Belum sempat mengucapkan salam, calina di tarik paksa masuk kedalam rumah.
"Kamu kerja apa pacaran calina." ucap mamah Tania di depan Kalingga.
"Mah tadi calina." perkataan calina tergantung di udara.
"Jangan banyak alasan kamu, "enak-enakan pacaran janji kamu pulang kerja mau mencuci pakaian calina."
"Iya mah calina masih ingat itu, "lepaskan mah tangan calina sakit."
"Jangan banyak alasan calina, "cepat masuk dan cuci semua pakaian kotor di dalam."
Calina belum sempat mengucapkan terima kasih sama lelaki yang sudah mengantarnya pulang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah sama anak saya
Ibu Retno melajukan mobil nya perlahan menyusuri ramai nya jalanan, yang di penuhi dengan pengendara lain.
"Alina kamu sudah punya pacar." tanya ibu Retno tiba-tiba.
"Pa_pacar bu, belum bu." jawab calina terbata-bata.
"Mau enggak kamu menikah sama anak saya alina." tanya ibu Retno.
Pertanyaan ibu Retno membuat calina sangat syok, kenapa tiba-tiba ibu Retno meminta calina untuk menikahi anak nya.
"Menikah bu." ucap calina.
"Iya menikah, saya mau kamu menikah sama anak saya Caisar." lagi-lagi calina di buat terpaku oleh ucapan bosnya.
"Tapi bu saya hanya orang biasa, "tidak pantas bersanding dengan anak ibu yang punya segalanya." ucap calina.
"Tidak masalah kami tidak mempermasalahkan ke adaan kamu, "yang saya mau kamu bersedia atau tidak."
"Saya enggak tau bu, saya bingung harus menjawab apa." ucap calina lirih.
"Kenapa bercandaan Renata malah jadi kenyataan." ucap calina dalam hati.
"Kamu tinggal bilang iya saja alina, "saya perhatikan kamu gadis yang baik alina." ucap ibu Retno.
"Saya pikir-pikir dulu ya bu." ucap calina.
"Saya kasih waktu kamu selama satu Minggu, dan jawabannya jangan sampai mengecewakan saya Alina."
Tidak terasa mobil ibu Retno sampai di rumah makan sederhana, ibu Retno turun dari mobilnya, perempuan parubaya itu masuk lebih dulu ke dalam rumah makan.
"Selamat siang ibu Retno, "silahkan duduk mau pesan apa." tanya pemilik rumah makan.
"Seperti biasa saya pesan 4 bungkus nasi sama lauknya." ucap ibu Retno.
"Baik tunggu sebentar."
Calina bertanya-tanya dalam hatinya. "kok ibu Retno terlihat sangat akrab sama pemilik rumah makan itu." ucap calina dalam hatinya.
"Calina sini duduk, "jangan diem saja di situ." ucapan bosnya membuat calina tersadar dari lamunannya.
"Iya bu." calina duduk di samping ibu Retno menunggu pesanan nya belum selesai di bungkus.
"Ibu ini anak nya." tanya si pemilik rumah makan.
"Ini calon menantu saya." ucap ibu Retno.
"Beruntung banget ibu dapet menantu yang Solehah seperti gadis yang duduk sama ibu."
"Aamiin semoga saja dia mau jadi menantu saya." ucap ibu Retno.
"Siapa yang akan menolak punya mertua baik seperti ibu Retno, "sudah baik enggak sombong lagi, makan nya selalu di tempat saya." ucap ibu Samirah pemilik rumah makan.
"Ibu Samirah bisa saja." jawab ibu Retno.
"Ini bu pesanan nya empat bungkus nasi sama lauknya."
"Semua nya berapa." tanya ibu Retno.
"Seratus ribu saja murah bagi orang ternama seperti ibu Retno."
"Ibu Samirah selalu melebih-lebihkan, "ini bu uang nya terimakasih." ucap ibu Retno.
Ibu Retno meninggalkan rumah makan langganannya, di ikuti calina dari belakang kedua nya masuk kedalam mobil milik ibu Retno.
Di perjalanan pulang Calina memberanikan diri untuk bertanya.
"Ibu sering makan di tempat tadi." tanya calina ingin tau.
"Iya dari saya baru menikah sama suami saya, "kami sering makan di sana, "dari jaman susah belum punya apa-apa sampai sekarang kami sekeluarga suka makan di tempat ibu Samirah." jawab ibu Retno.
"Memangnya kenapa." tanya ibu Retno.
"Enggak bu Alina cuma tanya saja, "ibu terlihat sangat akrab sama ibu yang tadi membuat saya penasaran, "ingin bertanya." ucap calina.
"Kami sudah saling kenal sejak lama, "jadi kami akrab seperti tadi, "ibu mau kamu jawab pertanyaan ibu yang tadi secepatnya." ucap ibu Retno.
"Alasan ibu apa, mau menikahkan anak ibu sama saya." tanya calina.
"Tidak ada alasan nya, "saya mau kamu jadi menantu saya udah cuma itu." ucap ibu Retno.
Calina diam mencerna ucapan ibu Retno sampai tidak terasa mobil yang di Kendari bos nya sudah sampai di parkiran toko.
"Alina ayo turun kita sudah sampai." ucap ibu Retno sambil membuka sabuk pengamannya.
Calina masih diam tidak mendengar ucapan bosnya. "Alina kamu enggak apa-apa." tanya ibu Retno sambil melambaikan tangan nya di depan wajah gadis cantik itu.
"Eh iya bu enggak apa-apa." ucap calina.
Calina turun dari mobil bosnya sambil membawa sekantong plastik makanan yang di beli tadi.
"Alina kamu bawa makanannya ke ruangan saya, "saya mau ke toilet sebentar." ucap ibu Retno.
"Oh iya bu." jawab calina.
Ibu Retno masuk lebih dulu kedalam toilet, calina membawa dua piring sama dua bungkus makanan di atas nampan.
"Re ini untuk kamu, "aku antar ini dulu ke ruangan ibu Retno." ucap calina.
"Terimakasih ca." jawab Renata.
Calina masuk kedalam ruangan bosnya, di dalam ruangan Caisar duduk sambil mengutak-atik layar ponselnya.
"Permisi pak, ini makanannya." ucap calina sambil meletakan nampan berisi makanan yang di beli tadi.
"Iya." jawab Caisar.
Calina hendak pergi dari ruangan bosnya, tapi Caisar menghentikan langkah nya.
"Tunggu." ucap Caisar.
Calina berbalik badan ke arah Caisar yang masih duduk di atas sofa. "tolong bukain makanan nya." ucap Caisar.
"Bapak bisa buka sendiri, "enggak perlu saya bukain." ucap calina.
"Saya anak dari bos kamu, "berani kamu sama saya." ucapan Caisar membuat calina tidak bisa berkata-kata, gadis cantik itu kembali berlutut di bawah meja membuka bungkus makanan yang Caisar perintah kan.
Dengan menghela napasnya calina meletakan makanan yang sudah di buka di atas piring.
"Ini tuan silahkan di nikmati, "saya permisi." ucap calina.
Caisar menyunggingkan bibirnya merasa puas sudah mengerjai calina, wajah gadis cantik itu sedikit berubah ada rasa kesal yang tak bisa calina ungkapkan.
"Silahkan tapi jangan lupa bawa kan saya minum." ucap Caisar.
Tidak lama pintu ruangan di buka, ibu Retno masuk kedalam ruangan pribadi nya.
"Alina kamu masih ada di sini." tanya ibu Retno.
"Saya baru mau keluar bu." jawab calina.
"Oh ya sudah makan dulu sana, "jangan lupa satu bungkusnya untuk Renata." ucap ibu Retno.
"Iya bu saya permisi." calina pergi dari ruangan bosnya, berjalan menghampiri sahabatnya.
"Ca kamu kenapa kok wajahnya di tekuk begitu." tanya Renata.
"Itu lelaki yang ada di ruangan bos kita, bikin kesel saja." ucap calina.
"Jangan terlalu benci ca, "nanti malah jadi benar-benar cinta." ucap Renata.
"Enggak akan, aku enggak mau cinta sama lelaki seperti itu." ucap calina.
Tiba-tiba terdengar suara deheman dari arah belakang calina, membuat ke dua gadis cantik itu terdiam. "mana minum saya." tanya Caisar.
"Tuh kan re." ucap calina berbisik.
"Sudah sana kamu ambilkan dia minum." ucap Renata berbisik.
Calina bangun untuk mengambil segelas air minum untuk anak bos nya.
"Ini tuan minum nya." ucap calina sambil menekan suara nya.
Caisar meraih gelas dari tangan calina. "aku di jodohin sama dia ya Allah enggak sanggup aku, "tiap hari harus berhadapan dengan lelaki seperti ini." ucap calina dalam hati.
"Hey kamu kenapa liatin saya, "kamu baru liat lelaki tampan seperti saya." ucap Caisar menggoda.
"Siapa lagi yang liatin anda, kaya enggak ada kerjaan lain saja." ucap calina sambil berjalan meninggalkan Caisar.
Renata di buat heran dengan wajah calina kembali di tekuk. "Ada apa ca." tanya Renata.
"Enggak apa-apa re, ayo kita makan lagi." calina dengan cepat menghabiskan makanannya sampai tidak tersisa, calina meluapkan rasa kesalnya dengan cara menghabiskan makanannya.
Ke dua sahabat itu sama-sama saling menikmati makanannya.