Sebuah kisah asmara dia orang anak remaja yang sudah berjalan hingga 2 tahun lamanya. Perjalanan cinta yang indah tapi retak di tengah perjalanan.
Dihadapkan dengan cinta baru oleh kehadiran orang yang baru. Perasaan yang dulu membara kini terasa hampa dan dingin.
Mampukah mereka mempertahankan kisah cinta mereka yang retak menjadi utuh. Atau melepaskan demi cinta baru yang membuat mereka bahagia. Mari kita ikuti kisah cinta mereka. Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marya Juliani Jawak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Isi Hati Herlina
Sesampainya di perpustakaan, Permata dan Herlina serius belajar dan menyelesaikan beberapa tugas mereka. Di tempat ini mereka sedikit tenang karena tidak boleh ada keributan maupun suara berisik yang dapat mengganggu kenyamanan seseorang.
Siang datang menyapa, meninggalkan Permata dan Herlina berdua di perpustakaan. Yang lainnya sedang ishoma. Herlina menatap wajah tenang Permata yang sedang fokus membaca. Banyak pertanyaan yang mengganggu pikirannya saat ini.
Dia manusia kan? Kenapa dia bisa setenang ini?
Aku aja masih sedikit kesal dan kepikiran kenapa gak aku sobek aja muka sombong mereka tadi
Dia memang setenang ini atau pikirannya juga sedang ikut kacau?
Sebenarnya lo ini siapa Per? Banyak sifat lo yang gue sendiri gak bisa pahami. Tapi gue harap lo tetap tulus bersahabat dengan gue.
Gue sayang lo, lo udah gue anggap seperti diri gue sendiri Per. Sehat selalu ya.
...----------------...
Akibat kejadian yang sudah berlalu, Herlina dan Permata semakin dekat dengan Ivana dan Dini serta beberapa tingkat tiga lainnya. Disisi lain geng Melati tidak berani mengusik Permata, kecuali Caca, Melati, dan Misel. Mereka menunggu waktu yang tepat untuk menjatuhkan Permata.
"Permata, hari ini praktek dimana?" Tanya Ivana menunggu Permata yang sedang bersiap untuk praktek
"Bagian keuangan kak. Kenapa kak?"
"Oh gapapa sih. Cuman tanya aja."
"Oh.... Oke." Jawab Permata melanjutkan persiapan dirinya berangkat dinas.
"Per?" Tanya Ivana kembali
"Ia kak?" Jawab Permata mulai kesel.
"Bagaimana perasaan kamu terhadap Valdo?" Ivana mengamati ekspresi Permata. Tapi Permata tampak biasa aja.
"Biasa aja kak. Emang kenapa kak?" Tanya balik Permata
"Ya gapapa. Cuman nanya aja. Valdo kan ganteng, pintar, cool, baik. Apa kamu gak ada perasaan sedikit pun samanya?"
"Tidak ada." Jawab singkat Permata. Ia sudah selesai dengan persiapannya.
"Oh ia, aku ke depan dulu ya kak." Pamit Permata meninggalkan Ivana di asrama mereka.
"Oh ia. Hati - hati. Semangat ya." Senyum Ivana memberi semangat pada Permata.
"Lin, aku praktek dulu. Titip tugas aku ya. Kalau udah ACC dosen simpan aja di meja belajarku." Pamit Permata pada Herlina.
"Oke. Semangat."
Ivana datang ke asrama adean karena ada urusan untuk bertemu Herlina. Mereka akan pergi ke ruang rapat bersama, membahas kegiatan porseni yang akan dilaksanankan bulan depan bersama anggota yang lain.
"Her, kita juga pergi ke ruang rapat sekarang yok." Ajak Ivana dan mereka jalan menuju ruang rapat.
"Her, Permata asli anak sini ya?" Tanya Ivana memulai percakapan.
"Ia kak. Dia asli dari sini. Lahir sampai kuliah di daerah sini. Kenapa memangnya kak?" Tanya Herlina penasaran.
"Enggak kakak merasa aneh aja gitu. Kan Permata anak sini, tapi jarang kak lihat dia keluar dari asrama. Entah main sama teman nya atau pulang ke rumahnya gitu." Penasaran Ivana akan Permata.
"Katanya malas kak. Daripada pulang mending dia di asrama. Kakak tau lah Permata agak aneh."
"Ia sih. Aneh. Padahal hubungannya sama keluarganya harmonis kan. Kalau kakak jadi Permata, kalau bisa setiap ada kesempatan kakak pulang."
"Ia sama kak. Aku juga kalau bisa tidur di rumah, udah tidur di rumah aku."
"Tapi kamu pernah ke rumah Permata?"
"Belum kak. Kemungkinan nanti libur semester aku nginap di rumah Permata. Maklum lah ya kak. Asal ku di ujung pulau." Tawa Herlina mengingat keluarganya jauh dan dia cuman sendirian di kota ini tanpa ada sanak keluarga.
...****************...