2
nice
baru 2
😍
baru 2
sangat puas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!