Juanda Mahessa, 32 tahun, wajah tampan, dingin, tertutup serta kejam. ia adalah CEO muda Mahessa grup sekaligus pewaris tunggal. Prestasi yang luar biasa dan reputasi tanpa cela, membuatnya menjadi panutan dikalangan pebisnis dan wanita kalangan atas. Atas desakan sang kakek Solmon Mahessa yang mengharuskan juanda untuk segera menikah sebelum diusianya yang ke 32 tahun.
" Menikahlah dengan ku " kata Juanda, suaranya tenang namun penuh penekanan
" Apa kau mabuk? " Arumi Calista
" Aku serius, aku akan memberi mu uang 20 juta per bulan nya. kau hanya perlu menikah dengan ku " juanda Mahessa
Arumi tau ini gila, tapi ketika pilihan antara bertahan dalam kemiskinan atau mengambil kesempatan gila ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lembayung pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18
Keesokan harinya
Di meja makan, entah angin apa yang membuat juanda kini menjadi lebih sering ke dapur sejak arumi sakit. Saat ini, meja makan telah tersedia nasi goreng buatan juanda untuk sarapan pagi mereka. Meskipun juanda terlihat dingin dan datar, namun ia mempunyai sisi lain yaitu pandai memasak. Ya, meskipun masakan nya ala kadar nya saja.
Juanda menata piring di meja, lalu ia melihat arumi
"Sudah bangun, sarapan dulu" kata Juan
Dan arumi pun duduk di meja makan tanpa berkata sepatah kata pun
Dan tak lama kemudian, keluar lah lili dari kamar nya. lili tidur di kamar tamu yang ada di depan meja makan. lili mendekati meja makan itu
"Eh, kamu sudah bangun. Sini duduk sarapan dulu" ucap juanda sembari membukakan kursi untuk lili
Pandangan itu sungguh membuat arumi merasa aneh. Dirinya sebagai istri sah nya belum pernah ia diperlakukan seperti itu. Tapi mengapa wanita lain yang baru semalam sudah di layani Juan dengan lembut dan penuh perhatian.
Lili tersenyum manis kepada juanda sembari mengucapkan "terima kasih"
"Ini semua kamu yang masak" tanya lili lagi tanpa menghiraukan adanya arumi di situ.
"Iya, mana lah sebelum nasi nya dingin" sahut juanda juga ikut duduk tepat di depan lili. Sementara arumi duduk di sisi kanan nya. karena meja makan nya berbentuk segitiga empat
Arumi terus saja memperhatikan suaminya memperlakukan orang lain dengan lembut di rumah nya sendiri.
Sementara lili tersenyum sinis melihat arumi yang sama sekali tidak di hiraukan oleh suaminya
"Aku sudah kenyang, aku pergi kerja dulu" ucap arumi ketus dan pergi begitu saja
"Apa kau yakin sudah bisa bekerja" tanya juan
"Hm" satu jawaban singkat yang diucapkan arumi
"Ya sudah pergi lah, jaga diri mu jangan sampai sakit lagi"
Ucapan juanda itu sama sekali tak di hiraukan oleh arumi.
"Bagus lah, ada kesempatan untuk aku merusak rumah tangga mereka" gumam lili tersenyum sinis
"Apa aku boleh tinggal di sini sampai aku benar-benar dapat pekerjaan baru" tanya lili kepada Juan
"Boleh saja"
"Makasih"
Disisi lain
Arumi bukan nya pergi bekerja namun ia pergi ke penjara. Ia ingin melihat ayah nya yang kini mendekam di penjara
Dan setelah arumi sampai di penjara, ia di izinkan untuk mengunjungi ayah nya namun hanya lima belas menitan saja
"Ayah, gimana kabar ayah, apa ayah baik-baik saja" tanya arumi saat mereka telah bertemu
Arumi memegang tangan ayah nya, namun seketika Lukman menarik tangan nya
Arumi terlihat sedikit kecewa
"Pulang lah, tidak ada lagi yang harus kita bicara kan" ucap Lukman membuang muka nya ke samping
"Tapi kan aku masih anak ayah"
"Anak ayah sudah lama meninggal dunia"
"Ayah!!"
"Pergi lah dan jangan pernah untuk datang ke mari lagi"
"Tapi---"
"Pak polisi, saya sudah selesai dan suruh nona ini pulang"
Dan pak polisi itu pun datang lalu menyuruh arumi pergi
"Mari mbak silah kan keluar" usir petugas polisi tersebut
Dan akhirnya arumi pun terpaksa keluar
Di depan penjara, arumi terdiam tidak tahu harus kemana dan berbuat apa lagi.
"Apa yang harus aku lakukan saat ini" ucap nya pelan terdengar lirih
Dikantor
"Apa jadwal ku hari ini" tanya juanda kepada sang asisten
"Jam sebelas nanti ada klien dari luar kota dan akan membahas tentang proyek yang akan di bangun bulan depan" Ardi membacakan jadwal kerja harian juanda
"Dan di jam dua nya akan diadakan rapat dewan direksi"
Satu persatu Ardi membacakan jadwal kerja nya juanda
"Ya sudah ke luar lah dan panggil kan arumi suruh dia kemari"
"Baik pak"
Ardi mendatangi bagian keberhasilan dan bertanya kepada leni selaku kepala kebersihan
"Bu leni, arumi di suruh menghadap bos besar sekarang juga" ucap Ardi
"Maaf pak ardi, arumi hari ini tidak masuk kerja"
"Apa, tidak masuk kerja"
"Iya pak"
"Ya sudah kalau begitu"
"Iya pak"
Maka ardi pun kembali menghadap juanda
Pintu diketuk dan ia pun masuk
"Maaf pak Juan, nyonya arumi tidak masuk hari ini"
"Arumi tidak masuk kerja"
"Iya pak"
"Ya sudah pergi lah"
Setelah Ardi keluar, juanda mulai berfikir kemana pergi nya arumi
"Kemana pergi nya dia?" Juan penuh tanda tanya
Berhubung karena jadwal jam kerja juanda hari ini begitu padat, maka ia tak sempat mencari arumi
Hingga malam hari pun menjelma
Kini juanda telah berada di apartemen nya. Namun ia masih belum melihat adanya sosok arumi dirumah
"Apa arumi sudah pulang" tanya juanda kepada lili yang saat itu sedang duduk manis menonton televisi
"Arumi, belum"
"Kemana dia" gumam juanda
Jam pun sudah hampir larut malam, namun arumi masih belum juga pulang.Berkali-kali juanda mencoba menghubungi arumi, namun handphone arumi seperti nya tidak ada baterai.
Melihat Juanda yang sedang duduk di sofa, lili pun mendekati nya dan duduk tepat di sebelahnya
"Kamu kenapa sih, kok kelihatan nya sedang ada maslaah" lili mencoba berbasa basi meskipun itu tak penting
"Sudah malam, kenapa kamu belum tidur, tidur lah" juanda sengaja mengalihkan pembicaraan nya
"Aku belum ngantuk, aku masih mau nemenin kamu"
"Ya sudah terserah kamu saja"
Di tempat lain
Sedari tadi arumi hanya duduk termenung memikirkan nasib nya ke depan. Ia tak tau dengan perasaan di hati nya saat ini. Ia tau kalau pernikahan nya hanyalah pernikahan di atas kertas. Namun seiring berjalannya waktu, perasaan itu sedikit demi sedikit mulai tumbuh dengan sendirinya. Ingin menolak, tapi kenyataan nya terlalu jelas kalau arumi sudah mulai menyukai juanda suaminya sendiri.
"Apa yang harus aku lakukan. Apakah aku harus mempertahankan dan memperjuangkan cinta ini?" gumam nya diam dalam hati
Namun tiba-tiba hujan pun turun rintik-rintik. Arumi pun mulai berjalan pulang ke apartemen nya. Dimana di rumah itu masih ada lili, wanita yang masih belum ia ketahui siapa sebenarnya ia dan mengapa juanda membawa nya pulang ke apartemen mereka.
Setibanya di depan apartemen, bel pintu pun berbunyi. Arumi telah pulang. Juanda yang saat itu telah tertidur di sofa, langsung membukakan pintu saat mendengar bel berbunyi
Saat pintu di buka, kedua mata mereka saling beradu pandang. Tak ada kata yang terucap. lima detik berlalu akhirnya arumi pun masuk begitu saja melewati juanda yang masih terdiam bengong tak tau harus berkata apa pun.
Juanda sendiri masih bingung dengan sikap arumi hari ini. Dan akhirnya malam itu di lewatin seperti biasanya
Dan keesokan harinya, lili lebih awal bangun dari biasa nya. Ia mulai sibuk di dapur. Hari ini ia ingin membuat kan sarapan spesial buat juanda, yaitu bubur nasi ayam suwir
Setelah berkutat hampir lima belas menitan, akhirnya lili pun menyelesaikan masakan nya.
Aroma bubur ayam membuat harum se isi ruangan. Juanda yang baru saja keluar dari kamar nya pun bisa mencium harum nya bubur ayam itu
"Harum sekali, apa kamu yang masak" tanya Juan mendekati meja makan
Lili yang tengah menata makanan pun menjawab "sengaja aku masak buat kamu"
Ucapan lili itu tanpa sengaja terdengar kan oleh arumi yang baru saja keluar dari kamar nya
"Arumi sarapan dulu" panggil juanda saat ia melihat arumi yang hendak melangkah pergi
"Aku sarapan di luar saja" katanya terdengar menghindar
"Ak---"
Kalimat juanda menggantung karena lili memotong nya
"Sudah lah jangan dipaksain kalau dia nggak mau sarapan"
Mendengar kalimat itu, hati arumi seperti nya terbakar panas. Ia membalikkan badan nya dan berjalan menuju meja makan lalu ikut sama duduk.
Cara makan arumi terlihat seperti sedang marah.
"Ada apa lagi dengan nya hari ini. Apa kah dia sedang datang bulan. Kata orang-orang, jika wanita sedang dalam PMS, sikap nya akan marah-marah terus" gumam juanda dalam hatinya
Nemu lagi bela ketiga.
ini udah bela ketiga yang ku temukan sifatnya menjengkelkan.
yang satu, sok polos, yang satu nganu, yang ini lagi minta tas baru.
beli sendiri/Right Bah!/