From Debt Collector To Great Mother

Senyuman manis mengembang di wajah Caroline. Lembaran uang itu berada di tangannya. "Pelanggan pertama kita." Ujar Zian.

"Iya." Ucap Caroline.

"Apa kau kesulitan?"

"Tidak, tinggi mejanya bagus. Aku tidak kesulitan. Dan, terlebih..... Kursi roda nya baru, aku bisa bergerak leluasa." Jelasnya Zian dengan wajah berbinar.

"Ya, tapi jangan lupa kita harus sering melatih sensorik mu."

"Iya."

"Lihatlah Ella juga terlihat senang dengan ini. Dia begitu tenang di ayunan nya." Bayi perempuan itu terlihat anteng di ayunan nya, matanya tidak terpejam, tapi terbuka seolah ikut melihat usaha kedua orang tuanya.

"Ayo kakak-kakak cantik dan abang-abang ganteng beli tahu ajaib nya dan es yang segar! Murah-murah! Rasanya enak!" Daniel kembali menyuarakan dagangannya. Meksipun cuaca panas, tidak menyurutkan semangatnya.

"Tahu ajaib! Tahu ajaib! Beli-beli, murah-murah dan rasanya enak!"

************

"Tidak apa kan, hanya lima orang yang beli." Jelas Zian.

"Ya, daripada sama sekali tidak ada." Ucap Caroline, dia menyadari sesuatu. Biasanya dia merasakan begitu mudahnya mencari uang dengan kemampuannya, tapi sekarang. Dia mencoba hal yang lain dengan membuka usaha. Dan itu tidaklah mudah.

'Tolong berikan kami waktu Nona. Kami akan bayar, dagangan suami ku tidak laris.'

'Singkirkan tangan mu! Aku tidak peduli ya. Apapun alasannya, aku ingin uang ku kembali! Ini sudah jatuh tempo!'

'Apa nona tidak pernah berpikir bagaimana sulitnya mencari uang? Tolonglah....'

'Aku tidak peduli! Aku mau uang ku! Kalian! Cepat cari barang yang bisa dijual di rumah mereka! Cepat!' teriak Caroline.

'Kau sangat kejam Nona! Kami sudah membayar sebagian setidaknya berikan kami waktu! Aku berdiri semoga kau merasakan yang kami rasakan!'

'Maksudmu karma? Dengar ya! Doa dari orang miskin seperti mu itu tidak akan berlaku padaku! Lagipula! kalian sendiri yang menyusahkan diri kalian sendiri! Enak saja menyalahkan orang lain!'

'Ingatlah! Kau akan merasakannya! Merasakan bagaimana kehidupan seperti kami!!!!' Sentuhan lembut di pundaknya menyadarkan Caroline.

"Apa? Apa Ella menangis?"

"Bukan, kau baik?" Tanya Zian.

"Ya, aku baik-baik saja."

"Aku simpan jualan yang masih bisa kita jual kembali."

"Lalu sisanya?" Tanya Caroline cepat.

"Aku berikan pada orang yang lewat. Dia tidak mampu." Jawab Zian.

"Kenapa?"

"Tidak apa. Aku akan memeriksa apa yang ada dan tidak." Jelas Carolline.

Dia melihat dagangannya yang masih tersisa. "Aku harus membuat gebrakan baru. Untuk menarik orang-orang. Bukan hanya sekedar diskon. Tapi juga sesuatu yang begitu menarik..." Caroline tampak berpikir keras.

Minggu berikutnya, Daniel tidak lagi berteriak. Tapi dia hanya memegang menu serta duduk di papan dengan tampilan menarik yang benar-benar membuat orang datang.

"Aku mau paket yang ini!"

"Aku juga!"

"Aku juga! 3 porsi ya!"

"Iya-iya, silakan duduk dulu."

"Iya, tunggu sebentar." Zian membuat minuman dan Caroline menggoreng serta mengambilkan tahu ajaib itu. Sedangkan Ella, dia terlihat tenang tidak menganggu kedua orang tuanya yang sedang bekerja.

Para mahasiswa mahasiswi berkumpul membeli, terlebih para mahasiswi. Mereka begitu tertarik dengan jajanan itu, terlebih membeli satu kotak tahu ajaib berisi 3 mereka mendapatkan minuman yang menyegarkan dengan harga terjangkau. Siapa yang tidak tertarik, Daniel tersenyum melihat orang-orang yang datang dan membeli dagangan ibunya.

Bersambung......

Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🙏 🙏