Dua orang remaja yang bertemu di bangku SMA, pertemanan menyatukan keduanya kemudian naik level menjadi jatuh cinta.
Banyak rintangan yang harus di lewati untuk mencapai kata BERSAMA, hingga salah satu dari mereka dipaksa untuk pergi.
Apakah perjuangan cinta mereka akan berakhir indah layaknya senja dan langit biru? Mau menjadi saksi perjuangan cinta mereka?
Baca disini‼️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18 : Munculnya rasa Ketidakpantasan
Pagi hari ini tampak sedang gerimis.
"Cika gerimis." Kata Akia yang hendak memakai sepatunya.
"Iya nih, lo ada payung kan?." Kata Cika.
"Ada, lo punya? Kalau nggak punya barengan aja." Kata Akia.
"Ada aman ki." Kata Cika.
Akia dan Cika berjalan berdampingan sambil terus bertukar cerita dibawah rintik hujan.
"Ini punya aku."
"Aku mau ikut, aku nggak punya payung."
"Nggak boleh."
Akia mendengar keributan yang disebabkan oleh dua anak yang berbuat sebuah payung.
Akia dan Cika lalu mendekat ke arah kedua anak itu.
"Eh adek, kenapa?." Kata Akia.
"Ini kak, payung aku kan kecil masa dia mau numpang. Salah dia juga nggak punya payung." Kata Anak 1.
"Aku akan mau numpang sebentar buat ke sekolah. Aku emang nggak punya payung." Kata Anak 2.
"Kenapa nggak berbagi aja payungnya?." Kata Akia memberikan solusi, tapi tidak diterima baik oleh anak pemilik payung.
Akia yang melihat situasi di depannya tidak bisa mengabaikannya seolah tak melihat apapun.
"Gimana kalau kamu pakai payung kakak gimana mau?." Kata Akia pada Anak 2.
"Eh Ka, lo gimana kalau payungnya di kasih ke dia?." Kata Cika menyenggol pelan tubuh Akia.
"Udah nanti aja, ini dulu kasihan." Kata Akia.
"Boleh kaka?." Kata Anak 2.
"Boleh dong, kamu mau? Tapi payungnya polos nggak bagus kayak punya temenmu." Kata Akia.
"Gapapa kak yang penting aku bisa berangkat ke sekolah." Kata Anak 2.
"Yaudah ini payungnya, hati-hati ke sekolahnya ya." Kata Akia menyerahkan payungnya.
"Baik Kakak, terima kasih banyak." Kata Anak 2 sambil berjalan menjauh.
Akia memandang dua anak di depannya menjauh.
"Terus Lo gimana ki?." Kata Cika.
"Kan ada Lo."Kata Akia melirik ke arah payung milik Cika.
Cika menyipitkan matanya dan memberikan tatapan sinis.
"Yaudah ayo." Kata Cika.
Keduanya berjalan berdampingan saling berusaha untuk tidak terkena hujan.
"Gue suka bareng gini sama lo ki." Kata Cika memeluk tubuh kecil Akia.
"Gue boleh kana anggep lo kakak gue?." Tanya Cika.
"Emang dari dulu gue udah dianggap kakak kan sama Lo?." Kata Akia dan dibalas anggukan oleh Cika.
Setelah berjalan beberapa menit akhirnya keduanya sampai di depan gerbang.
"Wahh akhirnya sampe juga." Kata Akia.
"Iya untung kita peke Hoodie jadi nggak terlalu basah deh." Kata Cika.
"Ayo masuk." Kata Akia.
"Eh Ki, Cik." Panggil Denika dari arah belakang.
Akia dan Cika yang merasa dipanggil namanya akhirnya menengok ke sumber suara.
Akia tersenyum ke arah Denika yang memanggilnya, sedetik setelah melihat Denika muncul rasa tak pantas dalam diri Akia.
Akia memandang sekujur tubuhnya yang basah kuyup kemudian memandang ke arah Denika yang tampak kering tak terciprat satu tetes airpun.
"Makasih pak, bapak pulang aja." Kata Denika pada supirnya yang sedari tadi memayunginya.
"Baik den." Kata Supir tersebut dan langsung kembali ke mobil.
"Kalian baru berangkat? Kok basah kuyup?." Kata Denika.
"Iya baru banget berangkat, iya lah kan hujan." Kata Cika.
"Oh iya deng." Kata Denika menggaruk kepalanya.
Akia hanya diam menahan rasa aneh di dalam hatinya.
"Yaudah ayo masuk." Kata Akia membalikan tubuh meninggalkan Denika dan Cika.
Denika dan Cika menyusul Akia yang berjalan meninggalkan mereka berdua.
"Kenapa i Ki?." Kata Akia menyebelahi Akia.
"Engga, gapapa kok ayo ke kelas." Kata Akia.
Ketiganya masuk kelas beriringan, untungnya guru belum datang padahal mereka sudah telat sekitar sepuluh menit.
"Hallo Ton." Sapa Cika.
"Pagi Ton." Sapa Akia.
"Hello Bro." Kata Antony membalas sapaan Cika dan Akia.
"Hello bro." Kata Tony sambil memeluk Denika.
"Lepasin." Kata Denika mendorong tubuh Antony.
"Selamat pagi anak-anak." Kata wali kelas yang memasuki ruangan.
Para siswa yang tadinya sibuk langsung menempatkan diri di tempat duduk masing-masing.
"Pagi Bu." Jawab para siswa.
"Hari ini lumayan dingin ya, apalagi karena hujan begini. Ibu berpesan selalu jaga kesehatan."
"Siap bu." Jawab para siswa kompak.
"Hari ini hadir semua kan?." Kata wali kelas.
"Ketua kelas?." Sambung.
"Lengkap Bu." Jawab Kiara selaku ketua kelas.
"Oke terima kasih semuanya, semoga pelajaran hari ini menyenangkan baik ibu izin undur diri, see you." Kata Wali kelas.
"See you." Jawab para siswa.
Sekolah ini mempunyai kebiasaan yang berbeda dibandingkan sekolah menengah lain. Sebelum pelajaran dimulai wali kelas akan mengisi jam pertama untuk memberikan bimbingan dan evaluasi kepada kelas yang dipimpinnya.
"Wahh kalian cape nggak sih?." Kata Antony mendekat ke meja Akia dan Cika.
"Cape banget ya nggak Ki." Kata Cika menggerakkan lengannya.
"Iya lumayan nguras tenaga." Kata Akia.
"Nanti sepulang sekolah mau bakso gak, gue traktir nih."Kata Antony.
"Wihh banyak uang Lo?." Kata Cika.
"Iya dong, uang saku gue Ais diisi ulang nih." Kata Antony menunjukan isi dompetnya.
"Boleh juga tuh, mau nggak Ki?." Kata Cika.
"Mie Ayam boleh?." Kata Akia.
"Gas aja Ki." Jawab Antony.
"Eh tapi, Denika gimana, aja aja kali ya?." Kata Antony melihat ke arah Denika yang sedang duduk memainkan ponselnya.
"Boleh ajak aja kalau mau, ya nggak Ki?." Tanya Cika dan dibalas anggukan oleh Akia.
"Lo aja deh Ki yang bilang." Kata Antony.
"Daniel sini!." Panggil Akia.
"Iya kenapa?." Jawab Daniel dari bangkunya.
"Sini dulu." Kata Akia.
Daniel lalu mendekat ke arah Akia dan membungkukkan badannya agar setara dengan wajahnya setara dengan wajah Akia.
"Nanti sore rencana mau ditraktir bakso sama Antony, Kamu amu ikut?." Kata Akia dengan mulut kecilnya.
"Aku boleh ikut?." Kata Denika.
"Boleh dong, mau?." Kata Akia dan dibalas anggukan oleh Denika disertai senyum yang menunjukkan gigi rapinya.
Akia balik tersenyum menunjukan gigi gingsulnya.
"Heh kok pada senyum aja dari tadi, sama pandang pandangan lagi." Kata Antony berbisik pada Cika.
"Udah diem aja, kayak baru tau aja." Kata Cika berbalik berbisik.
"Selamat Pagi anak-anak." Kata Guru Sejarah yang baru saja masuk.
"Pagi Pak." Jawab para siswa.
"Ayo semuanya Kemabli ke tempat duduk masing-masing." Kata Pak Guru.
"Ki gue balik dulu ya." Kata Daniel dan dibalas anggukan oleh Akia.
"Udah ayo." Kata Antony merangkul pundak Daniel.
"Cantik ya." Kata Antony berbisik di telinga Denika.
Wajah Denika tampak memerah padam.
"Udah Ki, gass aja." Kata Cika berbisik.
Akia yang faham maksud dari Cika tiba-tiba mengalihkan pandangannya yang sedari tadi memandang Denika.
"Gue ragu Cik." Kata Aika.
"Why?." Kata Cika dengan dahi mengkerut.
"Kami beda." Kata Akia menundukkan pandangannya.
"Jangan rendah diri, kamu pantes kok."
"Apa yang beda dari kamu sama Denika?." Kata Cika.
"Dia punya segalanya Cik, aku takut kedepannya nggak akan mudah." Kata Akia.
"Ki, kalau belum di coba nggak akan tahu kan. Aku yakin semua bakal baik-baik aja. Kamu lihat kan di panti keluarganya baik banget." Kata Cika.
"Maksih sarannya Cika." Kata Akia.
"Baik anak-anak kita mulai pelajaran hari ini ya. Silahkan buka buku kalian di halaman 78." Kata Guru sejarah di depan.
"Baik pak." Jawab seluruh Siswa.
Bersambung,,,,