NovelToon NovelToon
VR Immortal: Sekteku Aturanku

VR Immortal: Sekteku Aturanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Menjadi NPC / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dwalkii

Di dunia kultivasi Cangxuan, Han Wuqing bereinkarnasi dari bumi ke dunia kultivasi abadi yang penuh kekuatan dan ketidakadilan.

Setelah berkultivasi selama 10 tahun dengan susah payah, tanpa dukungan apapun. Akhirnya cheat system muncul mewajibkan dia membuat sektenya sendiri.

System aneh yang mengizinkannya memanggil kesadaran orang orang dari bumi, seolah dunia adalah game virtual reality.

Orang-orang dari bumi mengira ini hanya permainan. Mereka menyebutnya "VR immortal".

Mereka pikir Han Wuqing NPC...
Mereka pikir ini hanya ilusi...

Tapi didunia ini— Dialah pendirinya, dialah tuhan mereka. Sekteku Aturanku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwalkii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suasana Pasar Sekte

Kabut pagi masih menggantung rendah di pelataran luar Sekte Yuandao. Sinar matahari baru saja menembus barisan atap genting, menyinari pasar kecil yang mulai hidup di luar gerbang sekte. Suara riuh para pemain, letupan minyak, denting sendok, dan aroma kaldu spiritual bercampur seperti kehidupan yang perlahan tumbuh dari tengah dunia kultivasi yang keras.

Di bawah pohon plum tua di sisi jalan, berdiri sebuah meja kayu sederhana. Di atasnya, dua tungku batu menyala tenang, satu panci besar mengepul, dan papan nama kain merah bertuliskan:

KEDAI DU – MAKANAN HANGAT UNTUK JIWA PEMBERANI

[MichelinChefDu]—seorang pria tiga puluhan dengan rambut dikuncir seadanya dan apron bercorak ikan. Ia tengah sibuk membolak-balik tahu kering di wajan saat suara langkah terburu-buru mendekat.

“Chef Du! Mi spesial pagi ini masih ada, kan?!”

Du menoleh. Pemuda dengan tombak panjang di punggung dan senyum besar itu langsung dikenalnya.

“Zilong kecil...” Du menyipitkan mata curiga. “Bukankah kau baru saja dimarahi BroSlayer di forum semalam? Disuruh hemat Batu Qi, ya kan?”

Zilong langsung terkekeh canggung. “Eh... itu cuma diskusi internal, ChefDu. Lagian, sarapan penting untuk mood dan... semangat bertarung!”

Du mendesah, mengambil mangkuk kosong. “Dasar alasan klasik. Kau ini pendekar atau badut?”

“Badut berjiwa pahlawan!” jawab Zilong cepat, meletakkan satu Batu Qi digital ke panel pembayaran di meja.

Giok kecil tergantung di pinggangnya menyala sebentar—menandakan transaksi sah. Panel batu bersinar:

Pembayaran: 7 Batu Qi – Mi Kaldu Spesial + Teh Bunga embun seribu]

Saldo: 1.240 Batu Qi

Terima kasih atas dukunganmu terhadap Ekonomi Sekte Yuandao!

Du melirik saldo Zilong sekilas, lalu mendecak pelan. “Masih banyak juga... ternyata kau belum bangkrut.”

“Kan sudah kubilang, aku punya pemasukan dari hasil jual core spirit beast kemarin!”

“Dan kau habiskan untuk semangkuk mi?”

Zilong mengangkat bahu. “Kalau aku mati kenyang, setidaknya aku mati bahagia.”

Du menyendok kaldu panas dan meletakkan semur kaki babi spiritual di atasnya. “Sistem Karma tidak memberi poin untuk ucapan konyol, kau tahu.”

“Yah, siapa tahu untuk ‘niat baik terhadap perut’,” kata Zilong sambil mengambil tempat duduk.

Du hanya menggeleng dan kembali sibuk. Di sekelilingnya, pemain lain antre—beberapa baru saja menyelesaikan misi, beberapa tampak masih mengantuk, tapi semua berkumpul di sekitar aroma masakannya.

Di pinggang Du, tergantung giok oval kecil yang terlihat sederhana. Tapi itu adalah kunci dompet digital, kartu identitas murid luar, dan penghubung langsung ke Aula Kontribusi tempat ia membeli bahan masakan.

Sistem uang yang diciptakan oleh sang Ketua Sekte, Han Wuqing, bergerak pelan tapi pasti. Dari papan misi → misi selesai → Batu Qi didapat → dipakai membeli makanan, teknik, atau menyewa lapak → lalu... kembali ke Han lagi.

Du mengaduk panci supnya, lalu bergumam dalam hati:

“Mungkin aku bukan pendekar. Tapi aku bisa memastikan para pendekar tidak bertarung dalam keadaan lapar.”

Ia menoleh sekilas pada Zilong yang sedang menyeruput dengan wajah penuh kemenangan, lalu terkekeh kecil. Di dunia ini, bahkan mulut yang ceroboh pun bisa memberi warna.

Dan dari satu mangkuk sederhana... ekonomi Sekte Yuandao terus berputar.

Tak lama setelah Zilong mengambil tempat duduk di sudut, dua sosok lain muncul dari arah pelataran utama.

Ironshade—tinggi, tenang, rambutnya rapi tersisir ke belakang seperti pendekar disiplin dari cerita klasik—melangkah dengan kepercayaan diri yang tidak dibuat-buat. Di sebelahnya, AshenVale berjalan cepat sambil membawa lembaran kayu ringan penuh catatan, kacamata bulatnya bergoyang sedikit saat ia bicara.

“—aku bilang, kita harus buat pembagian shift. Kamu lihat sendiri kan daftar hunter beast kita nggak merata? Squad tiga kebanyakan pemanah, dan squad dua masih ribut soal formasi,” keluh AshenVale.

Ironshade tertawa pelan. “Vale, ini bahkan belum jam latihan. Biarkan otakku minum teh dulu sebelum kau kasih tabel pivot.”

“Aku cuma bilang kalau kita—”

“—butuh sarapan,” potong Ironshade sambil mengangkat dua jari ke arah Du. “Chef, seperti biasa. Dua mangkuk besar mi, satu telur spiritual, dan teh pahit.”

Du menyeringai. “Dua pemimpin party paling sibuk di sekte. Duduklah, pahlawan pagi.”

AshenVale mendesah sambil duduk, meletakkan papan catatannya di meja. “Zilong? Kau lagi?”

Zilong, yang sudah menunduk seperti anak sekolah, hanya mengangkat sendoknya dengan canggung. “Eheh... sarapan terakhir sebelum hemat, Kak Vale.”

Du meletakkan dua mangkuk mi besar ke meja Ironshade. “Ayo makan dulu. Dunia bisa kau atur nanti.”

Ironshade menangkup tangan ke depan dada, separuh bercanda. “Kau tahu, Chef Du, kalau suatu hari kami berhasil menahan Sekte Serigala Malam... akan ada satu nama yang harus ditulis di batu peringatan: MichelinChefDu.”

Du tertawa kecil. “Tulis di belakang, ya. Di dekat dapur.”

AshenVale mengambil sumpit. “Atau setidaknya beri dia satu kupon bebas sewa pasar seumur hidup.”

Du mengangkat alis. “Jangan terlalu mulia. Aku masih bayar bahan dari Aula Kontribusi.”

“Dan kau tetap pakai Batu Qi digital, kan?” sela Ironshade. “Canggih. Seperti dunia nyata, tapi lebih aman.”

Du menunjuk giok kecil di pinggangnya. “Semua transaksi lewat ini. Kalau hilang pun, hanya aku yang bisa akses isinya.”

AshenVale mencatat sesuatu lagi. “Kita butuh buat daftar pedagang aktif. Jaga suplai logistik. Chef Du, nanti mau kudata ya.”

“Selama kau tak meminta laporan pajak,” jawab Du sambil menuang teh.

Mereka tertawa kecil bersama. Pagi di Sekte Yuandao terasa seperti pagi di tempat manapun—dunia luar mungkin menunggu dengan bahaya, tapi untuk sesaat, mangkuk panas dan obrolan hangat membuat segalanya terasa lebih ringan.

Di atas tangga batu yang menghadap pasar kecil, YueLian berdiri diam, jubah putihnya berayun pelan diterpa angin pagi.

Wajahnya tenang, namun matanya mengamati dengan sorot aneh—antara bingung dan kagum.

Di bawah sana, pemain bercengkerama sambil menyantap sarapan. Beberapa tengah memeriksa panel sistem. Beberapa lainnya memindahkan keranjang berisi bahan masakan, senjata bekas, atau bagian beast ke stan pasar mereka.

Suasana ramai... tapi bukan seperti sekte kultivasi biasa.

“Pasar murid... di luar sekte,” gumam YueLian lirih. “Toko persenjataan sekte terbuka, buku teknik bisa dibeli bebas... Bahkan mereka bisa menyewa lapak?”

Langkah tenang terdengar dari belakang. Han Wuqing berhenti tepat di sampingnya, pandangan lurus menembus hiruk pikuk pagi itu tanpa ekspresi.

Yue akhirnya menoleh padanya.

“Apa ini memang sekte... atau kota dagang?”

Han tak menjawab langsung.

“Mereka membayar untuk bertarung. Dan mereka bertarung untuk bertahan.”

Yue mengerutkan kening. “Di sekte lamaku... semua teknik harus diwariskan. Hanya tetua yang berhak menentukan siapa yang layak menerima. Barang spiritual dikunci lewat status atau kontribusi pada sekte. Tidak ada yang dijual bebas.”

Han tetap menatap lurus.

“Sekte tradisional membatasi aliran sumber daya untuk menjaga stabilitas.”

Ia mengangkat satu tangan, menunjuk ringan ke arah papan misi besar di ujung pelataran.

“Tapi aku tidak membangun stabilitas. Aku membangun momentum.”

“Setiap tugas menghasilkan Batu Qi. Batu Qi digunakan untuk membeli teknik, perlengkapan, dan makanan. Siklus terus berputar. Mereka tumbuh... tanpa menunggu diseleksi.”

YueLian terdiam sesaat. “Tapi untuk membayar Batu Qi pada tiap tugas... dari mana kau dapatkan sumbernya? Sekte ini baru. Tidak punya tambang. Tidak punya wilayah kekuasaan.”

Han melipat tangan di balik lengan jubahnya.

“Aku mendesain sistem dompet digital. Semua Batu Qi awal dikelola dari sumber pribadi—lalu diputar melalui sistem yang kutanamkan.”

“Para pemain membayar kembali melalui teknik, sewa pasar, pengeluaran konsumsi, bahkan kontribusi murni. Tidak ada uang yang hilang. Hanya berpindah tangan.”

“Tidak seperti sekte-sekte lain yang menggantungkan sumber daya dari luar, aku membangun ekonomiku dari siklus dalam. Dan satu hal lagi…”

Han mengangkat sepotong giok kecil dari saku lengan jubahnya—identik dengan yang tergantung di pinggang para pemain.

“Ini bukan hanya simbol. Ini sistem.”

Yue menatap giok itu.

“Alat transaksi, simbol identitas murid, dan izin akses sistemik. Terhubung langsung ke pusat sekte. Bahkan jika dicuri... hanya pemiliknya yang bisa menggunakannya.”

Ia menunduk pelan. Lalu berkata, lembut, seperti orang yang menemukan jawaban namun tidak tahu harus senang atau takut:

“Kau bukan ketua sekte... kau seperti pemimpin kota kultivator—menguasai seni memimpin, dan mengatur segalanya hingga terkendali.”

Han menghela napas tipis dan tersenyum samar.

“Kau melebih-lebihkan, Yue. Ini hanya hal kecil.”

Ia berbalik tanpa menunggu balasan. Langkahnya pelan, jubahnya berayun ringan—seolah dunia ini hanya panggung, dan para murid hanyalah pemeran yang tak sadar sedang diarahkan.

YueLian menatap punggungnya yang menjauh, lalu berbisik nyaris tak terdengar:

“...Berbahaya.”

1
iqbal nasution
oke thor
iqbal nasution
next
Azizah18
semangat thor/Determined//Determined/
Azizah18
DualQi, RedAndWhite?/Slight/
Pelukis Takdir 🎶✨
Up Thorrr/Panic/
Seorang Penulis✍️
gw kasih hadiah Thor satu vote, biar cemunguttt💰🎶💋
Seorang Penulis✍️: Yoi Bray 👌🗿
Dwalkii: Makasih Kawan/Pray/
Senang kalau kamu menikmati novel nya😆
total 2 replies
Seorang Penulis✍️
uhuk... ya benar alat- eh pemain😆🗿💰
Seorang Penulis✍️
Wow, ngeri juga nih 🗿 main komputer didunia kultivasi 🗿🎶
iqbal nasution
mantap
PanGod
Aku mampir thor.

sekteku aturanku. Jadi keinget manhua Invincible at the start/CoolGuy/ Keren, thor! SEMANGAT!
Dwalkii: Wkwk thanks udah mampir(≧▽≦)
Iya, emang vibes-nya agak mirip Invincible at the start, tapi aku justru dapet banyak inspirasi dari manhua This Game Is Too Realistic 😁
Makanya ada unsur VR-nya juga hehe.
Semoga ceritanya makin seru ke depannya! 💪🔥
total 1 replies
Aryanti endah
Luar biasa
Dwalkii: Terimakasih Pujian nya(≧▽≦)
Tinggal Sedikit lagi Menyentuh Bab 20!!
Terus Dukung Novel Ini Ya!!
total 1 replies
Mưa buồn
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Dwalkii: Terimakasih pujian ya!!(≧▽≦)
Aku akan usahakan untuk update cepatnya.
Enjoy membaca yaa!!
total 1 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
Dwalkii: Terimakasih atas dukungan mu(≧▽≦)!!
Semoga kamu menikmati ceritanya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!