NovelToon NovelToon
Ipar Yang Jahat

Ipar Yang Jahat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ismi Sasmi

Aluna seorang gadis manis yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan pria pilihan keluarganya.Umurnya yang sudah memasuki 25 tahun dan masih lajang membuat keluarganya menjodohkannya.
Bukan harta bukan rupa yang membuat keluarganya menjodohkannya dengan Firman. Karena nyatanya Firman B aja dari segala sisi.
Menikah dengan pria tak dikenal dan HARUS tinggal seatap dengan ipar yang kelewat bar-bar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Sasmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 BERTEMU SINDI

"Jujur deh ! Mbak sebenarnya ada hubungan apa sih sama Mas itu ?" desak Fika penasaran.

Baru saja Billy pergi, Fika langsung menodongku dengan pertanyaan.

"Yee kepo..." ledekku.

"Gak kepo, Mbak. penasaran aja". Elaknya.

"Teman." jawabku singkat.

"Masa sih, Mbak ? Kok akrab banget ".

"Pasti akrab lah. Dia itu teman waktu Mbak SMA, Fik" jawabku berkelit.

"Tapi kan dia cowok, Mbak ?"

"Lho emang kenapa ? Gak boleh gitu temenan sama cowok ?" tanyaku heran.

"Gak gitu, Mbak. Cuma kayaknya ada something gitu diantara kalian".

"Maksud kamu ?" tanyaku dengan kening mengerut.

" Cara dia natap Mbak itu kayak dalam banget." jelas Fika.

"Sumur kali yang dalam, Fik." selorohku.

"Serius, Mbak." ucapnya meyakinkan.

"Halah, itu cuma perasaan kamu aja, Fik. Gak ada apa-apa kok. Mungkin karena kami lama tidak bertemu makanya dia natap Mbak gitu."

Fika menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Eh iya Mbak ! Hampir aja lupa. tadi pagi ibu nitip beliin 'pekasam'."

"Ya udah, nanti pas pulang sekalian kita ke pasar." jawabku.

"Sekalian jajan ya, Mbak." rengek Fika.

"Iya boleh."

"Asyik !" Fika bersorak girang.

"Ada apa nih ram banget ?" tanya Ika yang baru muncul dari dapur.

"Setelah kita tutup, kami mau jalan-jalan ke pasar. Kamu mau ikut ?" tanyaku.

"Gak deh, Mbak. Aku mau langsung pulang aja". Tolak Ika.

"Yakin gak mau ikut ?" tanyaku memastikan.

"Iya, Mbak. Aku mau langsung pulang aja. Udah kangen sama kasur kesayangan ". Kelakarnya.

***

Seperti janjiku pada Fika, setelah tutup kami langsung jalan-jalan ke pasar. aku membelikan 'pekasan' dan 'Jaruk Tarap' untuk ibu. Sementara Fika sedang antri membeli kue cincin.

Ketika aku sudah selesai dengan belanjaan ku, segera ku hampiri Fika di stand kue cincin.

"Belum juga, Fik ?" tanyaku.

"Belum, Mbak. Sebentar lagi." jawabnya sambil menyela peluh yang menetes di dahi.

Ketika tiba giliran Fika, seorang tiba-tiba menyerobot antrian. Fika yang melihat pun tentu saja sangat geram.

"Mbak, kalau mau antri dong ! Aku yang duluan. Jangan main serobot aja ! masa kalah sama bebek. Bebek aja bisa antri" tegurnya pada perempuan itu.

"Aku lagi buru-buru " jawab sewot.

"Suaranya kayak kenal" batinku. Aku tak melihat wajah orang itu. Karena posisinya ada di depanku.

"Mbak kira aku gak buru-buru ?" lanjut Fika tak ingin kalah.

"Halah kamu itu anak kecil berani sama yang tua." semburnya.

"Fik sudah !" ucapku merelai takut terjadi keributan.

"Dia tuh duluan, Mbak !" adu Fika dengan wajah cemberut.

Ketika perempuan itu berbalik, kami sama-sama kaget.

"Aluna !"

"Sindi !"

Tunjuk kami bersamaan.

"Mbak kenal ?" tanya Fika setengah berbisik.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

""Oh ternyata ini adik kamu. Pantesan. Ajarin deh sopan santun supaya gak kurang ajar" ketus Sindi.

Aku hanya diam malas menanggapi ucapannya.

"Bwt, dengar-dengar sekarang kamu janda ya ? Hemmmm kaciaan ! Masih muda udah jadi jendes. pasti kamu gak bisa ngurus suami ya, makanya di tinggalin". Lanjutnya dengan nada meledek.

Mendengar suara keras Sindi, sontak orang-orang menatapku. Aku yang di tatap seperti itu pun merasa risih.

"Ehh Mbak jangan kurang aja ya sama kakak aku !" ucap Fika mengacungkan telunjuk ke muka Sindi.

"Apa kamu nunjuk-nujuk !" geram Sindi sambil mendorong bahu Fika.

"Huh dasar janda gatel ! Gak tau diri !" teriak Sindi yang melihatku menjauh.

"Kok narik aku sih, Mbak ? Orang kayak gitu harus diberi pelajaran. Lemes banget itu mulut, pengen ku tampol. Beraninya dia ngomong sembarangan. Itu mulut gak pernah disekolahin apa" protes Fika dengan nafas menderu.

"Malu dilihatin orang, Fik. Gak penting banget ladenin orang kayak dia. Buang-buang waktu". Ucapku sembari mengusap punggungnya. Berharap amarahnya reda.

"Tapi aku gak terima Mbak di kata-katain kayak gitu. Seharusnya tadi Mbak biarin aja kami ribut. Kalau perlu ku Jambak rambutnya biar botak sekalian." dengus Fika.

"Fik, gak boleh gitu ! Mbak gak suka." peringatku.

Fika pun terdiam dengan bibir manyun.

"Mbak senang lho kamu bela Mbak. Itu artinya kamu peduli sama Mbak. Tapi gak perlu sampai mempermalukan diri kamu sendiri". Ucapku tulus.

"Aku gak suka Mbak dihina kyak gitu. Di depan umum pula." ucapnya sendu.

"Ya udah, kita pulang aja yuk ! Gak usah dipikirin lagi."

"Emang dia siapa sih, Mbak ? Songong banget jadi orang. Kok bisa sih Mbak kenal sama orang modelan gitu". Gerutu Fika.

"Dia teman sekelas Mbak dulu, Fik". Jawabku jujur.

Di perjalanan pulang tak hentinya Fika mengoceh tentang kekesalannya pada Sindi.

"Sindi....." gumamku lirih.

Setelah sekian lama tidak pernah bertemu pasca kelulusan sekolah, kini kami bertemu lagi. Mata itu terlihat masih memendam kebencian padaku. Entah apa salahku padanya.

Siapa sangka, kami yang dulu sedekat nadi sekarang sejauh mentari. Bukan ber say hello seperti teman lama kebanyakan, tapi lebih tepatnya ucapan tajam nan ketus yang dia lontarkan. Dia bukan seperti Sindi yang ku kenal saat pertama masuk sekolah dulu.

Dulu aku bersahabat dengan Tiara dari SD sampai SMP, setelah lulus SMP dia memilih melanjutkan ke SMK sementara aku melanjutkan ke SMA. Waktu pendaftaran itu lah awal mula aku kenal dengan Sindi. Ku kira dia sahabat yang baik, tak taunya.......

Ah sudahlah !

***

Sesampainya dirumah, kami disambut bapak dan ibu yang lagi santai minum teh di teras. Setelah mencium punggung tangan mereka takzim, kami pamit masuk kedalam untuk segera mandi.

Kami pun mandi bergantian. Karena hanya mempunyai 1 kamar mandi. Fika pun mempersilahkan aku untuk mandi lebih dulu.

Rasa seger terasa saat air mengguyur tubuh yang terasa lengket. Lekasku selesaikan ritual mandiku, karena sebentar lagi adzan magrib akan berkumandang. Ketika aku keluar dari kamar mandi, ternyata Fika sudah menungguku di depan pintu dengan cengiran lebarnya.

Karena hari ini aku sedang berhalangan untuk shalat, aku pun segera ke dapur untuk memasak. Mula-mula aku membuat sayur bening bayam dan labu. Setelahnya aku memasak oseng jaruk tatap. Dan terakhir menggoreng pekasan, tak lupa mengiris bawang yang banyak. Bau khas pekasan menyeruak di dapur.

"Sedaaaaappppnyaaa..." komentar Fika yang masuk ke dapur.

"Udah shalat, Fik ?" tanyaku sembari meletakkan semua masakan ke atas meja makan.

"Udah, Mbak". Jawab Fika sambil membantuku.

"Mbak udah shalat ?" tanyanya.

"Kan Mbak lagi datang bulan, Fik". Jawabku.

"Oiya, lupa Mbak." ucapnya.

Kami pun makan bersama setelah bapak pulang dari mesjid. Obrolan hangat pun menemani makan malam kami. Sederhana tapi sangat bermakna.

Selesai makan, Fika berikeras tak ingin ku bantu mencuci piring. Dia malah menyuruhku untuk segera istirahat ke kamar. Aku pun menurut. Sementara ibu dan bapak asyik menonton acara televisi.

Malam adalah waktu yang Kusuka. Karena aku bisa mengistirahatkan jiwa ragaku yang teramat lelah. Kadang ingin menyerah, tapi tak ada yang bisa ku harapkan. Terpaksa ku jalani meskipun tertatih. Rasa kantuk cepat menyapa membawaku ke alam mimpi.

1
kalea rizuky
q ksih bunga lagi nih biar nulisnya rajin
kalea rizuky
lanjut donk thor bagus lo ceritamu
kalea rizuky
gimana nasib mantan laknat thor
kalea rizuky
firman ttep. goblok biar aja dia jd duda karatan
kalea rizuky
up yg banyak thor q ksih bunga
Lala lala
pernah baca alur yg sama
Fan Compás Chivi Ans
Suka sama gaya penulisnya.
Yajaira Gaona
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Kakashi Hatake
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!