Penderitaan yang dialami Hana selama ini kini terbalas melalui Seorang perempuan yang dibawah oleh Suaminya untuk dijadikan Madu untuknya.
Dia tidak pernah menyangka Hidupnya akan berbeda dan Terlindungi oleh Madu yang dianggap sebagai saingan dan juga penderitaan.
Madunya Tidak hanya menjadi pelindung Tapi juga Bisa mengembalikan segala Yang dia miliki yang selama ini gdi kuasai suami dan juga keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Kayya memasang wajah ketakutan sekaligus khawatir, melihat itu Arman memeluk kayya dengan sayang dia tidak akan membiarkan ibu dan adiknya menyerang istri yang begitu dicintainya itu
"Kamu tidak usah takut, aku sudah menegaskan pada keluargaku, jika mereka berani macam-macam maka aku sendiri yang akan menangani dan menegur mereka".
Arman berusaha meyakinkan istrinya untuk tidak takut kepada keluarganya, dia sangat menyayangi perempuan yang ada diperlukannya ini, dia baru pertama kali mencintai seorang perempuan dan inilah dia sang istri
"Ya sudah, kita istirahat saja, kita harus pergi kerja besok, dan dokter akan datang besok pagi lagi".
Arman terlihat mengantuk setelah meminum air itu, entah mengapa Akhir-akhir ini dia selalu mengantuk dan tertidur pulas.
Kayya yang melihat itu tersenyum tipis melihat Arman yang sudah menguap dan memejamkan matanya.
"Kamu akan lihat bagaimana pembalasan yang sebenarnya Arman, kamu dan keluargamu telah merampas hidup seseorang yang tulus menyayangi kalian".
Keesokan harinya, Arman dan Kayya bersiap untuk ke kantor, Kayya sudah mengurus Hana sebelum yang lainnya bangun mulai dari memandikan, makan dan meminum obatnya, dia bahkan sudah menyiapkan segala sesuatu untuk kebutuhan Hana.
"Aku akan berikan kejutan pada Arman dikantor hari ini kak, kakak bersiap dirumah yah, kakak baik-baik dirumah".
Hana mengangguk tersenyum kemudian memeluk Kayya karena seharian ini Kayya akan sibuk di kantor sedangkan dirinya dirumah.
Saat mereka sarapan, Kayya menatap dia orang yang berada didepannya yaitu mertua dan iparnya.
"Aku tidak akan meminta banyak, tolong jangan dekati Hana, aku hanya tidak mau kalian celaka".
Dia sengaja memperingati keduanya karena dia tidak mau jika mereka tahu bagaimana keadaan Hana apalagi melakukan sesuatu yang fatal padanya, dia juga sudah memasang CCTV dikamar Hana untuk mengamankannya.
"Iya, dasar cerewet". Sembur Anita dengan kesal.
Arman hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia tidak mood untuk menghadapi ibunya.
"Terserah saja sih jika kalian tidak mau mendengar apa yang kukatakan, seru tuh kalau kalian dihajar orang gila".
Keduanya mendelik menatap tajam Kayya yang terlihat santai seperti tak peduli apa yang mereka tatap.
Setelah sampai dikantor Arman mengkerut kan keningnya karena dirinya langsung dipanggil oleh seluruh petinggi perusahaan.
"Maaf mas aku lupa jika hari ini, mas akan mulai memberi laporan pertanggungjawaban dan juga kinerja perusahaan, dan karena Wina masih sakit jadi semuanya dilimpahkan padamu".
Arman menghela nafas, sejujurnya dia belum siap dengan masalah ini, dia bahkan belum membaca laporannya sama sekali.
"Ayo kita masuk mas, sejam lagi kita ada meeting dengan mereka, mas duluan, aku akan ambil laporannya untuk kita pelajari".
Arman hanya mengangguk kemudian masuk kedalam ruang rapat untuk menunggu istrinya itu.
" Ini mas".
Kayya memberikan laporan itu kemudian berpura-pura membacanya, dia memang ingin membuat Arman malu karena disidang oleh petinggi perusahaan, dia sangat tahu kemampuan Arman dalam urusan keuangan.
Setelah semuanya berkumpul Arman pun disindir dan dipermalukan habis-habisan oleh mereka karena tidka becus menjabarkan apa yang ada di laporan itu.
"Kami akan bicara dengan ibu Hana untuk menggantikan anda pak Arman, anda sangat tidak kompeten untuk memimpin perusahaan, anda bisa membuat bangkrut perusahaan dan membuat kami rugi". Hardik salah satu pemilik saham di perusahaan.
"Jangan bicara sembarangan pak, anda tidak tahu apapun". Hardik Arman tidak terima.
Arman menatap mereka dengan penuh kesombongan seolah-olah dia yang memiliki perusahaan ini.
"Selama istri saya sakit, kalian tidak berhak melengserkan saya dari jabatan ini karena istri saya sendiri yang mengangkat saya, kalau kalian tidak suka, bisa cari perusahaan lain, saya tidak peduli".
Mereka langsung tertawa terbahak-bahak melihat sikap sombong Arman yang berbicara seenak jidatnya itu.
"Pak Arman, pak Arman, apa anda tidak tahu jabatan yang anda pegang itu sangat lemah, kami bisa melengserkan anda kapan saja jika anda tidak kompeten dalam mengurus perusahaan, ibu Wina sendiri yang mengatakan pada para pemegang saham saat itu jadi kami beri waktu anda memperlihatkan kinerja, jangan omong kosong".
Andre yang datang kerumah Hana kemarin kini terang-terangan menghina dan menjatuhkan harga diri Arman.
"Saya tidak terima kalian perlakukan seperti ini, kalian akan menyesal". Arman menggebrak meja dengan kasar sehingga membuat bunyi gaduh yang nyaring.
"Jaga prilaku mu tuan Arman, kami bisa membuatmu sekarang juga, anda harusnya bersyukur dan bercermin anda itu tidak ada kelebihan selain menumpang hidup dari istri anda, dasar lelaki parasit". Umpat salah satu dari mereka.
Arman meradang, matanya menyala dan penuh emosi, dia maju kemudian memukul Andre dengan kasar sehingga jatuh terjerembab.
"Dasar sialan, sudah kubilang tutup mulutmu". Umpat Arman menyerang Andre dengan membabi buta.
Arman langsung ditarik kasar oleh para pemilik saham yang lainnya
"Pak sudah, jangan lagi, anda bisa dalam masalah jika anda memukulnya seperti itu".
Arman menoleh dan menatap tajam istrinya karena tidak mendukungnya malah menceramahi dirinya.
"Kamu diam saja mereka menghinaku?? ". Ucapan dengan pelan.
"Aku hanya tidak mau terlihat jika terlalu peduli padamu mas, ini akan jadi masalah besar jika mereka tahu aku istrimu, bisa dipecat juga aku kalau kita ketahuan, kamu lihat sendiri mereka bisa semena-mena padamu, apalagi aku, terus kalau aku juga tidak kerja, kita mau makan apa?? ". Ucapnya sambil berbisik.
Arman kini mendengus kesal, perkataan istrinya itu ada benarnya juga.
"Wah.. wah.. kau punya nyali besar sekali tuan Arman, berani memukulku seperti ini, bersiap saja masuk polisi yah". Andre menyeringai sinis.
Rencananya dengan Kayya berhasil, dia tahu jika Arman tidak bisa mengendalikan emosinya jika ada yang menghinanya, itu sebabnya sejak tadi dia menghina Arman habis-habisan supaya dia bisa membuat laporan polisi
Mendengar itu nyali Arman langsung menciut, amarah yang dia tidak bisa kendalikan kini membuat malapetaka untuknya sendiri.
"Benar pak Andre, kita harus melaporkan kelakuan lelaki tidak tahu diri dan tidak tahu diri ini, dia hanya gembel yang beruntung diangkat dari jalanan oleh ibu Hana sampai bisa disulap seperti ini, tapi tetap saja, gembel tidan pernah bisa bersanding dengan kita yang memang terlahir kaya ini". Sinis dan ejek mereka.
Arman mengepalkan tangannya, mereka semua menghinanya karena semua yang dia miliki adalah pemberian Hana tapi mereka tidak pantas menghinanya seperti ini.
"Lihat saja, kau tidak akan lolos dari saya pak Arman, setelah ini polisi akan mencari anda". Ucapnya dengan penuh emosi.
"Ayo kita keluar". Kayya menarik lengan Arman yang terkepal,
Dia tidak mau Arman semakin membuat keributan, walau dia senang tapi itu sudah cukup membuat Arman jera.
"Sial, akan kubalas mereka semua". Umpatnya
mengasuh bagusnya
apakah dia adik yang hilang??