perjalanan seorang anak yatim yang berusaha menjadi pendekar untuk membalaskan dendam atas kematian pamannya karena perampokan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
membantu Panglima Satya
di tengah ke putus asaan Panglima Satya dan Putri Nirmala ,dari belakang putri Nirmala melesat satu sosok dengan kecepatan tinggi
traaang
traaang
" aaargh"
dua perwira yang mengeroyok Putri Nirmala terdorong beberapa langkah ke belakang,
" siapa kau!?" bentak Pangeran Amba ,yang kesal ada yang ikut campur urusannya
" aku Naga Beracun, tarik pasukanmu bila tak ingin menyesal " ucap Arya mengancam ,ia kebetulan datang pas di saat kritis.
" ha ha ha ,kau sendiri ingin mengalahkan kami!?" teriak Pangeran Amba mencemooh kepercayaan diri Naga Beracun.
" kau tahu mengapa aku di sebut Naga Beracun?" tanya Arya pelan. ia mengambil beberapa botol racun pelumpuh, juga obat penawarnya.
" pastinya kau hanya ingin mencari nama besar dengan mengambil nama yang menakutkan , padahal kau tak ada isinya " ucap pangeran Amba mencibir
" Seraaaang , bunuh dia!" teriak Pangeran Amba , ia merasa kesal harusnya putri Nirmala sudah berada di tangannya bila tak ada yang menghalangi
" kalau begitu , aku akan tunjukan , apa itu Naga Beracun" desis Arya. ia menyimpan pedangnya dan bersiap dengan pukulan tangan kosong .
Hiaaat
hiaaat
Empat perwira yang mengepung bergerak menyerang Arya ,Arya mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya .dan berkelebat di antara mereka sambil melemparkan racun pelumpuh nya di lingkungan prajurit kerajaan Matahari ,
" desh"
" desh"
" desh"
" desh"
"aaaaargh"
Empat perwira yang mengepung Arya terpukul mundur dengan jeritan menyayat hati,
" ah panaaas," keempatnya bergulingan saat racun yang memasuki mereka mulai menyebar.
" racun apa itu!" pangeran Amba melotot kaget , dan di belakang mereka satu persatu prajurit berjatuhan .
" tunggu!, bergabunglah bersamaku, aku akan memberikanmu kedudukan" ucap Pangeran Amba ketakutan melihat Arya dengan santai mengalahkan perwiranya yang ia ketahui berilmu tinggi
" aku tak butuh , itu, aku hanya ingin kerajaan tempatku di besarkan aman " desis Arya ,ia langsung melesat menyerang Pangeran Amba ,
" wuuut"
bugh
" aaaargh "
pangeran Amba menjerit kesakitan dan kejang kejang sebelum akhirnya ia tewas dengan seluruh badan memerah.
" pakai ini, tuan putri " ucap Arya sambil memberikan. sepotong baju karena melihat keadaan baju putri Nirmala compang camping.
" terima kasih," ucap putri itu malu, ia menatap sesaat pada wajah Arya yang memakai topeng naga .
ia seperti mengenal suara itu, namun ia ragu untuk mengatakannya.
" semuanya majuuuu!" ucap Panglima melihat banyak prajurit musuh berjatuhan .
" Panglima ,maaf jangan di bunuh semua, sandera saja ,mereka sudah tak bisa melawan " ucap Arya memberi jalan keluar .
" baik anak muda , terima kasih atas bantuanmu, tetapi, apa kau ada hubungan dengan Ki Branjang, si tapak Merah !" tanya Panglima Satya dengan menatap Arya penuh selidik, nama tapak merah menjadi momok yang menakutkan setelah kejadian pembantaian di atas jurang kematian, dan belakangan ini malah membentuk sebuah perguruan yang mengganggu keamanan kerajaan .
" aku tak ada hubungan dengan Tapak Merah, panglima , hanya saja bisa di katakan racun ini juga ku dapat dari dia " sahut Arya sambil mengepalkan tinjunya .
" aku berterima kasih padamu, tapi aku harus waspada terhadap orang luar, apalagi kamu memiliki ilmu beracun" ucap Panglima itu,
" aku mengerti panglima, ini pil untuk menyembuhkan , aku permisi" ucap Arya sambil melangkah pergi
" tunggu!" Satu suara lembut menahan gerakan Arya yang akan melangkah menjauh.
." ayah, dan kamu , kita bicara di tenda" ucap putri Nirmala, ia teringat akan ucapan Karyo tentang tubuh Arya yang beracun, dan suara itu masih ada nada yang ia kenal nada Arya tunangannya. ,walau pun kini terdengar lebih tegas.
" kenapa Nirmala?" tanya panglima Satya heran.
" nanti aku jelaskan, ayo " ucap putri Nirmala, panglima Satya setelah memberikan perintah pada para prajuritnya untuk mengikat para sandera dan tak menyentuh tubuh pangeran Amba dan kelima Perwiranya yang terkena racun mengikuti putrinya ke tenda milik mereka.
" maaf , tuan naga beracun, boleh kami melihat wajahmu?" pinta Putri Nirmala penuh harap, Arya terdiam dan menatap keduanya dengan perasaan bingung.
" jangan khawatir , kamu pasti punya alasan sendiri kenapa kamu memakai topeng, dan percayalah kami juga tak akan menyebarkan tentang siapa dirimu sebenarnya" ucap panglima Satya yang mengerti tentang kekhawatiran Arya.
" baiklah, putri , paman Satya " ucap Arya perlahan. Melepas topeng di wajahnya ,
" Kak Arya" putri Nirmala yang melihat itu langsung memeluk Arya, dan menangis di pelukan Arya.
" Maaf paman, aku menyembunyikan indentitas ku, ada yang harus aku lakukan " ucap Arya , tak enak hati
" kami mengerti, sekarang duduklah, ceritakan apa yang terjadi saat perampokan itu , dan kemana engkau selama ini?" tanya Panglima Satya.
Arya menghela napas panjang, di terdiam sejenak.
perlahan Arya menceritakan apa yang telah di alaminya selama ini, dari ia yang melarikan diri tetapi di serang harimau, di siksa dan di tawan oleh Ki Branjang dan Luwi anaknya karena tak mau di jadikan pelayan mereka , hingga akhirnya ia terjatuh di jurang, bersama Ki ludira , juga ia menceritakan tentang keadaan dirinya yang beracun , semua Arya ceritakan sedetail mungkin, hanya tentang cincin warisan sang guru yang ia tak ceritakan .
" Sekarang apa rencanamu?" tanya Panglima Satya,
" awalnya aku ingin mencari Teratai salju dan juga mencari informasi tentang ayahku panglima , apa panglima tahu di hutan mana ayahku menghilang ?" tanya Arya penuh harap.
" ayahmu, Brata Dewa menghilang saat mengejar musuh bebuyutannya di hutan tanpa jiwa, di perbatasan Kerajaan Bulan" ucap Panglima Satya memberitahukan tentang ayah Arya.
" aku ikut ya" Putri Nirmala tiba tiba bersuara,
" Mala, jangan , perjalananku sangat berbahaya ,kamu kembali ke Kerajaan nanti aku akan kembali ke Kerajaan setelah urusanku selesai" bujuk Arya ,
" ada satu yang mungkin kamu belum tahu Arya, " ucap panglima Satya sambil menatap Arya
" apa itu paman?" tanya Arya penasaran.
" kamu dan Nirmala sudah di jodohkan dari dulu. Apa kamu mengetahui nya ?" tanya Panglima Satya, Putri Nirmala tersenyum malu malu dengan menunduk.
" saya baru tahu ini panglima ," ucap Arya yang bingung menghadapi perjodohan yang baru ia ketahui.
panglima Satya masuk ke dalam kamar yang ada di tenda besar itu, tak lama ia keluar dengan sebuah catatan.
" bacalah" ucap panglima Satya memberikan catatan itu.
Arya membaca dengan teliti agar tak ada yang terlewati. ternyata itu surat pernyataan ayah nya bersama panglima Satya yang bila anak mereka akan di tunang kan bila lahir berlainan jenis kelamin, dan akan menjadi saudara bila sama jenis kelaminnya, dan itu artinya sebelum mereka lahir.
" paman , aku menerima dengan lapang dada, tapi apakah keluarga paman akan menerimaku?, aku sebatang kara, dan tak memiliki apa apa" ucap Arya sambil menunduk,
Putri Nirmala yang mendengar itu ,meraih Tangan Arya dan menggenggamnya
" aku yang akan menjalani hidup bersamamu, tak usah mempedulikan omongan orang lain " ucap Putri Nirmala tegas
" terima kasih , Mala, paman Satya" ucap Arya, kini ia merasa tak sendiri lagi, hanya saja ia harus segera menetralkan racun dalam dirinya , ia yakin bila cairan cintanya juga akan mengandung racun dan itu membahayakan pasangannya