NovelToon NovelToon
Pembalasan Penulis Licik

Pembalasan Penulis Licik

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Romansa Fantasi / CEO / Nikah Kontrak / Fantasi Wanita / Gadis nakal
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Alensvy

Bijaklah dalam memilih tulisan!!


Kisah seorang penulis online yang 'terkenal lugu' dan baik di sekitar teman-teman dan para pembaca setianya, namun punya sisi gelap dan tersembunyi—menguntit keluarga pebisnis besar di negaranya.

Apa yang akan di lakukan selanjutnya? Akankah dia berhasil, atau justru kalah oleh orang yang ia kendalikan?

Ikuti kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembalasan Penulis Licik 18

...****************...

Pelukan itu perlahan mengendur, terasa mulai kehilangan hangatnya. Aresya mulai sadar, napasnya yang tadi tersengal kini berusaha tenang meski masih tersisa sisa-sisa ketakutan yang bersembunyi di sudut matanya. Perlahan, ia mendorong tubuh Arion menjauh. Lembut, tapi cukup memberi jarak.

"Maaf," katanya lirih, tersenyum kecil meski jelas terlihat betapa senyuman itu tak benar-benar berasal dari ketulusan. Lebih seperti tameng, penutup dari sesuatu yang tak ingin dibicarakan.

Ia bangkit, gerakannya ringan namun tergesa. Seolah ingin segera pergi sebelum dirinya sendiri terbaca terlalu dalam. Namun, belum sempat langkahnya mencapai pintu kamar, tangan Arion lebih dulu menangkap pergelangan tangannya.

"Aresya." Suara Arion dalam dan pelan, tapi mengandung ketegasan yang sulit dihindari.

"Kamu punya trauma dengan suara keras?"

Aresya menoleh sekilas, namun tak benar-benar menatap mata pria itu. Ada jeda di sana, sekejap diam yang terlalu lama untuk disebut wajar. Kemudian ia menggeleng pelan. Senyum tipis terbit lagi di wajahnya, kali ini lebih kaku dari sebelumnya.

“Enggak. Aku cuma... terpikir satu adegan dalam karyaku. Iya, hanya itu,” jawabnya, cepat dan gugup. Terlalu cepat, terlalu gugup, hingga rasanya lebih seperti alasan daripada penjelasan.

Tangan Arion masih menahannya, seolah enggan melepaskan sesuatu yang belum sempat ia pahami. Tapi Aresya dengan lembut menepisnya. Lalu berjalan menuju kamarnya dan menutup pintu tanpa suara, meninggalkan Arion sendirian di ruang tengah yang hening.

Arion berdiri mematung. Tatapannya terarah pada pintu yang kini tertutup rapat, namun pikirannya jauh menelusuri kemungkinan-kemungkinan yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan.

Ada yang disembunyikan wanita itu.

Dan ia semakin yakin, pernikahan kontrak ini menyimpan lebih banyak misteri daripada yang pernah ia bayangkan.

...****************...

Di kamarnya yang temaram, Arion bersandar di tepi ranjang. Jemarinya menggenggam rambut sendiri, menarik kasar hingga rasa panas menjalar ke kulit kepalanya. Napasnya berat, keluar dalam hembusan panjang yang terasa menyesakkan dada.

Kepalanya dipenuhi oleh bayangan Aresya. Wanita itu... sejak awal selalu membuatnya berada di posisi sulit. Menggodanya tanpa ragu, membiarkan gaun tipis menempel di kulitnya, menatap dengan mata penuh tanda tanya—namun bersikeras bahwa semua itu bukan kesadarannya sendiri.

Sleepwalking, begitu katanya. Sebuah kebiasaan aneh yang membuat Arion ragu apakah dirinya sedang dijebak... atau justru sedang diuji.

Lalu ia teringat malam itu. Saat tubuh mungil Aresya berjalan pelan ke arahnya dalam kegelapan, bibirnya setengah terbuka, napasnya teratur namun kosong.

Saat itu... ia cium wanita itu dengan kasar, terbakar oleh hasrat dan emosi yang tak terjelaskan. Dan Aresya menangis setelahnya. Tangis yang membuatnya terdiam di sofa, seperti pria biadab yang tak tahu batas.

Dia menutup mata erat-erat. Kata-kata mamanya terngiang—tentang Aresya yang baik, lembut, dan tulus. Tapi apa benar wanita itu seperti yang ibunya bilang? Atau semua ini hanyalah topeng, permainan yang perlahan menelannya bulat-bulat?

"Ini gila," gumamnya, nyaris seperti erangan pelan. Lalu ia kembali menggeram, lebih kepada dirinya sendiri.

"Sial..."

Ia tertawa kecil, getir dan dingin. Lalu menunduk, menatap lantai yang tak bisa memberinya jawaban.

Wanita itu seperti teka-teki. Dan ia... pria yang terlalu angkuh untuk mengaku bahwa ia mulai tertarik menyusunnya satu per satu.

...****************...

Pagi menyelinap perlahan, membawa aroma mentega yang meleleh di atas wajan dan harum kopi yang baru diseduh. Di dapur kecil yang rapi, Aresya berdiri dengan santai. Rambutnya diikat asal, membiarkan beberapa helai membingkai wajahnya yang tampak tenang.

Gaun tidur tipis berwarna biru muda melekat pada tubuhnya, menari lembut setiap kali ia bergerak. Seolah-olah malam sebelumnya tak pernah terjadi. Seolah tidak ada trauma. Tidak ada pelukan. Tidak ada keheningan aneh yang menggantung terlalu lama di antara keduanya.

Ia mengaduk telur dalam wajan sambil bersenandung pelan. Di meja makan, dua piring sudah tertata rapi. Satu untuknya, satu lagi—seperti biasa—untuk pria yang belum juga keluar dari kamarnya.

Aresya tidak berharap banyak. Ia hanya menjalani pagi seperti biasanya, seperti rutinitas kecil yang mulai terbentuk di antara kekacauan hubungan mereka yang entah bisa disebut apa.

Satu hal yang pasti, ia tak pernah lupa menyiapkan porsi untuk Arion. Entah karena sopan, entah karena bagian dari rencana, atau karena sesuatu yang bahkan tak ingin ia akui.

Arion membuka pintu kamarnya dengan langkah pelan. Rambutnya masih sedikit berantakan, kaos abu-abu dan celana panjang santai menyiratkan bahwa dia belum sepenuhnya siap menghadapi dunia luar.

Matanya langsung tertuju pada sosok yang sedang membelakanginya di dapur. Pemandangan yang sama seperti pagi-pagi sebelumnya.

Dan anehnya... ia tak lagi terkejut melihat punggung ramping itu dibalut kain tipis, atau suara spatula yang beradu dengan wajan. Ia mulai terbiasa.

Terbiasa dengan kehadiran Aresya, dengan aroma masakannya, dengan cara gadis itu menciptakan ketenangan semu di tengah badai.

Namun, saat ia menatap punggung itu lebih lama, ada satu hal yang tetap membuatnya resah.

Pagi ini, Aresya terlihat terlalu tenang. Terlalu... damai.

Seolah-olah pelukan semalam hanyalah angin lalu. Seolah-olah luka yang ia lihat di balik mata wanita itu hanyalah khayalannya semata.

Dan itu—justru yang paling mengganggunya.

Suaranya keluar tanpa rencana, tanpa pertimbangan—seperti sesuatu yang muncul dari dalam dada, begitu saja.

“Aku ingin sarapan bersama,” ucapnya pelan.

Aresya menoleh, sedikit terkejut, namun wajahnya segera melunak menjadi senyum. Senyum khas miliknya—yang manis, lembut, dan menyesatkan pada saat bersamaan.

“Baiklah,” jawabnya ringan, lalu dengan cekatan ia memindahkan sarapan ke meja makan. Pancake dengan sedikit olesan madu, telur orak-arik, dan potongan kecil buah segar. Porsinya sederhana, tapi cukup untuk membungkus keheningan yang biasanya menyelimuti pagi mereka.

Arion duduk, matanya sempat menyapu wajah Aresya yang duduk di seberangnya.

Cahaya pagi menyusup masuk lewat jendela, memantul di rambut panjang gadis itu. Beberapa detik ia hanya diam, menyuapkan makanan ke mulutnya dengan gerakan lambat. Seolah sedang menimbang.

Lalu, tanpa mengangkat wajah, ia bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”

Pertanyaan itu menggantung di udara. Aresya terdiam sejenak. Hanya sesaat. Lalu, ia mengangkat wajahnya dan tersenyum seperti tak ada yang lebih ringan dari dunia ini.

“Tentu,” ucapnya dengan nada lembut, begitu meyakinkan. “Aku baik-baik saja.”

Tapi Arion tetap menatapnya.

Senyuman itu terlalu manis.

Terlalu mulus.

Dan justru karena itulah, ia tahu—bahwa kebohongan seringkali punya wajah yang paling indah.

.

.

.

Next 👉🏻

1
Miu Nih.
perempuan badas kok dilawan,, tapi kamu jadi bucin kaann~ 😆😆
Miu Nih.
nyesek juga ya /Sob/
Semangat
huaa thorrr
Semangat
balaskan dendammu aresyaa
Semangat
wah Arion /Gosh//CoolGuy/
Alen's Vy: Gak nahan dia/Curse/
total 1 replies
Semangat
aih maluuu
Semangat
harusnya pernikahan yang sperti ini, hrus dengan org yg saling mencintai. tapi mereka enggak.
Alen's Vy: Iya, kan kak..
total 1 replies
Semangat
suka bgt 'malam telah tua'
Semangat
lanjut thorr gimana ini kepanjutannyaa
Alen's Vy: Besok yaaaa/Whimper//Grievance/
total 1 replies
Semangat
/Blush//Blush/
Semangat
misterius banget Aresya ini ya thor
Alen's Vy: Wkwkwk karena ada sebab.. /Shhh/
total 1 replies
Semangat
ini bagus banget Thor kata2nya
Semangat
lanjut dongg thorr kapan up lagii
Semangat
berani bgt areysa ya thor
Miu Nih.
next kak 🤗👍
Miu Nih.: Haik, siap! udah 😉
Alen's Vy: Follback ya kak/Grievance/
total 2 replies
Semangat
Menarik🥵
Alen's Vy
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Miu Nih.
duh, bener2 misteri, bikin aku mikir pelan 😆 ,, pelan2 ya thor bacanya...
Miu Nih.
yg biasa disebut anonymous kah? 🤔
Miu Nih.
Aresya, yuk temenan sama Dalian 🤗
Makasih tadi udh mampir. jgn lupa keep lanjut teyuz ya...

kita ramein dengan saling bertukar komen...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!