Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Sedangkan di tempat Daffa acara berlangsung begitu meriah, semua bertepuk tangan saat Daffa sudah memasangkan cincin di jari Clarissa.
Begitu juga dengan Clarissa dia tersenyum bahagia saat Daffa memasangkan cincin, dia juga memasangkan cincin di jari Daffa dengan bahagia. Kedua orang tua mereka masing - masing ikut bahagia melihat putra dan putri mereka sudah melangsungkan pertunangan.
Aurora sebagai adik Clarissa mendekat kearah sang kakak untuk mengucapkan selamat.
"Selamat ya kak. Rara ikut bahagia saat lihat kakak bahagia." ucap Aurora dengan memeluk sang kakak.
"Makasih Ra." jawab Clarissa dengan senyum mengembang.
Arvin menatap tak percaya dengan apa yang di lakukan oleh daffa dia memikirkan bagaimana malu nya keluarga Vania saat pria yang di tunggu tak kunjung hadir.
Vania yang menggunakan taksi berhenti tepat di depan gedung di mana acara pertunangan diadakan, dengan jantung berdebar, suhu tubuh terasa panas dingin Vania mencoba memberanikan diri untuk melangkah masuk kedalam gedung. Suasana pesta yang meriah dengan dekorasi yang begitu mewah dan terdengar alunan musik serta suara semua orang terdengar jelas.
Vania masuk dengan tubuh gemetar Vania dia menelan ludah saat melihat Daffa berdansa dengan seorang wanita. Air mata nya turun begitu saja tanpa di minta.
Arvin yang melihat keberadaan Vania di dalam gedung pesta pertunangan Daffa terkejut saat dia melihat Vania terdiam menatap kearah Daffa, Arvin langsung mendekat kearah Daffa dan menyuruh musik untuk berhenti. Semua orang merasa heran saat musik berhenti. Daffa terkejut saat melihat Vania berdiri tak jauh dari dirinya.
"Va- Vania." suara Daffa bergetar saat melihat wajah cantik itu yang terdiam memandang diri nya dengan mata yang menahan air mata.
Daffa langsung melepas pelukannya dari Clarissa membuat Clarissa merasa heran dengan perubahan sikap Daffa. Daffa mendekat kearah Vania dia ingin menjelaskan semua nya jika dia terpaksa.
"Van saya bisa jelasin." ucap Daffa.
Mata Vania melihat sosok sabahat nya aurora yang berada di dekat kakak nya. Dia tak percaya jika sahabat nya tega menyakitinya juga.
"Vania." bisik Aurora di dekat sang kakak saat kakak nya bingung dengan kehadiran orang asing.
Clarissa langsung menatap kearah adik nya saat mendengar nama Vania. Dan Aurora mengangguk.
"Mau jelasin apa Daf! Semua sudah jelas di depan mata. pesta megah dengan kehadiran semua keluarga kamu dan keluarga wanita. Apalgi yang harus di jelasi. Saya tau saya hanya gadis miskin ayah saya hanya seorang pegawai rendahan bukan bearti kamu bisa mempermainkan perasaan saya. 4 tahun Daf, 4 tahun saya mencoba sabar di saat orang bertanya apa saya pernah di bawa kerumah kamu, apa saya pernah di bertemu dengan kedua orang tua kamu saya hanya tersenyum saat orang bertanya ini dan ini, Saya berusaha menganggap jika memang kamu belum siap. Tapi bukan ini yang saya harap kan jika memang kamu sudah tak cinta lagi dan rasa itu sudah hilang bilang Daf."
Daffa hanya bisa terdiam menatap wajah cantik Vania yang berusaha menahan air mata nya agar tak jatuh.
"Kamu tau ayah saya pasti sedang di permalukan atas semua yang kamu lakukan tega kamu sama saya, salah saya apa Daf sampai kamu sekejam ini melukai perasaan saya dan mempermainkan saya dan ayah saya." Vania masih berusaha menahan tangis nya hingga mata nya memerah. Dia tak ingin terlihat hancur di hadapan orang - orang yang sudah mempermainkan perasaan nya.
"Vania saya benar - benar mencintai kamu. Saya terpaksa melakukan ini. Saya mencintai Clarissa dan saya juga mencintai kamu Van." ucap Daffa.
PLAK...!
Satu tamparan di dapat oleh Daffa dari Vania dia yang dulu lembut berubah kasar saat hati nya sudah di lukai begitu dalam.
"Cinta kamu bilang. Apa ini yang kamu bilang cinta! Bertunangan dengan yang lain. Ternyata saya salah mengira saya kira saya yang kamu cintai ternyata bukan saya, tapi orang lain. Saya yang terlalu bodoh hingga tertipu dengan semua ucapan mu."
Kedua orang tua Daffa dan kedua orang tua Clarissa mendekat, hingga Vania bisa mengenali siapa wanita yang memeluk memeluk putri nya.
"Ibu." batin Vania.
Dia menatap tak percaya jika wanita yang ada di hadapan nya adalah ibu kandung nya yang saat usia dia 5 tahun sang ibu pergi meninggalkan nya dengan seorang pria kaya raya.
"Ada apa nak Daffa siapa dia?" Tanya Yunita ibu Clarisa.
Yunita ibu kandung Clarissa adalah ibu kandung Vania Clarissa yang sudah tega meninggalkan Vania dan ayah Vania di saat usaha Herman bangkrut.
"Iya nak ada apa ini? Siapa dia kenapa dia datang membuat keributan di acara pertunangan kamu?" tanya ibu Daffa.
"Dia Vania, mah! Dia calon tunangan Arvin, dia salah sangka Daffa datang kerumah nya untuk meminta dia menerima Arvin." ucap Daffa.
"Arvin kamu kenapa tidak bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan nak. kami tidak pernah mengajari kamu mempermainkan wanita." ucap Elmira ibu Daffa.
Arvin terkejut saat diri nya yang di jadikan tumbal oleh Daffa. Sedangkan Vania menggeleng tak percaya dengan ucapan Daffa. Vania tak tahu harus berkata apa hati nya sakit dan hancur dia hanya memikirkan bagaimana malu nya ayah nya saat ini.
"Daf kapan sa." ucapan Arvin berhenti saat Daffa menatap nya dengan tatapan memohon.
"Maaf sudah membuat keributan di acara pesta pertunangan kamu. Selamat semoga kamu bahagia dan tak merasakan apa yang saya rasakan." ucap Vania.
Vania memilih pergi dari hadapan semua orang karena dia melihat ibu kandung nya yang selama ini tak ingin dia lihat. Yunita tak mengenali siapa Vania dia melupakan anak kandung nya dari suami pertama nya.
Setelah kepergian Vania, pesta kembali di mulai lagi. Daffa mendekat kearah Arvin saat suara musik sudah terdengar lagi.
"Vin maaf saya jadi melibatkan kamu! Saya mohon jaga Vania untuk saya. Setelah acara selesai dan suasana tenang saya akan bujuk Vania lagi." pinta Daffa.
"Dengar Daffa. Vania bukan barang kamu sudah membuang nya kan dan saya yang akan meratukan dia. Kamu sendiri yang bilang jika dia tunangan saya." ucap Arvin yang terlanjur sakit hati saat Daffa mengatakan jika dia adalah tunangan Vania.
******
Dirumah semua orang sudah mulai bertanya - tanya tentang kapan acara di mulai.
"Pak Herman ini gimana sudah jam 12 siang kapan acara nya di mulai atau jangan - jangan Vania di tipu." ucap salah satu tengga.
"Sabar bu, ibu. Vania pasti datang bersama dengan calon tunangan nya." ucap Pak Herman menenangkan para tamu undangan.
Sedangkan Vania duduk di pinggir jalan dengan air mata. Makeup nya sudah luntur karena menangis dia menangis bukan karena di khianati oleh Daffa saja. Tapi dia menangis karena membayangkan wajah sang ayah. Vania berjalan menyusuri jalanan sepanjang jalan air. mata nya terus mengalir dia tak. perduli dengan tatapan orang yang ada di jalan hingga akhirnya saat pukul 1 siang dia sampai dengan wajah yang penuh air mata.
"Ayah...!" panggil Vania.
Pak Herman dan semua tamu yang masih tersisa menatap kearah suara dan mereka terkejut saat melihat penampilan Vania yang berantakan, Makeup yang luntur dan wajah berurai air mata.
kan kalian sepasang kekasih
Dasar daffa lelaki brengseknya gak ketulungan😠😠😠😠
mau Sam Vania,tapi tidak mau melepaskan anak manja itu
dan rakus
untung z Arvin keburu datang,, nikahin Vania Vin,, Vania udah minum obat buat P*r*n*s*ng, kasian dia takutnya malah tersiksa,,,
Arvin lg luka z bisa²nya ya curi² kesempatan/Facepalm/ btw Arvin harus bangga loh karena dia pria pertama yg bisa cium Vania/Chuckle//Chuckle/
siapa ya kira² yg mau culik Vania??Daffa kah??
yakin bgt si pasti orang tuanya si Daffa gak bakalan merestui hubungan kalian.