 
                            Sebuah kecelakaan membawa Sora Langi ke dunia kultivasi, bersama sistem kultivasi harem akankah dia bisa kembali ke bumi?   Sistem milik Sora tidak biasa, kalau mau jadi kuat harus sering melakukan kontak fisik dengan lawan jenis. Semakin intim kontak fisik semakin besar poinnya, akankah Sora mampu melangkah maju bersama sistem? 
 
(Ding! Pegangan tangan dengan lawan jenis, poin harem +...) 
(Ding! Berciuman dengan lawan jenis, poin harem +...) 
(Ding! Berpelukan dengan lawan jenis, poin harem +...) 
(Ding! Berhubungan i...., poin harem +...) 
Tentu saja, meski caranya absurd, Sora Langi pasti melangkah maju sambil mengumpulkan kecantikan di kanan dan kiri.  Anak tetua desa yang cantik tapi pemalu, ketua sekte yang tegas dan dingin, dewi perang yang ditakuti miliaran orang, semua akan menjadi miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYN02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
-
"Hah? Apa maksudmu? Dengan bahan sebanyak itu, sudah bagus kalau kamu bisa membuat sepuluh pil yang aku butuhkan."
Seketika Sora sadar kalau ternyata industri alkimia dunia ini sangat terbelakang.
"Apa aku bisa bicara empat mata denganmu?"
Yuki menyetujuinya tanpa berpikir. Dia menoleh melihat bawahannya lalu berkata, "Kalian keluar."
"Baik!" Anggota pasukan berkuda keluar satu per satu.
"Haruskah aku pergi?" tanya Melati.
Sora menggeleng. "Tidak, kamu bisa terus di sini bersama Paman."
Tetua desa mengangguk pelan.
Sora menoleh melihat Yuki. "Apa kamu bisa jaga rahasia?"
Yuki tersenyum cantik sambil mengedipkan mata indahnya. "Menurutmu?"
Sora merenung lalu mengangguk ringan. "Aku yakin bisa."
"Sudah pasti, bahkan jika nyawaku terancam, aku tidak akan membocorkan rahasia yang aku tahu."
Sora menghela napas lega. "Bagus, aku mau sedikit buka - bukaan denganmu. Jujur saja dengan semua bahan di dalam cincin ini aku bisa membuat ribuan pil ajaib."
Yuki terdiam seribu bahasa. Kalau ditanya antara percaya dan tidak percaya, Yuki pasti menjawab tidak percaya. Tapi mengingat siapa orang yang mengatakannya, mau tidak mau dia harus memikirkan ulang.
"Kamu benar - benar tidak terduga. Kalau informasi tentang kemampuanmu tersebar, kamu akan menjadi objek rebutan seluruh kekuatan yang ada di benua ini." Yuki menyentuh pelipisnya dengan wajah tak berdaya.
Sora terdiam seribu bahasa.
Melati dan tetua desa hanya mendengarkan tanpa maksud ikut campur dalam obrolan mereka.
Karena Desa Batu Putih adalah desa terpencil, mereka tidak memiliki banyak informasi tentang dunia luar khususnya soal kelangkaan alkemis.
"Selama tidak ada yang dengan sengaja menyebarkannya, aku pasti baik - baik saja." Sora mengatakan ini dengan yakin.
Yuki secara tidak langsung menangkap arti lain dari pernyataan Sora. 'Selama Yuki tidak menyebarkan informasi ini, Sora pasti baik - baik saja.' Kurang lebih begitu arti lain yang ditangkap Yuki.
"Tenang saja, aku tidak cukup bodoh untuk memprovokasi alkemis hebat sepertimu. Tapi kalau boleh jujur, kamu bisa mendapatkan segalanya dengan kemampuanmu."
"Sungguh?" Sora menyipitkan mata terlihat sedikit tertarik.
Yuki menganggukkan kepala dengan wajah serius. "Ya, kalau kamu menginginkan wanita cantik, akan ada ribuan pelamar setiap harinya. Kamu bisa memilih wanita paling cantik dari klan, sekte maupun kerajaan dengan bebas tanpa takut ditolak."
Sora sedikit tertarik dengan proposal semacam ini tapi dia tidak langsung menanggapi pernyataan Yuki.
"Dari caramu memandangku, aku tahu kamu adalah tipe pria yang suka mengumpulkan wanita cantik. Kalau kamu mau keluar, kamu bisa mengumpulkan tiga ribu wanita cantik dalam sekali jalan."
"Tiga ribu wanita, sangat banyak ya, apa di antara mereka kamu termasuk di dalamnya?" Sora tersenyum menggoda sambil melirik bercanda ke arah Yuki.
Wajah Yuki merona, dia menggeliat tidak nyaman lalu berkata dengan sungguh - sungguh. "Aku tidak tahu. Jujur saja kamu terlalu baik hingga membuatku berpikir ulang untuk menjual tubuhku demi membuat hubungan baik denganmu."
Sora kaget karena celetukannya ditanggapi dengan serius oleh Yuki. Bukannya membenarkan kesalahpahaman, Sora malah kembali menggoda.
"Jangan jual tubuhmu untukku, harusnya aku yang mengejar wanita cantik sepertimu." Sora tersenyum tipis dengan tatapan yang lembut.
Deg - deg!
Jantung Yuki berdebar, napasnya semakin cepat, dadanya naik turun sementara tubuhnya mulai terasa panas tanda sedang bergairah. 'Aku merasa aneh. Apa ini yang orang - orang sebut sebagai cinta?' Karena Yuki pertama kali merasakannya, dia jadi bingung sendiri.
Tetua desa merasa obrolan ini sudah melenceng jauh, jadi dia mengingatkan keduanya untuk kembali ke topik utama. "Nanti aja saling godanya. Sekarang kalian harus berdiskusi soal pil ajaib."
Yuki mengangguk dengan wajah memerah. "Betul juga."
Sora mengangguk lembut dan berkata, "Aku akan menggunakan semua bahan di cincin ini untuk membuat pil ajaib. Apa tidak masalah?"
Yuki kembali mengangguk masih dengan wajah memerah. "Tidak masalah. Soal pembagian pil ajaibnya."
"Bagaimana kalau dibagi setengah?"
"Eh?" Yuki tertegun dengan wajah tidak percaya. "Kamu yakin? Setengah bukan jumlah yang sedikit loh."
"Tentu saja, lagipula aku hampir tidak mengeluarkan modal untuk membuat pil ajaib."
"Tapi bukannya kamu harus menggunakan tenaga untuk meracik pil?"
Sora merenung sejenak kemudian menggelengkan kepala. "Soal itu kamu tenang saja, teknik alkimiaku spesial dan tidak butuh banyak tenaga. Bagaimana kalau kita bertemu besok untuk membagi pil ajaib?"
"Besok?!" Yuki berdiri dengan wajah luar biasa.
Sora tersenyum tipis memancarkan rasa percaya diri yang sangat besar.
Yuki terpana dan kembali duduk dengan wajah serius. "Baiklah, aku mengerti."
...
..
.
Bersambung...
 
                     
                    